53)Sekelebat Kekaguman.

332 30 21
                                    

-Maaf ya, kalo pendek. Happy reading! (・∀・)

HALWA | V2
SEASON 2
17. Sekelebat Kekaguman

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jika kekaguman yang dirasakan tidak memandang kelebihan atau kekurangan,
maka rasa itu akan lebih termuliakan.
Karena berlandaskan iman dan ketaqwaan.
-HALWA | V2-

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Bruk!

"Eh, ma--maaf, Dok!" Gadis berstatus dokter Sp.A yaitu spesialisasi 'Anak' yang berpakaian serba lebar dan gelap itu berjongkok, membereskan berkas-berkas mereka yang berjatuhan.

Bayu merasa kesal, tetapi rasanya akan sangat tak pantas bila ia hanya menyaksikan saja, dan tidak ikut membantu hanya karena ia yang ditabrak.

"Bocah ini kenapa sih, hobi sekali menabrakku? Dulu di toko buku, sekarang di rumah sakit. Dia punya kesenangan tersendiri saat menabrakku, atau bagaimana?"

Bayu ikut berjongkok, turut membereskan berkas-berkas mereka yang jatuh dan berakhir berserakan di lantai rumah sakit karena ulah seorang gadis yang menabraknya.

Setelah puluhan lembar kertas itu rapi kembali dan berada di tangan masing-masing, gadis dengan gamis, khimar serta cadar yang berwarna plum itu pun menunduk dengan netra yang dipicingkan. Ia bahkan tak menatap Bayu barang sedetik pun.

"Sekali lagi, maafkan saya ya, Dok. Saya permisi, wassalamu'alaikum."

Gadis itu berjalan mundur perlahan sebanyak dua langkah, lalu berbalik dan segera berjalan menuju tempat yang ditujunya dengan tergesa-gesa--sembari memegang erat tumpukan berkas yang sejak tadi dibawanya.

Tanpa menyadari, bahwa ada sepasang mata yang tak kunjung beralih darinya.

"Wa'alaikumussalam."

Sadar akan apa yang baru saja dilakukannya, Bayu lantas memalingkan wajah dan meneruskan perjalanannya seraya berkali-kali melafalkan istigfar.

Begitu sampai di depan pintu ruangan seseorang yang amat dikenalnya bahkan sejak ia lahir, Bayu mengetuk pintu yang didominasi warna putih itu.

"Masuk!"

Sesuai perintah Arfan, Bayu memasuki ruangan sang sepupu sambil mengucapkan salam.

"Wa'alaikumussalam."

Kala tumpukan berkas diletakkan di atas mejanya--tepat di hadapan wajahnya--dengan sangat "tidak santai", Arfan mendelik.

"Kamu kenapa sih, Bay? Dateng-dateng langsung begitu ekspresinya."

"Gak pa-pa," jawab Bayu, sambil menduduki sebuah sofa yang tersedia di sana.

Melihat sepupunya itu memasang air muka yang tampak misterius, sebelah alis Arfan terangkat. Tiba-tiba, dokter dengan gelar Sp.OT yaitu spesialisasi 'Orthopaedi dan Traumatologi' itu menarik sudut bibirnya.

[SHRS1] HALWA | V2 | SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang