EC1)Malaikat Kecil.

373 17 7
                                    

-Happy reading! (・∀・)

HALWA | V2EXTRA CHAPTER1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HALWA | V2
EXTRA CHAPTER
1. Malaikat Kecil

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dia yang tulus mencintaimu adalah dia yang tahu kekuranganmu,
tetapi tetap menerimamu,
bertahan dan bangga bersamamu.
•·Tausiyah Cinta·•

“Bila kau cemas dan gelisah akan sesuatu,
masuklah ke dalamnya.
Sebab ketakutan menghadapinya lebih mengganggu,
daripada sesuatu yang kau takuti sendiri.”
•·Ali bin Abi Thalib·•

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Aaaaaa! Gak mauuu!"

"Ih, Umma! Ayo dong, sekaliii ajaaa!"

"Umma takut!"

"Gak bakal kenapa-napa, Umma! Nanti kalo Umma tenggelem, 'kan ada Abba yang bakal nolongin!"

"Gak mau ah, takuuut!"

Sambil berkata demikian, Mira terus berlari dengan seorang anak lelaki yang mengejarnya. Wajah anak lelaki itu memang menggemaskan, tetapi tingkahnya sungguh seringkali membuat baik Mira maupun Arfan kewalahan.

"Umma gak mau, Ardan. Umma gak bisa berenang!"

"Ya makanya ayo, latihan, Umma!"

"Gak mau, Umma takut!'

"Umma, ayoooo! Gak pa-pa, Umma. Tuh, liat, Abba udah nungguin dari tadi!"

Pria yang disebut-sebut Ardan sebagai ‘Abba’ itu bersedekap, memandangi mereka dengan senyuman yang mengembang. Di sisi lain, Arsy tampak tengah menonton interaksi antara ibu dan anak tersebut sembari memangku kedua cucu perempuannya.

"Nenek, Umma?"

Arsy menatap gadis kecil yang memakai pakaian santai berwarna merah marun. "Iya, Almi?"

Almi menatap Arsy, lalu beralih menatap ibunya yang masih sibuk dikejar-kejar oleh sang kakak--dengan jari telunjuk yang terhunus ke arah keduanya.

"Umma-mu itu takut berenang, tapi kakakmu kekeuh pengen ngajakin berenang bareng."

"Kakak nakal, iya?"

Arsy tertawa. "Kakak gak nakal, kok, cuma kelewat jahil aja."

Mira yang entah sejak kapan sibuk menatap balik ke arah ibu mertua dan kedua putrinya, perlahan memelankan langkah sampai akhirnya terdiam di tempat. Membuat sepasang tangan mungil milik sang putra segera memeluk erat kedua kakinya.

[SHRS1] HALWA | V2 | SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang