26. Aku jangan sampai tahu

13.2K 1.4K 286
                                    

"Dadah Mama! Dadaaaaaah!!" Suara nyaring Ghani yang muncul di jendela kaca mobil terdengar jelas membuat Nia ikutan tersenyum lebar.

"Nia, titip salam sama Silfia ya. Nanti Mama telepon kamu pas udah sampe di sana. Ajak Garsa aja ke sana buat bantuin kalian nggak apa-apa." Tante Yuyu muncul di jendela depan yang posisi itu diduduki oleh Genta. Wanita itu tersenyum semringah bahagia akan membawa cucu-cucunya ke rumahnya bermain bersama.

Mengingat wanita itu yang sedang bahagia, Nia menjadi merasa tertekan sudah menutupi kelakuan anak semata wayangnya. Diminta agar mengajak Garsa, Nia malahan malas berdekatan sama Garsa, masih kesal lebih baik dia sendirian di sana.

"Iya, Ma. Hati-hati di jalan, Ma," pesan Nia kepada Inu Mertuanya sambil berusaha tersenyum lebar.

"Mama nanti video call Nenek ya!" seru Karel yang duduk di sebelah Ghani dan ikutan muncul di jendela kaca.

"Iya, Rel. Jagain Ghani ya, jangan nonton film setan mulu," ujar Nia. Dan, Karel terkekeh penuh makna.

"Dadah Mama, kita main dulu!" seru Dista yang duduk di sebelah Karel ikutan memunculkan wajahnya di jendela.

"Iya, di sana kalian jangan bikin Nenek pusing ya. Gent, kamu seneng-seneng dulu dong. Kapan lagi kamu ada waktu luang." Nia melihat raut wajah Genta yang biasa saja tak seheboh yang lain.

"Ma, aku begini bukan berarti malas dan nggak suka diajak main. Aku memang nggak bisa heboh dan kelihatan semangat, nggak badmood kok, Ma. Aku seneng banget kok," tepisnya dengan raut wajah masam. Mungkin dia kesalnya karena kena kritik.

Nia terkekeh. "Iya, Mama bercanda, abis kamu diem aja."

"Kita jalan ya, Ni." Tante Yuyu pamitan bersamaan dengan kaca jendela mobil ditutup.

Nia menatap kepergian mobil dengan perasaan acak adut. Berbalik masuk ke rumah Nia harus mempersiapkan diri untuk kepergiannya sendiri. Setelah kejadian ributnya bersama Garsa, Nia tak sering melihat kemunculan pria itu. Selain Nia sibuk mempersiapkan baju-baju yang akan dibawa oleh anak-anak, bekal, dan barang bawaan lain. Nia tak melihat Garsa akan dengan sengaja menampakkan diri di dekatnya. Mungkin pria itu yang sengaja menghindar darinya.

Saat Tante Yuyu muncul untuk menjemput anak-anak Garsa mulai muncul ngobrol sesaat. Setelah Tante Yuyu ngobrol sama Bu Karmi, Garsa menghilang lagi. Pria itu mulai muncul lagi saat anak-anak mencarinya untuk pamitan pergi. Nia yang mengantar anak-anak sampai ke depan rumah, sedangkan Garsa sedang berada entah di mana.

Di dalam kamar Nia mulai memasukkan barang-barang bawaan berupa sabun cuci muka, parfum, dan beberapa barang pelengkap. Untuk baju dan alat mandi kepunyaannya lamanya masih ada di rumah sana. Nia tak perlu repot bawa-bawa.

"Ni," panggil Garsa secara mengejutkan muncul di pintu dan menutup pintunya.

Nia tak menjawab hanya menoleh padanya sambil tangannya tetap aktif memasukkan dompet dan pouch skincare.

"Kalo bisa kamu pulang, Ni, nggak usah menginap," kata Garsa sudah berdiri di sisi Nia dengan tatapan mata resah gelisah.

"Kemarin aku udah izin mau menginap di rumah Mama," sahut Nia. "Aisla yang minta bantuan. Mama pengen ketemu sama aku. Mungkin kangen sama aku."

"Aku anterin ke sana ya?" tawar Garsa membuat Nia menghentikan kegiatan sambil mengangkat sebelah alis.

Apa-apaan kenapa pria itu jadi baik banget setelah kejadian tadi pagi yang dirinya egois banget.

"Nggak usah, aku bisa sendiri. Bukannya kamu biasanya akhir pekan sibuk sama kerjaanmu?" tuding Nia penuh kejujuran, tapi sepertinya terdengar sarat sindiran.

CompromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang