Sepertinya Nia terkena omongan celetukan resek Dipta. Pria itu benar sekali, setelah Nia putus hubungan dengannya, memangnya wanita itu akan langsung bertemu dengan pria yang mau menikahinya? Akan langsung bertemu dengan jodohnya?
Sudah sebulan lamanya perpisahan mereka, bayangan Nia tentang pernikahan yang sempat dibahas Mama dan Aisla terus-terusan sempat memudar. Nia berharap ambisi Mama dan Kakaknya berhenti mencecarnya untuk segera menikah. Semoga saja kata pernikahan itu tak akan terdengar lagi di rumahnya.
Mungkin kedua orang dewasa itu sadar bahwa setelah putus dengan Dipta, keseharian Nia menjadi lumayan terganggu. Perempuan itu tidak mau menjelaskannya, karena patah hatinya sama seperti manusia pada umumnya. Tidak napsu makan, malas berangkat kerja (sebab Nia satu kantor dengan Dipta, di mana beberapa saat pria itu akan main ke ruangan departemen posisi Nia, Dept. Accounting), tak semangat seringnya melamun, dan sering mengecek ponsel untuk mencari info, siapa tahu setelah putus sang mantan sudah memiliki gebetan baru. Uring-uringan bahasanya.
Miris tidak hubungan itu berakhir untuk sesuatu yang sebenarnya masih bisa dibicarakan baik-baik lagi. Nia sedang menimbang-nimbang untuk mengirimkan pesan kepada Dipta. Nia berharap mereka masih bisa menjalin hubungan, sementara Mama dan Aisla berhenti membahas hal pernikahan itu. Ya siapa tahu, Nia tak akan dipaksa untuk menikah lagi sebab memang belum saatnya. Lagian selama Nia jomlo, mereka sepertinya juga ikutan pusing mencarikan calon. Pasti mereka juga tak menyangka bahwa Dipta sungguhan tak bisa menikahi Nia. Ternyata keluarganya yang lain juga pernah menaruh harapan pada Dipta seperti Nia.
Kanan-kiri foodcourt di sebuah mal ramai sudah dipenuhi oleh para pengunjung. Nia fokus pandangannya hanya ke arah layar ponsel, namun telinganya mampu menangkap suara-suara orang ngobrol, anak kecil yang teriak-teriak, dan juga sound system yang keras sekali, letak panggung acara persis di belakang tubuhnya. Untungnya panggung itu mengarah berlawanan dengan posisinya. Nia tak suka kalau ada acara kehebohan tepat di depan matanya. Mana sedang mumet karena kepikiran dengan Dipta.
Tangannya mengetik layar di kolom pesan milik Dipta. Bagaimana ya dia akan memulainya, apakah dengan menyapa?
Hai Dipta (deleted)
Hai (deleted)
Misi (deleted)
Kamu nggak kangen sama aku? (deleted)Apaan sih tante girang! Nia menjerit kesal dalam hati ngatain diri sendiri, tangannya masih melayang di layar ponsel.
Ta!!!! (deleted)
Kok dia semakin tidak jelas? batinnya kesal.
Nia merenung sambil merangkai ide, bagaimana kalau dia mengirimkan pesan dengan mengutarakan pendapatnya Dipta yang kala itu diucapkan benar sekali. Kalau Nia tidak cantik amat sampai-sampai bisa langsung laku, setelah putus dengannya. Tapi waktu itu mereka putus karena Nia tak menerima kejelasan tentang masa depan mereka.
Dipta berpacaran tidak untuk serius menuju hubungan pernikahan. Nia meresapi, takdir berakhirnya hubungan ini juga ada benarnya. Untuk apa pacaran kalau tidak ke arah serius? Nia mengingat betul dia menerima cinta Dipta kala itu hanya untuk punya-punyaan. Ada pria yang menyenangkan dan seru mendekati, Nia juga menyukai ya jalani saja hubungan itu.
Sekarang rasanya sedang berhadapan dengan janji ucapan sendiri. Intinya Dipta tidak sejalan dengan keinginan keluarganya Nia. Ah, lagi-lagi ini tentang keluarga. Jika tidak dituntut atau diatur oleh keluarga tentu tidak semiris ini. Memenuhi janji, hanya itu alasan logis yang Nia pegang teguh untuk berani mau menikah.
“Permisi,” ada suara seseorang yang mengganggu, sehingga tangan mungil Nia berhenti langsung mengunci layar ponsel.
Nia mendongakkan kepala untuk melihat siapa gerangan orang itu dan apa tujuannya menyapanya. Baru saja Nia mempersiapkan jawaban seperti ‘maaf, nggak tertarik, Kak’, jika misalnya yang menyapanya adalah seseorang yang menawarkan voucher seharga 100 ribu yang katanya bisa digunakan untuk belanja di outlet restoran ternama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Compromise
General FictionRated 18+ Nia harus menepati janji pada keluarganya, kan kasihan adik laki-lakinya tidak bisa menikah jika dia masih berutang janji. Janji untuk segera menyusul Elyn, adiknya, yang sudah menikah beberapa tahun lalu meloncatinya. Nia putus sama Dipta...