58)Saling Melengkapi.

210 20 4
                                    

-Maaf ya, kalo pendek. Happy reading! (・∀・)

HALWA | V2
SEASON 2
22. Saling Melengkapi

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Jika ingin saling memiliki,
maka kita juga harus siap untuk saling melengkapi.
Jadi jangan lagi kamu bersedih hati! Karena di dunia ini,
yang sempurna hanyalah Illahi Rabbi.
-HALWA | V2-

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Di Sabtu siang yang cukup terik ini, Arfan menemani Mira yang sedang mengenang masa kecilnya dengan berdiam diri di balkon sambil melamun. Ya, kedua manusia itu sejak tadi hanya diam sambil mengedarkan pandangan ke sekitar.

Hanafi yang langkahnya telah tiba di undakan tangga teratas melontarkan salam. "Assalamu'alaikum, wahai Kakak dan Kakak Iparku yang salehah juga saleh."

"Wa'alaikumussalam," jawab Mira dan Arfan sembari tersenyum.

"Aku bawa es lilin, nih, dari Ummi."

"Apa itu es lilin? Lilin dicairin, dikasih pemanis, terus dibekuin?" tanya Arfan menyebalkan, membuat Mira mendelik.

Hanafi tertawa. Ia menaruh dua potong es lilin di atas meja kecil yang ada di sana, lalu pergi begitu saja.

Mira beranjak dari tempatnya berdiri, mengambil dua potong es lilin yang ditaruh Hanafi di atas meja, kembali ke tempatnya semula dan memberikan satu potong es itu kepada Arfan.

"Ini tuh es apa, sih, sebenernya?"

"Udah, makan aja!"

Arfan mencebik. "Ck, galaknya Istrikuuu!" keluhnya sembari menoelkan ujung es yang dipegangnya ke pipi sang istri, membuat Mira meringis kedinginan.

Baru beberapa detik hening, Arfan kembali bersuara, "Oh, ya, aku baru inget. Kalo gak salah es lilin itu ada lagunya, 'kan?"

Mira meliriknya dengan ekor mata. "Hm? Iya, ada."

"Kamu tau lagunya?"

"Ya tau, lah!"

"Ya udah, sok atuh nyanyiin!"

"Suaraku jelek."

"Tenang aja. Aku gak bakal kabur, kok, setelah denger nyanyianmu. Yah, tapi aku gak bisa janji, sih."

Mira mencubit lengan Arfan, membuat si empunya mengaduh kesakitan. "Huh, dasar!"

"Kamu kok hari ini marah-marah mulu, sih, Sayang?!"

"Abisnya kamu hari ini ngeselin banget!"

Tiba-tiba saja terdengar suara nyanyian menggunakan bahasa Sunda yang penyanyinya sungguh tak memperhatikan keindahan suaranya sendiri itu, singkatnya dia bernyanyi dengan asal-asalan.

"Es lilin, mah, Euceuuu ... kalapa muda. Di bantun, mah, Euceu ... ka Majalaya. Hapunteun, mah, Euceu ... abdi hapunteun bilih aya kalelepatan."

"Tuh, udah diwakilin sama Hanafi," kata Mira tertawa kecil. Menyaksikannya, Arfan ikut tertawa.

"Oh, iya, aku 'kan belum nyiapin baju buat kita pulang kampung besok!" Mira kembali menatap Arfan. "Aku mau siapin baju dulu, ya, A'!"

[SHRS1] HALWA | V2 | SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang