11)Ungkapan Perasaan.

934 43 2
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku pernah, menangis tersedu.
Aku pernah, kehilangan anganku.
Aku pernah, menelan kecewaku.
Itu semua karena, masa laluku.
Aku sempat, menangis dalam diamku.
Aku sempat, kehilangan senyumku.
Aku sempat, menelan harapanku.
Itu semua karena, khawatirku pada masa depanku.
Dan bodohnya aku;
Meratapi yang telah lalu dan melupakan yang akan bertamu.
Pernah bertanya kudalam kegelisahan;
Mengapa Kau memberiku takdir seperti itu? Mengapa Kau kerapkali mengujiku?
Dan kini yang kutahu;
Kau selalu di dekatku,
Kau selalu bersamaku,
Kau selalu menolongku,
Kau selalu melindungiku,
dan Kau, mencintaiku.
Semua rasa sakitku dulu,
Tak sebanding dengan kebahagiaan yang diberi olehMu.
•Halimah Amiratunnisa Liynatan Wasalsa A•

Awalnya hanya bertegur sapa, sampai muncul suatu rasa.
Ternyata kau mengharapkannya, rasa sakit pun menghujam dada.
•Muhammad Arfan A•

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Maaf kalo aku lancang. Tapi ... seistimewa apa sih, Kak Farhan buat kamu? Sampe-sampe kamu sesuka itu sama dia dan nggak ngelupain dia, padahal kalian udah bertahun-tahun gak ketemu," Akhirnya, Arfan melontarkan sebuah pertanyaan yang sedari tadi mengganggu pikiran dan hatinya.

Mira tertegun akan pertanyaan tersebut. Apa maksudnya, Arfan bertanya seperti itu?

Ketiganya pun terdiam.

Mira dan Arfan yang kini tengah duduk di atas rumput dengan jarak tiga meter, menjadi canggung. Bayu yang berdiri hanya beberapa meter dari mereka pun, diam. Dan tanpa ketiganya sadari, ada seseorang yang memperhatikan mereka tak jauh dari sana.

Hafshah tersenyum getir, lalu berbalik meninggalkan ketiganya.

Bayu yang merasakan ada langkah kaki berjalan pun, mencari ke sumber suara.
"Hafshah?" panggilnya memastikan.

Hafshah menoleh, lalu tersenyum simpul. "Iya?"

"Kamu ... denger semuanya? Dan, eum.. kamu juga denger yang pas kita lagi duduk sama-sama pas pelatihan Pramuka, 'kan? Kalo gak salah kamu duduk di samping kiri Arfan," tanya Bayu khawatir.

"E--eh, eum ..." Hafshah tersenyum kikuk, "... i--iya. Maaf ya, aku gak sengaja denger obrolan kalian,"

"Gak apa-apa, kok. Dan ya, kamu baik-baik aja 'kan? Maaf ya, kalo Arfan sering cuek ke kamu," ujar Bayu merasa tak enak.

"Iya, Bay. Aku gak apa-apa, kok. Ya udah, aku mau nyusul temen-temenku dulu, ya?" Hafshah berpamitan.

Bayu mengangguk, "Iya. Silakan,"

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam,"

Suasana pun hening kembali.

Mira yang bingung harus menjawab apa, pun, hanya duduk diam seraya memilin-milin ujung kerudung segiempat cokelatnya.

"Ra," Arfan memanggil. Ia masih menantikan jawaban Mira. "Jawab dong," tuntutnya.

"Eh, eum ..." Mira ragu.

"Gak apa-apa, Ra. Jawab, aja. Aku cuma pengen tau aja kok," Arfan memberi jeda, "tapi kalo kamu gak mau jawab. Ya udah gak apa-apa. Aku gak maksa,"

[SHRS1] HALWA | V2 | SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang