-Author kembaliii! Oh ya, Author mau ngasih tau satu hal, setiap chapter di cerita ini emang agak kurang nyambung. Sengaja, karena emang latar waktunya 'loncat-loncat'. Jadi gak langsung nampilin reaksi atau akibat dari kejadian 'itu', karena dianggap udah lewat. Tapi nanti dibahas lagi, kok.
-Dan.. chapter ini agak banyak yang 'dramatis'-nya. Maaf ya, akibat baru sembuh ya gini nih. Wkwk.
-#jangan_lupa_vote!~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Tak perlu cemas apakah kau pantas untuknya,
atau sebaliknya.
Karena Allah menciptakan kalian, adalah untuk saling menyempurnakan.”
-HALWA | V2-~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
•Mira's POV•
"Kalo kamu terlalu 'rendah', lalu kenapa rasanya sulit sekali bagiku untuk 'menggapaimu'?"
Eh?
Aku terpaku di tempatku berpijak. Kulirik Arfan sekilas, sorot matanya menampakkan kekecewaan. Maaf, Arfan. Lebih baik kalau kamu kecewa sekarang daripada nanti.
Sejujurnya, aku hanya tak ingin.. ditinggal lagi, untuk yang kesekian kalinya. Kamu juga sudah tahu 'kan, perihal masa laluku itu? Tentang tiga pihak sekaligus yang 'meninggalkanku'?
Hal itu membuatku merasa sedih bercampur kesal, yang pada akhirnya menumbuhkan bibit kebencian dalam hatiku. Untungnya, bibit itu telah kuhancurkan sebelum makin berkembang.
Dan aku tidak ingin … kamu menjadi seperti mereka, serta sampai dibenci juga olehku.
"Wa …?"
"Arfan, cukup. Jangan bahas hal ini lagi! Masalahku banyak, bukan cuma tentang kita aja."
Aku berbalik, pergi meninggalkan Arfan untuk bergegas ke atas. Namun hujan yang turun, membuatku menghentikan langkah sejenak. Aku mengedarkan pandangan, mencari keberadaan sahabatku yang lain.
Tapi …
'Deg!'
Marwa? Dan, Kamila?
Allah.. bukankah hubungan kami telah kandas sejak tiga tahun yang lalu? Namun mengapa hati ini rasanya sakit sekali kalau melihatnya bersama Kamila? Apalagi mereka terlihat amat bahagia!
Marwa.. apa kamu tidak merasakan kesedihan yang kurasakan saat teringat akan persahabatan kita dulu? Apa kamu tidak ingin hubungan kita kembali membaik? Apa hanya aku yang demikian?
Aku menunduk, menggigiti bibir guna menahan tangis. Tapi percuma, karena air mataku telah luruh bersamaan dengan tetesan air hujan yang mengenai pipiku.
"Saat berpapasan denganmu aku emang selalu memalingkan muka, tapi sungguh, hatiku tak bisa ikut berpaling darimu. Aku sedih, kesal, bahkan hampir membencimu. Tapi bukan karena perbuatanmu, melainkan karena rasa sayangku yang terlalu besar untukmu. Yah, mungkin, karena hal itu Allah menjauhkanmu dariku. Tapi Allah.. aku 'kan sudah mendekat padaMu. Lantas mengapa masih Kau jauhkan dia dariku?"
"Wa? Ngapain kamu? Jangan hujan-hujanan!"
Aku bergeming, tak menggubris perkataan Arfan. Masalahnya, kakiku terasa lemas hanya untuk berjalan sedikit saja. Jadi aku memilih untuk tetap di sini.
"Eh? Arfan!" Aku tersentak.
Lengan kiriku ditarik olehnya, kami pun berlari kecil menuju sahabat-sahabat kami yang sedang berkumpul. Mereka sudah mulai senyum-senyum tidak jelas sambil menatap kami dengan pandangan aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SHRS1] HALWA | V2 | SELESAI✓
Romance-Versi ke-2 cerita HALWA. [Spiritual-Hurt-Romance] •MULAI: 1 Maret 2019. •SELESAI: 15 Mei 2021. ••• Disaat ia telah nyaman akan penantiannya selama ini, mengapa dia malah hadir dengan segala ketulusan hati? Mengapa dia malah jatuh hati kepada gadis...