[Rumah besar kamar Hanya Satu ?]

2.7K 80 0
                                    


Jangan lupa untuk Vote cerita ini



Vote dulu ya?



"Turunin aku, cepatan!"

Vano menurunkan Acha dari gendongannya. Mata Acha menatap sengit kearah Vano.

"Jangan-jangan, kamu sudah lama naksir sama aku'ya? makanya, kamu  nyari kesempatan dalam kesempitan terus," selidik Acha

Vano merotasikan matanya, dan membalas menatap Acha dengan tatapan biasa saja.

"Anak kecil seperti kamu, apa untungnya ?" ledek Vano setelah menilai fisik Acha. Tentu, Acha memang terlihat seperti wanita sudah dewasa namun sikapnya jauh dari itu semua.

"Syukur deh, kita ini menikah tanpa adanya cinta, jadi jangan banyak berharap lebih ... kamu bukan tipeku," Acha terlihat angkuh

"Dan kamu kira, kamu adalah tipeku? tentu saja tidak, sudahlah ... soal tadi lupakan saja, " lerai Vano

"Oke!"

_________________________

Genap seminggu hari setelah pernikahan mereka. Dan, sekarang Vano berpamitan untuk mengajak Acha-istrinya, agar menetap dirumah yang sudah lama ia beli namun belum ia tempati. Sebenarnya Acha tidak mau ikut, tetapi ... Papanya mengancam akan mencoret namanya dari kartu keluarga, mau tidak mau harus mau.

"Kita berangkat Mi,Pi," pamit Vano

"Hati-hati bawa mobilnya," saran Papi Husen

"Mami percaya kamu akan menjaga anak Mami, semoga kalian selalu berbahagia," Mami Dina dengan penuh harap.

"Amin Mi, jaga diri kalian ...,"

Acha melirik kearah Rumah yang sudah delapan belas tahun ia tempati, namun kini ... ia harus meninggalkannya karena sudah memiliki keluarga, dan juga rumah baru.

_________________________

" Rumah sebesar ini, kenapa kamarnya cuma satu?" protes Acha

"Memangnya kenapa? masalah?" tanggap Vano sembari merebahkan diri diatas kasur empuk.

"Masalah besar dong," kata Acha

"Apa masalahnya?" tanya Vano

"Masa kita sekamar si, aku enggak mau ya ... nanti kamu terpesona liat aku terus kamu sentuh aku," ujar Acha

"Terus?" tanya Vano sambil meruba posisi menjadi duduk

"Ya terus, aku enggak mau tidur satu kamar dengan kamu ...," kata Acha

"Kalau begitu, " Vano menarik tangan Acha

"Eh, mau kemana ?" tanya Acha

"Kamu bisa tidur di kamar gudang, atau dimanapun yang kamu mau ..., selamat malam istri," kata Vano setelah membawa Acha keluar dari kamarnya. Kemudian Vano menutup pintu kamar dan tidak lupa menguncinya dari dalam.

"Hah, akhirnya telinga ku bisa aman sekarang," ungkap Vano dan kembali merebahkan diri.

Berniat untuk tidur akan tetapi.

"VANO BIADAB! BANGSAT! MATI SAJA KAU! "

Vano terkejut mendengarnya dan menutup telinga.

"Kalau kamu biarin aku tidur di luar! Aku akan terus mengoceh didepan pintu kamar! " ancam Acha

"Tahan Vano, kamu pasti bisa menahan kekesalanmu itu, tidur saja ... anggap saja itu anjing sedang menggonggong," gumam Vano

Tidak pernah kehabisan akal, Acha mencari panci di dapur dan tidak lupa centong besi.

Tras!!dprash!ctrangg!

"Ya Allah, punya istri kok gini banget ...?" keluh Vano yang sangat terganggu dengn bunyi bising yang sengaja Acha bunyikan.

Brak!

"Akhirnya pintu kamar dibuka, makanya ja--" ucapan Acha terhenti karena Vano membopong tubuh nya seperti karung beras.
Dan melemparnya keatas kasur.

"Kya! bokongku sakit! eh, kamu mau apa hah? ko gitu banget liat aku , oh kamu terpesona kan sama aku ?"

Vano menyunggingkan senyumannya dan perlahan mendekati Acha yang berada dibawanya.

Sebelum peristiwa  malam pertama waktu itu terjadi lagi, maka Vano menahan kaki Acha, membuatnya tidak bisa menerjang 'sesuatu'

"Mau apa si? jangan macem-macem !" protes Acha

Deruh napas Vano terdengar teratur tepat di telinga Acha. "diam, atau ku benar-benar membuka segel keperawananmu malam ini?!" ancam Vano

Dag...Dig...dug...

Jantung Acha berpacu tidak dapat di kontrol, ia fanik dan juga takut jika itu benar.
Ia melirik Vano yang menggeser tubuhnya disamping Acha namun satu tangannya memeluk tubuh Acha, untuk mencegah  Acha memberontak dan pasti akan menganggu Vano lagi.

"Tidur lah," suruh Vano Dengan menatap sayu karena dia memang sudah mengantuk.

"Kamu aja yang tidur, aku enggak bisa tidur !" seru Acha

"Oh begitu, apa mau aku tiduri?" Vano kembali berniat untuk mendekati Acha.

Bersambung

My Husband Is A Teacher [ TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang