Vanya sangat licik

557 34 7
                                    

VOTE JANGAN DILUPAKAN


Rika heran mengapa mertuanya yang jemput dia bukannya suaminya. Sesuai dengan janji katanya Ravano akan menjemput ia.

"Ma, kok mama? Mas Vanonya mana?" tanya Rika

"Gara-gara anak itu, jadinya Ravano nyuruh mama buat jemput kamu. Katanya kamu mau cek  kandungan kamu?!" kata Hani

"Apa Oma? jadi gara-gara Deby Mama nya Vanya enggak di anterin sama Papa? aku jadi kesel sama Deby Oma," kata Vanya

"Jangan kesel sayang, udah lah. Yang penting kita masih bisa pergi sekarang, ayo naik?" suruh Rika pada Vanya

'kalau ketemu nanti bakalan aku cubit,' batin Vanya

Sampailah mereka dirumah sakit.
Dokter memberikan vitamin lanjutan untuk Rika.

"Janin nya sehat ibu, kiloan ibu juga akan semakin bertambah," kata Dokter

"Benar banget dokter,"

"Cucu saya, jenis kelamin nya enggak akan berubah kan dokter?" kata Hani

"Insyaallah tidak ibu, cucu anda laki-laki," kata nya

Hani tersenyum senang ia mendekap Rika.
"Kamu memang menantu andalanku," kata Hani

"Makasih Mama, mama juga mertua yang paling baik buat Rika ," tambah Rika

"Oma, karena aku masih kecil'kan aku enggak bisa jagain Mama, sebentsr lagi mama aku bakalan melahirkan jadi aku pengen tinggal dirumah Papa lagi," kata Vanya

"Oh cucuku sangat pintar, Rika kamu tidak keberatan'kan?" kata Hani

"Rika sih terserah aja," balas Rika

"Kamu memang harus tinggal dirumah suami kamu nak, kamu lagi hamil tua begini kok," lanjut Hani

'Yes! akhirnya bisa serumah sama Deby ... aku bakalan bikin dia enggak akan betah di rumah,' batin Vanya

__________________

"Coba mas, kamu rasain baby kita nendang gitu lho?" kata Rika

Lalu Ravano merabanya. Ia tersenyum bangga.

"Nanti kalau dia lahir, akan ku ajak bermain bola kaki, jadi tidak sabar menantikan kelahiran anak kita," kata Ravano

Rika memeluk Vano sambil menyenderkan kepalahnya di dadanya. "Aku juga tidak sabar Mas, aku seneng deh bisa bikin kamu sama mama seneng," kata Rika

"Iya,"

"Makanya Vano, ngapain juga kamu sibuk ngurusin Acha itu, dia adalah mantan istri kamu. Mendingan kamu itu konsentrasi asam keluarga kamu, ada Vanya ,Rika dan calon anak kedua kalian, Mama juga bangga banget sama menantu mama yang ini," jelas Hani

"Papa?" lirih Deby dari tangga teratas. Ia masih sangat pusing sebenarnya. Namun ia ingin mengambil air karena kehausan.

"Katanya kamu sakit, kok keluar kamar?" kata Vanya

"Kak Vanya, kenapa Kaka disini?" heran Deby

"Ini itu rumah Papa aku, jadi bebas dong kalau aku ada disini juga, emangnya anak Papa cuma kamu aja?" sewot Vanya

"Eh, coba liat Mama aku sama Papa bahagia banget kan? Papa itu sayangnya sama Mama aku, makanya tuh Mama kamu di usir dari rumah ini," kata Vanya

"Kak Vanya kok bilamgnya gitu, Mama sama Papa cuma bertengkar sebentar nanti juga bakalan baikan, " kata Deby

"Deby ... Deby, jangan berharap kamu itu, Oya satu lagi Oma lebih sayang sama aku dari pada sama kamu, heran kenapa kamu ada disini sih, kenapa enggak ikut mama kamu aja," kata Vanya

"Papa!" teriak Deby  lalu turun dari tangga menuju Papanya.

"Ada apa Deby? apa yang kamu butuhkan?" tanya Vano

"Hiks, Deby mau pulang Pa? anterin Deby pulang, Deby mau ketemu Mama!" seru Deby sambil menangis.

Vano menggendongnya lalu mengusap air matanya juga

"Deby sayang, kamu tidak bisa kembali sama Mama kamu lagi, lagian ini rumah kamu, ada apa memangnya?" kata Vano

"Mama!" seru Vanya lalu mendekat ia juga menangis.

"Kenapa Vanya?" tanya Rika

"Tadi waktu Vanya mau ajakin Deby main, tapi Deby bilang dia enggak mau main sama Vanya Ma. Dia jga bilang kenapa Vanya sama Mama disini, dia enggak suka," kata Vanya penuh kebohongan.

"Deby kamu bilang begitu?" tanya Ravano

"Enggak kok,"

"Halah, pastinya Deby akan mengatakan itu. Mama kan sudah bilang, kamu jangan manjain Deby nanti dia ngelunjak sama kamu," kata Hani

"Deby kamu tidak boleh seperti itu, Vanya adalah Kaka kamu. Minta maaf sama dia sekarang ya?" suruh Ravano

"Enggak mau! Deby enggak salah dan kak Vanya bohong!" kata Deby

"Tuh kan Pa, Vanya tau kok kalau Deby enggak suka sama aku, Mama kita pulang aja yuk?" ajak Vanya

"Deby minta maaf sekarang!" bentak Vano

"Tapi--"

"Minta maaf!"

Deby mendekati Vanya lalu mengulurkan tangannya. "Maaf,"

"Iya," balas Vanya lalu mencubit tangan Deby lalu memeluknya.

"Awas aja kamu Deby,"

Lalu Deby kembali ke kamarnya. Ia memeluk boneka yang ada.

"Mama, Deby mau tinggal sama Mama, jemput Deby Ma," tangis Deby

________________

"Aku bener udah enggak tahan lagi Aditya, aku pengen kesana dan ajakin Deby kesini, kenapa sesulit ini Aditya? apa seorang ibu harus tega melihat anaknya semenderita itu di rumah mereka, " kata Acha

"Kamu jangan menyerah Acha, semua ini kita lakukan demi anak kamu juga. Kamu harus tenang, aku akan terus membantu kamu. Kamu pasti bisa menang nanti, kita kumpulkan segalanya supaya peluru yang kita dapatkan sangat banyak dan tidak bisa untuk di hancurkan oleh Mereka," kata Aditya

Acha tidak kuasa melihat anaknya yang menangis di dalam monitor itu tanpa sadar ia menyenderkan kepalahnya di bahu Aditya. Karena merasa kasihan sehingga ia membiarkan nya lalu ia memberikan sedikit usapan lembut di bahunya.

"Sabar, kamu pasti kuat menghadapi semuanya," kata Aditya

Bersambung

My Husband Is A Teacher [ TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang