Vote jangan lupa coeg!
"mas, sebentar lagi ulang tahun nya Vanya. Aku mau pestanya di rayain di rumah aja ya?" kata Rika
Karena selama ini acara ulang tahun Vanya selalu di rayakan di dalam hotel atau di Vila milik keluarga mereka.
"Terserah kamu saja," kata Ravano
"Aku akam menemui Deby dulu, dia pasti sangat sedih sekarang, " kata Ravano lalu ke kamar anaknya.
Ravano membuka pintu kamar anaknya. Lalu terdengarlah isakan tangis Deby menyayat hati Ravano. Sebenarnya ia tidak tega melihat anaknya seperti itu.
"Deby, Papa boleh masuk?" tanya Ravano
"Kenapa Papa kesini? Papa jangan peduli sama Deby! karena Papa enggak sayang Deby! cuma Mama yang sayang sama Deby!" teriak Deby begitu keras
"Maafin Papa ya nak? tapi, kamu juga tidak boleh berlaku tidak sopan kepada Vanya Kaka mu?" peringat Vano
"Papa enggak percaya sama aku, itu artinya Papa enggak sayang sama aku. Aku mau sama mama sekaramg juga!" pekik Deby
Lalu Ravano mendekap Deby mengelus punggungnya. Membiarkan Deby berontak namun tidak di lepas oleh Ravano sedikitpun.
"Papa bisa mengabulkan apa saja yang kamu mau asal bukan meminta kembali pada Mama mu, Papa juga tidak akan melepaskan mu begitu saja nak, kamu masih ingat bukan? kalau Papa bisa memasukkan Mama mu kedalam penjara apakah kamu ingin itu terjadi?" kata Ravano hal itu mampu membuat Deby berhenti memberontak.
"Anak yang pintar, Papa sayang kamu," kata Ravano
Cup!
Ia mengecup dahi Deby lalu membaringkan tubuh Deby menemaninya agar tidur dengan nyenyak.
_____________________
Acara pesta ulang tahun Vanya Afriani begitu meriahnya. Kini genap sudah umurnya 7 tahun. Lalu kue pertama ia berikan pada Rika yang kedua adalah Ravano.
Lalu Rika dan Ravano bersamaan mencium pipi Vanya. Lalu Kakek dan Nenek nya memotret mereka. Lalu ikut berfoto bersama dengan teman-teman sekolah Vanya juga.Deby mengintip mereka di balik tembok. Sambil terus menangis dalam diam. Ia melepas pita konsep ulang tahun Vanya di kepalahnya.
"Kapan aku bisa kaya kak Vanya, kenapa aku enggak pernah di rayain serame itu? aku juga mau, " lirih Deby lalu meninggalkan taman belakang lalu menuju kamarnya. Ia duduk di sudut ruangan sambil melirik foto Acha yang ada di bawa kolong ranjang.
Lalu Deby meraihnya dan mendekapnya.
"Mama, hiks ... kapan Deby bisa ketemu sama mama, " lirih Deby
_______________
Acha belajar dengan tekun. Ia ingin segera menyelesaikan pendidikan nya walau itu harus memakan waktu cukup lama.
Ia yakin, ia bisa melakukan nya. Sejenak ia menyingkirkan Deby dari Fikiran nya . Ia percayakan semuanya pada Aditya. Karena pria itu selalu bersedia membantunya sampai hari yang mereka tunggu tiba.
Aditya menjemput Acha dari kampusnya.
"Aku bisa pulang sendiri, atau ada yang ingin kamu katakan padaku?" kata Acha
"Ada, jadi ayo masuk dulu," suruh Aditya sambil membuka pintu mobilnya untuk Acha.
_"Semuanya aku rasa sudah cukup komplit, jadi kita bisa mengajukan semua ini kepengadilan. Bisa di proses ini, " kata Aditya
"Apakah kamu yakin?" tanya Acha
"100% yakin, ini sudaj kuat untuk mengambil hak asuh itu kembali kepadamu Acha, kamu akan menang kali ini?!" yakin Aditya dengan reflek ia memegang tangan Acha.
Acha tersenyum bahagia ia menempelkan jemarinya yang lain karena begitu merasa gembira nya atas apa yang sudah ia dengar.
"Terima kasih banyak, kamu sudah banyak membantu aku selama ini," kata Acha
"Iya sama-sama," balas Aditya
Lalu keduanya tersadar maka buru-buru mereka saling melepaskan genggaman tangan.
"Maaf," kata Acha
"Kamu tidak salah, aku yang salah. Maaf ya?" kata Aditya
Suasana menjadi canggung beberapa saat.
Lalu Aditya memberinya sebuah kaleng minuman bersoda."Makasih," kata Acha menerimanya.
____________________
"Apa ini?" kata Hani sambil mengambil sebuah surat kiriman dari seorang kurir.
"Apaan itu Ma?" kata Rika
"Mama juga enggak tau, sebentar ya?" kata Hani lalu membaca ternyata itu khusus untuk Ravano
"Buat Ravano sih ini, mungkin dia memesan sesuatu, kita tunggu dia pulang saja," usul Hani
"Iya Ma," kata Rika
Beberapa jam menunggu akhirnya Ravano kembali kerumah.
"Ada kiriman untuk kamu," kata Hani sambil memberikan surat itu.
"Dari siapa?" tanya Ravano sembari masuk kedalam rumah.
"Kita tidak tau mas," kata mereka berdua.
Ravano menumpaskan tubuhnya pelan di sofa ruang tamu. Lalu membuka perlahans surat itu. "Surat dari pengadilan Ma," kata Ravano lalu membaca isinya
Mulainya ia biasa saja membacanya namun saat mencapai inti nya ia cukup kaget.
Lalu ia meremas kertas putih bertinta hitam itu."Ada apa mas?" tanya Rika
"Dia kembali mengajakku berperang kembali? tidak puas dia," kata Ravano dengan rahang mengeras.
"Acha? apa yang wanita itu inginkan?" kata Hani lalu meraih kertas yang sudah cukup usang karena di remas oleh Ravano.
"Vano, tenang saja. Mau ia ajukan apa saja Deby pasti akan tetap berada di genggaman mu," kata Hani
"Kenapa si Mas masih menahan anaknya Acha, biarkan saja Deby bersama mamanya. Memang nya kenapa si mas?" Kata Rika
"Kamu tidak akan mengerti apapun Rika, jadi lebih baik kamu diam lah," kata Ravano
"Aku tau mas, aku sangat tau bagaimana perasaan Acha selama ini, ini keterlaluan mas kenapa kamu tidak melepaskan saja Deby memilih Mamanya. Acha itu mama nya lho," terang Rika
Ravano mencengram kuat bahu Rika lalu menatap tajam Rika
"Kamu mau tau alasan nya mengapa aku mempertahankan Deby bersamaku? supaya Acha berlutut kembali padaku ! kamu mengerti itu? Hah!"Bruk!
Dengan rasa emosi Ravano mendorong Rika hingga terjatuh kelantai.
"Akhhh, mas ...!" jerit Rika meraba perut nya yang terasa sakit.
Vano menyadari kesalahannya.
"Rika, maafkan aku. Aku khilaf melakukan nya, "
"Ravano kamu sangat keterlaluan sekali, darah!" kaget Hani sambil mendekati Rika yang terlihat kesakitan.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is A Teacher [ TAMAT]
CasualePasti kalian udah enggak asing sama cerita ini temen-temen. Yah karena aku udah posting di Facebook pakai akun aku yang 'gemoy kim' jadi aku post di sini. Dan juga aku posting di akun wattpad aku yang di sebelah khusus buat shippers TAELICEKOOK. k...