18)Pertengkaran.

712 40 0
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Setulus apapun hati yang dimiliki. Jika perasaannya tidak ditanggapi dan keberadaannya tidak dihargai. Maka ia pun pasti akan merasa sakit hati.”
-HALWA | V2-

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Rabu, 16 Mei 2018•
•Pukul 09:21•

Sekitar sembilan menit lagi kegiatan BMQ akan segera dimulai. Namun, Mira tidak juga mempercepat langkah kakinya. Ia mengernyitkan dahi, tanda sedang memikirkan sesuatu.

Setelah selesai menaiki anak tangga, siswi berseragam Pramuka serta khimar cokelat itu menghampiri teman-teman sekelasnya yang sudah berkumpul entah sejak kapan.

"Assalamu'alaikum." Mira duduk di sebelah Veby.

"Wa'alaikumussalam."

"Tumben hampir telat, Ra?"

"Ra," panggil Veby, ketika Mira tidak juga memberi respons.

"Hah? Kenapa?" Mira mengerjap pelan.

"Kamu datengnya tumben jam segini,"

"Oh, itu. Nggak apa-apa. Cuma, gak tau kenapa akhir-akhir ini aku banyak pikiran." Mira menyandarkan punggungnya ke dinding.

"Oh, pantesan," balas Veby, "Ra, mana buku BMQ kamu? Kumpulin sekarang aja, biar nanti tinggal ngantri ngajinya,"

Mira melepaskan tas yang dipakainya dan mengambil buku catatan BMQ miliknya. "Nih." Ia menyerahkan buku bersampul biru muda itu.

Mira melirik ke arah kiri. Tepatnya ke arah seseorang yang akhir-akhir ini membuatnya merasa keheranan dengan sikap lelaki itu.

"Kenapa dia jadi.. agak berubah?" Mira menghela napas.

Bagaimana ia tidak merasa heran? Arfan yang biasanya 'dekat' dengannya, perlahan menjauh. Arfan yang biasanya memperlakukannya secara 'spesial', tiba-tiba tidak mengacuhkannya.

Mira merogoh saku seragamnya, mengambil ponsel. Haruskah ia bertanya pada Arfan, tentang perubahan sikapnya yang secara tiba-tiba itu? Tapi, apa Arfan akan menjawab pertanyaannya?

Sementara itu di sisi lain, Arfan merasa dilema. Sesekali diliriknya sosok perempuan yang hanya diam di tempatnya, padahal teman-temannya yang lain sedang bersenda gurau bersama.

Arfan ingin menjauh dari perempuan itu. Alasannya? Karena Arfan merasa, Mira tidak pernah benar-benar menyukainya. Karena Arfan merasa, Mira masih menyimpan rasa pada 'dia' yang berada di masa lalunya. Karena Arfan merasa, Mira … hanya menjadikannya sebagai 'pelarian'.

Sama seperti yang sedang dilakukan Mira saat ini, Arfan juga tengah memandangi layar ponselnya. Nama Halwa-nya terpampang pada salah satu aplikasi yang dimilikinya.

"Sebenernya.. aku gak mau ngejauh, tapi aku juga gak mau kalo cuma kamu jadiin 'sanggahan sementara'."

Arfan mengacak pelan surai hitam legamnya. Apa yang harus ia lakukan? Menanyakan tentang perasaan Mira padanya?

'Ting!'

Sebuah pesan chat masuk. Pesan itu berasa dari Mira yang padahal saat ini, hanya terpisah beberapa meter saja jaraknya dengan Arfan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Halwa
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Assalamu'alaikum, Fan
Kamu kenapa sih?
Kok akhir-akhir ini sikapmu jadi berubah?
Aku bikin salah apa?

[SHRS1] HALWA | V2 | SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang