55)Seorang Makmum.

246 22 12
                                    

-Maaf ya, saya baru sempet update sekarang. Sebenernya dari awal Februari lagi daring, tapi karena ada beberapa masalah hidup yang nongol dengan begitu pedenya, saya pun jadi menunda untuk update terus. Padahal mah udah diketik hehe.
-BTW, tolong baca a/n di akhir cerita sampe selesai, ya! :)
Happy reading! (・∀・)

-BTW, tolong baca a/n di akhir cerita sampe selesai, ya! :)Happy reading! (・∀・)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HALWA | V2
SEASON 2
19. Seorang Makmum

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Al-Alamah Ahmad bin Yahya An-Najmy Rahimahullah mengatakan,
"Seorang pria tidak akan sempurna keadaannya dan tidak akan tentram kehidupannya kecuali dengan istri yang shalihah.
Dan seorang wanita tidak akan sempurna keadaannya dan tidak akan tentram kehidupannya kecuali dengan suami yang shalih."

{Ta'sisul Ahkam 4/172}

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Oh ya, A',"

"Kenapa?"

"Aku takut."

"Hah? Takut?"

"Iya. Aku takut ... kalo Bayu akhirnya tetep nolak buat ta'aruf sama Fahira, gara-gara masih ngerasa gak enak hati sama kita; terutama aku--mungkin. Padahal perasaannya ke Fahira pastinya udah cukup kuat dan gak bisa diragukan lagi. Apalagi udah bertahun-tahun gitu."

Arfan menghela napas mendengar ucapan istrinya, tetapi tetap memilih untuk diam sebab tahu Mira masih akan melanjutkan perkataannya.

"Andai aja aku gak kenal sama Kak Farhan dulu, semuanya pasti gak akan jadi begini. Aku nggak bakal ngerasain patah hati gak jelas dulu, kamu gak bakal sering sakit hati dan Bayu gak akan kesulitan begini pastinya. Yah, sebenernya bukan kenal atau nggaknya aku sama Kak Farhan sih yang bikin aku nyesel, tapi lebih ke ... kenapa coba aku harus pernah punya rasa sama dia?"

Arfan masih diam. Namun, kedua bola matanya menatap lekat wajah mendung sang istri dengan tatapan dalam dan penuh selidik. Karena ia tahu, jika sudah begini, maka ujung-ujungnya Mira pasti akan menyalahkan dirinya sendiri.

Satu hal yang sangat Arfan benci dari Mira.

"Aku ini kenapa, sih, kok kayaknya kerjaannya bikin orang susah mulu, deh? Kenapa aku gak bisa berhenti nyusahin orang? Kenapa aku gak bisa sekali aja bermanfaat buat mereka? Aku ini payah banget!"

"Tuh, 'kan!" batin Arfan, jengkel.

Ia pun mengarahkan kedua tangannya untuk memegangi kepala Mira, membuat wanita yang masih duduk di pangkuannya itu segera menatapnya bingung.

[SHRS1] HALWA | V2 | SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang