[Juice untuk sakit perut]

1.6K 58 0
                                    


____________________

"kamu ko gugup gitu sayang?" heran Aldo, dan membuat Acha harus memutar akal mencari jawaban yang sebisa mungkin dapat membinasakan pertanyaan Aldo lebih banyak lagi.

"Sayang, kamu ko gak ngasih tau aku kalau kamu bakalan pindah sekolah disini? tanya Acha mengalihkan topik.

"Iya sih, kejutan buat kamu, kamu seneng'kan? kita bisa menimbah ilmu bareng di sekolah yang sama, dan kamu akan terkejut juga karena--" Aldo menjedahkan ucapannya membuat Acha sangat penasaran.

"karena apa?" Acha terlihat tidak sabaran.

"Karena aku sekelas dengan kamu !" ucapnya dengan rasa bahagia

"Yey!"  seru Acha

Mereka saling berpelukan, melepas rindu yang sudah lama terpendam. Mereka merupakan pasangan kekasih dari sejak SMP, dan kini mereka sudah kelas XII SMA.

Namun di sisi lain Acha bimbang dengan statusnya yang sekarang, ia sudah halal dimiliki oleh pria lain karena di jodohkan. Tetapi, Acha tidak sanggup membicarakan kebenarannya pada Aldo, karena Acha takut kehilangan dia.

_________________

"Selamat siang semuanya ! " seru Vano berdiri didepan kelas Acha.

Acha yang semula sibuk dengan teman nya langsung menggerutu kesal karena Vano akan mengajar didalam kelasnya.

"Perkenalkan nama saya, Ravano Andriano kalian cukup memanggil dengan sebutan Pak Vano saja, mulai hari ini dan sampai kalian lulus, saya akan jadi wali kelas kalian dan pelajaran yang saya bawa adalah Fisika, jadi kalian harus menguasai itu ... jika kalian ingin lulus dengan sempurna ikuti semua aturan dari saya, apa kalian mengerti ?" tegas Vano, disini keliatan sekali aura horor dari seorang Vano.

"walaupun galak, yang penting ganteng," celetuk Ara

"semuanya aja kamu nilai ganteng," sindir teman lainnya.

"Ye... sirik aja kalian,"

"Sudah! sudah! jangan ribut, saya akan menulis beberapa list peraturan saat berada dikelas saya," Vano mulai menulis poin-poin aturan untuk muridnya.

pertama :
   tidak boleh bermain ponsel
   Sebelum belajar ponsel
    Dikumpulkan
Dua.    :
   Tidak boleh ribut
   Walau hanya sekedar
    Berbisik sekalipun

Tiga.   :
   Tidak boleh keluar kelas
    Sebelum istirahat
Empat.  :
    Tidak boleh mengeluh
    Dengan apapun materi
     Yang akan di bahas.
Lima.   :
         Dilarang telat
         Tidak diterima
         Dalam alasan klasik

Enam.   :Dilarang berpacaran
         Didalam kelas
       

Melanggar maka akan kena
Sanksi berupa ;
              
-Surat peringatan
-lari keliling lapangan 20X
-Tidak diberi nilai

"Hah!" semua muridnya menganga lebar, baru pertama kali mereka bertemu dengan seorang guru yang berlaku kejam seperti ini.

"Kalian mengerti ?" tanya Vano

"Me---mengerti pak, huh ...," jawab mereka seperti orang kelelahan saja.

"Sekarang saya mau bertanya siapa sekretarisnya disini?" tanya Vano dan memerhatikan seluruh orang yang ada dikelas.

Acha menunjuk tangannya dengan malas. "Saya pak, " kata Acha.

"Oh baiklah, kamu catat semua poin peraturan ini dalam waktu 5 menit, kamu harus cepat menulisnya, kalau kamu telat maka kamu akan saya hukum," ucap Vano

"Apa? Bapak sudah gila apa? nulis dalam waktu lima menit, kalau cuma beberapa kata bolehlah, tapi kan?" protes Acha yang tidak terima

"Saya mulai hitung dari sekarang, ayo tulis !" titah Vano

"Tulis aja Acha, cepetan ... ," suruh temannya

Dengan terpaksa Acha cepat-cepat menulis.

Acha melirik Vano dengan tatapan sengit, dan Vano hanya memainkan balpoin diatas meja sambil membuka buku Fisika yang siap akan di bahas hari ini.

________________

Acha sudah pulang dari sekolah, rasa kesal dari sekolah sampai terbawa kerumah.

"Awas aja aku balesin juga ulahnya tadi, apa ya kira-kira ? bingung Acha, kemudian ia kedapur dan mencari ide licik untuk mengerjai suaminya- Vano itu.

Ting!
Nong!

Acha buru membuka pintu dan melihat Vani yang baru pulang sepertinya kelelahan karena pekerjaan nya seharian ini disekolah.

"Mas," panggil Acha

"Mimpi apa kamu manggil saya mas?" heran Vano

"Emangnya salah? kan' aku udah jadi istri kamu mas, kamu pasti capek ya? masuk yuk ... aku bikinin kamu minum ya?" tawar Acha

Walau sempat heran dengan sikap Acha, tapi Vano mengangguk karena memang haus.

_

"Gimana mas? enak juice nya?" tanya Acha dengan tersenyum manis

"Lumayan, tumben kamu bersikap begini ... tapi bagus si, karena memang kamu harus bersikap begini kepada saya," kata Vano dan terus meneguk juice buatan Acha.

"Iya dong mas, mas udah enggak haus lagi'kan?" tanya Acha

"Enggak ko, saya mau ke kamar dulu ya ? Vano berdiri dari tempatnya duduk

"Kok perut saya jadi mules begini ya Cha?" tanya Vano dan meraba perutnya dan reaksi mukanya seperti menahan sesuatu yang hendak meledak.

"Kenapa mas? kok gitu mukanya?" heran Acha hanya dibuat-buat

"Perut saya Cha, aduh ...,"

Pret!

Dpret!

"Aduh mas, jorok ih ... kentut lagi, malu dong mas ?!" Acha menutup hidungnya.

"Perut saya ga enak begini, kamu campurin apa di minuman ini? kamu pasti menaruh sesuatu'kan?" tuduh Vano

Prepett!
Bud! Bud!

Kentut yang berirama , dan Acha tidak mampu untuk menahan tawanya lebih lama

"Cepetan keluarin mas, nanti berserakan dilantai lho! ha-ha!" tawa Acha

Vano menunjuk Acha."kurang ajar kamu Acha, aaakh! liat saja pembalasan saya nanti,"ancam Vano sembari berlari ke kamar mandi di dekat dapur, kalau berlari ke kamar mandi di kamar atas pasti tidak akan sempat lagi.

'haha, makanya ... jangan ngerjain aku waktu disekolah, emangnya enak kena batunya ?" sindir Acha kemudian berlalu kekamar.

Bersambung

My Husband Is A Teacher [ TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang