40 • B for Baby

686 87 18
                                    



Di waktu siang menuju sore itu. Jimin meminta untuk diantarkan oleh sopir guna menuju ke bandara. Tapi sebelum itu, dia perlu mengantarkan istrinya untuk ke rumah sakit sebentar.

Satu rumah sakit keluarga yang ketika ia datang. Maka, sudah pasti dia yang akan menjadi pasien prioritas kendati kedatangannya hanya untuk sebuah konsultasi saja, misal.

Jimin turun dari mobil sembari menggandengan jemari Yoojin dengan erat. Dan yang jelas, semua pasang mata kembali tertuju kepadanya dan istrinya ini.

Meski itu sudah bukan hal aneh bagi Jimin pun Yoojin. Tapi, tetap saja. Mereka itu manusia biasa dan mereka jelas merasa sedikit risi.

Beruntungnya dia dan istrinya ini segera mendapat lift khusus guna naik menuju ke ruang periksa dengan seorang dokter khusus pula di sana.

Sebagai pasien prioritas. Jadi, pelayanan yang didapatkan oleh keduanya jelas berbeda.

"Selamat siang Tuan dan Nyonya Park," sapa seorang dokter wanita saat keduanya sudah masuk ke dalam ruang periksa.

Keduanya tersenyum dan menjawab sapaan itu dengan bersamaan. "Selamat siang, Dok."

"Nyonya Park, ya? Ada keluhan apa, Nyonya?"

Belum juga Yoojin menjawab. Jimin sudah menyerobot lebih dulu. "Belakangan ini istriku sering merasa pusing, Dok. Dia juga terlihat lesu dan tidak bersemangat,"

Si Dokter terdiam sejenak guna menerka-nerka. Lantas seulas senyum tipis hadir. "Pola makannya bagaimana, Nyonya? Apa baik-baik saja?"

"Baik-baik saja, Dok. Hanya saja saat sedang pusing, mendadak jadi malas melakukan apapun. Rasanya selalu lelah, seperti itu," Yoojin menjawab sembari mengingat lagi bagaimana rasa yang telah ia rasakan belakangan ini.

"Emmm... baiklah, Nyonya." Ujar Si dokter lantas segera meminta Yoojin untuk duduk di kursi periksa.

Dokter memeriksa tekanan darah, detak jantung bahkan memeriksa bagian perut Yoojin dengan teliti dan penuh keseriusan. "Sepertinya, Anda harus ke bagian kandungan setelah ini, Nyonya," sambung wanita dengan juba putihnya itu.

"Maksudnya, Dok?" Tak mengerti keduanya sambil saling melempar pandangan.

"Dari keluhan yang Nyonya rasakan dan berdasarkan pemeriksaan saya. Sepertinya Anda sedang hamil. Jadi, lebih baik jika Anda segera menemuhi dokter kandungan setelah ini. Di sana nanti, Anda akan mendapat penanganan USG agar lebih jelas lagi."

Yoojin terdiam dengan bibir sedikit terbuka tak percaya. Dia menoleh pada Jimin yang juga sama ekspresinya dengan dirinya.

"Suster. Segera hubungi bagain kandungan dan alihkan pasien ke bagian kandungan," ucap Si Dokter memecah kekakuan keduanya.

"Be--berapa bulan, Dok?" Tiba-tiba tanya Jimin.

Dokter wanita itu mengulas senyumnya lebih kentara guna menanggapi pertanyaan Jimin. "Saya tidak bisa memastikannya, Tuan. Tapi, sepertinya antara di bulan kedua atau ketiga. Nanti, setelah USG, hasilnya pasti lebih jelas lagi."

What I Said [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang