27)Kembali Bersatu.

888 42 0
                                    

-Lagi dan lagi, maaf ya, Author telat mulu update-nya. Soalnya lagi ada sesuatu yang mengganjal di hati Author, nih. Ah, lupakan, lupakan!
-#vote_jika_suka!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Sejak dulu, bersama kalian bagai mimpi bagiku.
Dan jika benar tentang kita hanyalah mimpi belaka,
maka aku tak akan pernah ingin membuka mata.”
•Halimah Amiratunnisa Liynatan Wasalsa Ash-Shidqia•

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

•Senin, 15 Juli 2019•
•Pukul 07:42•

Selesai mengikuti PAT (Penilaian Akhir Tahun) pada Bulan Ramadhan beberapa bulan yang lalu, murid-murid kelas 8 telah naik tingkat menjadi murid kelas 9 dan akan berada di kelas yang sama dengan teman sekelas semasa kelas 7 mereka.

Karena itu, setelah ape'l dilaksanakan, Mira dan ketiga sahabat perempuannya segera menaiki anak tangga menuju lantai atas, tepatnya ruang kelas 9E.

"Viola kok nggak masuk?" Mira membuka percakapan.

"Masih di kampungnya, katanya." Veby menjawab.

"Sampe kapan?"

"Kurang tau sih. Tapi katanya, besok ke sininya."

Mira ber'oh'ria. Ia, Veby, Aisya dan 'Aini memasuki ruang kelas baru mereka yang dindingnya dicat dengan warna hijau muda. Mereka pun mencari dan langsung menduduki bangku yang ingin mereka tempati.

Mira duduk dengan Veby, seperti ketika masih di kelas 7. Tak jauh dari tempat mereka duduk, ada bangku Viola dan Amelia yang kini mesti duduk sendiri untuk sementara.

Tepat di samping kiri tempat Mira dan Veby, Aisya duduk dengan Putri Alya. Sedangkan 'Aini duduk dengan Chelsea di depan tempat duduk Mira dan Veby.

Arfan, Bayu, Ikhwan, Briandhika dan Farid juga duduk di dekat mereka--di baris paling kanan. Arfan duduk dengan Bayu, Ikhwan dengan Fadlan, dan Briandhika dengan Farid.

Sembari menunggu wali kelas baru mereka yang masih juga belum menampakkan batang hidungnya, lantas seisi kelas memilih untuk membersihkan ruang kelas mereka dahulu.

"Ra, kamu kenapa? Dari tadi diem mulu gitu," tanya Veby.

Mira malah menaruh kepalanya di atas lipatan tangan pada meja. Ia menggeleng pelan. Bukan berarti menjawab 'tidak apa-apa', melainkan karena tidak ingin menjelaskan keadaannya.

Setelahnya ia menghela napas. Mira merasa sangat senang bisa bersatu kembali dengan sahabat-sahabatnya. Akan tetapi, ada satu hal yang ia takuti. Karena dirinya merasa, akan terjadi suatu hal tak terduga pada masa akhir sekolah menengah pertamanya ini.

Mira telah melaksanakan janjinya. Yaitu.. melupakan Farhan. Dan sepertinya juga semestinya, yang dilakukannya sudahlah benar. Apalagi setelah pertemuannya dengan lelaki tersebut beberapa bulan yang lalu.

Juga tentang Arfan. Sepertinya.. salah satu sahabatnya itu masih juga menyimpan rasa padanya. Ya, Mira mengetahuinya. Bahkan sejak pertama kali Arfan menunjukkan gerak-gerik aneh ketika berinteraksi dengannya pun Mira paham.

"Aku tuh sebenernya peka, cuma takut salah menerka."

Tatkala kedua netra yang dipejamkannya beberapa saat perlahan terbuka, pemandangan pertama yang dilihatnya adalah Arfan yang sedang menyibukkan diri dengan membaca Al-Qur'an, bersama Bayu di sebelahnya.

[SHRS1] HALWA | V2 | SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang