45)Di Antara Dua Perasaan.

850 41 18
                                    

-DIBIASAKAN untuk MEMBACA AUTHOR'S NOTE, sampe habis, YA. Biar GAK ketinggalan info yang bakal saya kasih di SANA. JANGAN LUPA baca FOOTNOTES yang bakal saya taruh di SANA juga, YA! SOALNYA banyak ISTILAH di chapter ini.
-Vote-nya jangan lupa dipencet, ya, Zheyeng. 'Kan cuma mencet tanda bintang, bukan mendaki gunung everest atau menyelam di sungai amazon.
-Saya ngetiknya dari seminggu yang lalu dan langsung publish tanpa diedit terlebih dulu. Jadi, maaf kalau kurang bagus dan kalian kurang menyukainya.
-#JANGAN_LUPA_VOTE!

HALWA | V2
SEASON 2
9. Di Antara Dua Perasaan

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Banyak orang yang mengatakan:
mencintai wanita itu sangat menyakitkan.
Tapi, sebenarnya yang sangat menyiksa itu
adalah mencintai orang yang tidak mencintaimu.”
•·Imam Syafi'i·•

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Assalamu'alaikuuum!" seru Arfan, dengan suara yang seketika menggema ke seisi rumah.

Ia menyampirkan jas putih khas dokternya yang bernama snelli itu ke bahu, lalu berjalan riang mengelilingi seantero rumah guna mencari keberadaan sang istri.

Dan betapa terkejutnya ia, kala menemukan Mira tengah tertidur di atas kedua lipatan tangan, ditemani hidangan makan malam yang sudah agak dingin--yang menghiasi meja makan.

"Astagfirullah …."

Arfan segera berjalan mendekat, duduk di kursi makan tepat di sebelah Mira setelah menyampirkan snelli-nya ke kepala kursi terlebih dulu.

Ikut melipat kedua tangan di atas meja, Arfan pun menaruh kepalanya di atas lipatan tangan itu dan mengarahkan pandangannya ke arah Mira yang juga sedang menghadap ke arahnya.

"Padahal tepat setelah kamu pulang kerja sore tadi, kamu pasti langsung sibuk beres-beres rumah …." Ia mengusap pelan pipi istrinya itu. "Namun, kamu malah nungguin aku pulang sampe ketiduran gini."

Tak tega membangunkan Mira, ia pun memutuskan untuk menggendong wanita tersebut agar tidur di kamar mereka.

"Ya Allah, kamu kok ringan banget gini sih, Wa? Kamu makannya teratur gak, sih? Masa iya aku harus sewa mata-mata buat mastiin kamu makan teratur atau nggak--EH! Kok aku ngomong sendiri gini, ya?"

Arfan terkekeh. Ia pun segera menaiki anak tangga. Membiarkan snelli miliknya tetap bertengger di atas kepala kursi, sebab ia akan kembali lagi untuk memakan makan malam yang sudah di siapkan Mira--walau sebetulnya ia sudah makan malam sebelum melakukan perjalanan pulang.

~•~••~•~••~•~

"Loh, A'a kok belum berangkat? Dapet shift malem, ya?"

Arfan yang tadinya sedang sibuk membuatkan jus untuk Mira, menoleh pada wanita yang baru saja bangun dari tidur keduanya--sebab diminta tidur kembali setelah salat subuh olehnya--tersebut.

"Iya, dapet shift malem, jadi nanti berangkatnya habis salat isya. Kamu kok udah bangun aja, sih? Perasaan baru dua jam yang lalu, deh, kamu tidur."

"Udah cukup, kok, tidurnya. Lagian 'kan semalem aku tidurnya jam setengah sebelasan, terus bangunnya lima jam kemudian dan tidur lagi selama dua jam setelah salat subuh. Karena biasanya aku tidur tuh, paling lama kurang lebih enam jam."

[SHRS1] HALWA | V2 | SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang