17 • Yess, Daddy!

780 85 3
                                    

Malam yang ditunggu-tunggu telah tiba. Itu adalah puncak dari acara penikahan Namjoon dan Ailyn.

Seperti sebelumnya. Para wanita dari masing-masing keluarga akan memakai pakaian yang sama warnanya dengan model yang berbeda-beda. Coral mix salmon.

Sedang untuk para lelaki akan memakai setelan jas dan celana bahan hitam dengan kemeja yang senada dengan pasangan masing-masing, yakni warna corral mix salmon.

Malam ini Yoojin tampil dengan berbeda lagi. Jika tadi pagi saja sudah cantik. Maka, malam ini dia makin cantik dan ... sexy.

Jimin yang tengah melihat Yoojin saja, sampai harus meneguk kasar salivanya. Bagaimana tidak, gaun berbahan satin dengan tali spaghetti di pundak serta belahan dada yang rendah dan jangan lupakan dengan belahan tinggi dibagian paha kanan. Maka, bagian tubuh Yoojin yang sebelah mana yang tidak menggoda kenormalan seorang Park Jimin jika sepeti itu bentukannya.

"Baby," seru Jimin dengan nada yang sedikit sensual terdengarnya.

Sedang Yoojin hanya mengulas senyum tipisnya saja sembari memasang anting-anting di daun telinganya. Dia paham jika gaun malamya kali ini akan membuat serang Park Jimin mernta-ronta dalam protesnya. Dia tahu jika sang Suami ini akan amat sangat tergoda jadinya. Tapi, siapa yang akan peduli. Itu urusan belakangan. Yang penting, dia harus tampil dengan semaksimal mungkin malam ini.

"Yess, Daddy?" Malah goda Yoojin namun dia belum memutar torsonya. Ia masih mematut diri di depan kaca rias sembari memasangkan sebuah kalung tipis di lehernya.

Namun, belum juga ia bisa memasangkan kalung itu dengan sempurna. Jimin sudah menyambarnya dan barganti laki-laki itu yang memasangkan kalung untuknya.

Manik Jimin tak mau lepas dari tampilan Yoojin. Istrinya begitu cantik dan menggoda sekali malam ini. "Barusan, apa katamu, Baby?"

"Yess, Daddy!" Yoojin menjawab sembari tersenyum dan tak lupa mengigit sedikit bibir bawahnya. Manik keduanya sudah saling bersirobok melalui pantulan cermin di hadapan mereka ini.

Sial! Yoojin sudah berani menggodanya. Begitulah batin Jimin. Maka satu senyum miring itu tercetak dari ranum Jimin. Dia memeluk erat tubuh istrinya dari belakang seperti tadi pagi. Jika tadi pagi Jimin lebih memilih menyandarkan dagunya pada pundak Yoojin. Kali ini tidak lagi, laki-laki itu serta-merta mengecup dan melumat basah leher jenjang Yoojin.

Kulit lembut wanitanya ini seketika saja bak setrum bagi Jimin pun dengan Yoojin yang merasakan benda kenyal dan lembab itu tengah memberi rasa basah di lehernya.

Rasanya begitu menggelitik dalam seketika. Perutnya mendadak melilit pun dengan debaran jantungnya yang tak bisa lagi dikondisikan agar sedikit lebih baik.

Yoojin meraih jemari Jimin yang akan merangkak naik ke bagian dadanya. Ini tidak boleh lebih, bisa-bisa penampilannya akan berantakan karena keganasan sang suami yang selalu tak tahu waktu itu.

"Jimin, no! Please!" Ucap Yoojin sembari menahan jemari Jimin.

"Please, what?"

"Please no, Jim?"

"What?" Pertanyaan-pertanyaan seduktif itu muncul di sela-sela lumatan basahnya pada leher sang istri.

"Daddy, no. Please, Dad!" Yoojin memekik keras saat Jimin makin menggila dengan lumatannya masih di bagian leher.

Jimin menghentikannya bersamaan dengan sebuah kekehan. Dia memutar tubuh Yoojin dengan cepat sampai keduanya sudah berhadapan dengan intens. Manik Jimin sudah penuh dengan hasrat untuk menghabisi tubuh mungil yang telah berani menggodanya saat ini.

What I Said [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang