13)Firqat Al-'Islam.

861 42 2
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Sahabat akan memberimu manfaat di Akhirat kelak." ‘Apabila penghuni Syurga telah masuk ke dalam Syurga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia. Mereka bertanya tentang sahabat mereka kepada Allah;
“Yaa Rabb.. kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di dunia shalat bersama kami, puasa bersama kami, dan berjuang bersama kami?”
Maka Allah berfirman;
“Pergilah ke Neraka lalu keluarkan sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman walaupun hanya sebesar zarah.”’
|HR. Ibnul Mubarak dalam kitab ‘Az-Zuhd’|

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari sudah semakin malam. Angin yang berhembus pun, semakin dingin. Keadaan yang gelap, banyaknya pepohonan dan bekas rintik-rintik hujan membuat suasana menjadi menakutkan.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Setiap ekskul telah melewati banyak aktivitas yang diberi oleh Kakak-kakak kelas mereka melalui kegiatan 'pos ke pos'. Dan kini, saatnya mereka mengikuti pos ketiga. Karena banyak pos yang harus mereka lalui, sebanyak empat pos.

"Adek-adek, lilinnya dinyalain, ya! Hati-hati kena tangan," Banin memberi instruksi.

Seluruh anggota PMR kelas 7 dan 8 pun menyalakan lilin mereka masing-masing.

"Udah nyala semua?" Mardina bertanya.

"Siap, sudah!" jawab seluruh anggota.

"Kalian harus tatap lilin itu, sambil berjanji. Nanti ikutin omongan Kakak, ya!" titah Banin.

Pandangan seluruh anggota yang tadinya menatap ke arah depan pun, beralih ke arah lilin yang mereka pegang.

Kini, mereka tengah melakukan perjanjian sembari menatap lilin yang mereka nyalakan. Perjanjian bahwa mereka akan setia pada ekskul mereka, dan sebagainya.

Namun saat sedang melakukan perjanjian, Mira sibuk meniup-niup jari telunjuk tangan kanannya.

"Aduh, sakit banget!" batin Mira. Ia terus-terusan meniup jari telunjuknya, yang terasa panas karena terkena lelehan lilin.

"Perjanjian, selesai!" Banin yang sedari tadi menuntun para Adik kelasnya untuk berjanji seraya berjalan mondar-mandir di depan mereka pun, menghentikan langkahnya.

"Matiin lilinnya! Kalo udah, buang ke plastik yang udah disediain sama Kakak kelas yang lain. Kalian masih harus nyelesain pos keempat," ujar Mardina.

Lilin-lilin pun, dimatikan secara bersamaan. Lalu mereka buang ke plastik yang sudah disediakan oleh Kakak kelas mereka yang lain, salah satunya adalah Beatrice.

"Ra, kamu kenapa?" tanya Veby yang memang baris di samping kanan Mira.

Awalnya barisan mereka tidak seperti itu. Karena mereka hanya akan berbaris seperti itu jika sedang berjalan menuju pos saja. Lain lagi ketika telah sampai, barisan diatur kembali.

"Tanganku kena lelehan lilin tadi, Veb!" Mira memegangi jari telunjuknya. Masih terasa sakit dan panas, meskipun lelehan lilinnya telah mengering.

"Eh? Ya Allah.. gimana, dong?" Veby pun panik.

"Ya udah lah, gak apa-apa. Sebentar lagi juga selesai, 'kan?" tanya Mira yang lalu diangguki oleh Veby.

[SHRS1] HALWA | V2 | SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang