Sejak keributan dan persidangan dengan Mama dan Tante Yuyu, Nia mengira, setelah itu suasana akan menjadi hangat, harmonis, dan hubungannya dengan Garsa sudah lebih baik-baik saja. Dia mulai ketar-ketir bagaimana jika Garsa memang ingin serius melupakan Amanda. Pasti mereka akan benar-benar menjadi harmonis. Mana Garsa masih belum mau mengalah untuk setuju bercerai.
Ternyata Garsa memang sulit dipercaya. Masih bersikukuh tetap bersama kelakuannya masih menyebalkan. Nia lumayan menjadi dingin apalagi ditambah Garsa mendadak jadi nostalgia lagi sama Amanda dengan memasang foto pernikahan mereka di hari saat peringatan 4 tahunan kematian Amanda. Nia melihat saat dirinya sibuk membereskan barang-barang miliknya yang pernah dibawa ke rumah itu, untuk dipacking diambil melalui Sandy.
Mungkin karena suasananya lagi di saat yang tepat mengingat Amanda. Nia juga tak bisa menolak pandangan, ada saatnya waktu melihat bunga kesukaan Amanda dipajang di meja kerja Garsa. Bunga yang diberikan aroma parfum Vanilla milik Amanda. Garsa tak mengatakan apa-apa perihal perasaannya pada Amanda saat itu, tetapi Nia tahu pria itu sedang sangat merindukan sang istrinya. Nia tahu Garsa tak mengatakan sesuai permintaannya.
Aku jangan sampai tahu.
Heii, tapi mereka belum resmi bercerai!
Lelaki itu memang sulit dipercaya! Bagaimana bisa cowok itu mau meyakinkannya setelah berjanji di depan mediator pengadilan? Mana janjinya di depan mamanya?
Esok harinya setelah acara doa bersama peringatan meninggalnya Amanda, Garsa mengajak Nia dan anak-anak untuk pergi ke makam Amanda. Nia akan menjadikan Amanda sebagai teman, tak patut dia iri atau membencinya. Wanita itu sudah tak ada, tak akan mengancamnya. Mungkin itu terjadi jika saja Amanda bangkit dari kubur lalu kembali ke rumah untuk merebut Garsa darinya. Tanpa berdebat Nia akan menyerahkan Garsa untuknya.
"Priamu ini sangat menyebalkan, ambil aja lagi aku sangat ikhlas. Aku akan meninggalkan dia, tolong kamu kembali saja di rumah ini, dia kesepian tuh nggak ada teman."
Itu hanya lamunan horor, Nia bisa pingsan duluan jika itu terjadi. Lalu tak akan pernah tenang selama masih berada di rumah Garsa. Namun, rasanya bukan hanya Nia saja yang kabur pergi dari rumah, anak-anak pun ketakutan, terlebih Ghani yang takut sama setan.
Tepat sekali seminggu setelah emosian melihat kelakuan Garsa, Nia mendapatkan jadwal sidang pengajuan gugatannya untuk proses cerai selanjutnya. Untungnya, Mama mendukung apa yang dia lakukan. Mamanya sudah memberikan kepercayaan agar Nia memilih apa yang dia mau lakukan. Mama setuju jika Nia boleh pulang kapan saja jika di rumah itu sudah memuakkan dan tak nyaman.
Nia sudah mengatakan pada Garsa untuk tetap melanjutkan sidang, lelaki itu juga tetap sama, yang tetap menahan dengan memohon begitu amat dalam.
Setelah acara peringatan kematian Amanda selesai, masih saja ada aroma favorit wanita itu yang masih terasa di rumah yang sumbernya dari kamar Garsa, sejak kala Nia mulai membereskan pakaian sedangkan barang-barang hadiah pernikahan yang pernah dia terima, sudah dipulangkan ke rumahnya dibantu Sandy.
“Aku mau pulang ke rumah.”
Nia akan pergi dari rumah itu setelah beberapa hari merapikan barang-barang mempersiapkan kepergian. Sepertinya jika tidak pergi, dia tak akan bisa lepas dari cengkeraman lelaki itu.
Garsa merespon tanpa mendebat panjang dan menyebalkan. “Selama belum ada hasil pastinya, kamu nggak benar-benar pergi dari sini. Kamu boleh pulang ke rumah, tapi datang ke rumah ini lagi, Ni. Ghani nanti nyariin kamu. Jangan buru-buru pergi, walau kamu pengen banget cepet-cepet. Setidaknya, jangan pergi saat weekend. Itu hari-hari kita kumpul bersama.”
💍💍💍
Garsa memintanya menjalani peran. Berkumpul menghabiskan waktu dengan anak-anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Compromise
General FictionRated 18+ Nia harus menepati janji pada keluarganya, kan kasihan adik laki-lakinya tidak bisa menikah jika dia masih berutang janji. Janji untuk segera menyusul Elyn, adiknya, yang sudah menikah beberapa tahun lalu meloncatinya. Nia putus sama Dipta...