27 • Es Krim Coklat

441 65 10
                                    



Setibanya mereka di bandara. Yoojin ikut turun untuk mengantar suaminya masuk ke dalam bandara sebelum check in.

Maka, satu kecupan hangat nan lama di bilah bibir Yoojin itu adalah pertanda jika keduanya harus berpisah.

"Jangan khawatirkan Yoongi Hyung. Dia kakakmu, Sayang," ucap Jimin ketika ia memeluk Yoojin sedang Yoojin sembunyikan wajahnya di ceruk leher lelaki itu guna membau feromon Jimin dengan sepuasnya. Ia mengangguk dan setuju saja.

Setelahnya, keduanya benar-benar berpisah ketika pengeras suara memberitahukan informasi jika penerbangan menuju Seoul akan segera tiba.

"Aku berangkat ya, Sayang," ujar Jimin

Yoojin mengangguk. "Hati-hati, Jim. Jangan lupakan pesanku tadi," kali ini yang mengangguk adalah Jimin.

Rasanya sedikit aneh saja bagi Yoojin. Biasanya ditinggal Jimin pergi bekerja itu biasa saja. Tapi, saat dia mengantarkan suami ke bandara untuk tujuan yang sama. Seketika, dia ingin sekali menangis.

Tapi, sudahlah! Jika dia memaksakan diri untuk ikut pergi bersama dengan Jimin. Urusan dengan Yoongi malah makin runyam jadinya. Sehingga mau tak mau ia harus kembali ke rumah setelah ini.

*******************

Yoojin pulang dari bandara dengan perasaan setengah was-was. Bagaimana tidak, kakaknya itu akan berbicara empat mata hanya kepadanya saja.

Beberapa kali napas besar itu mengudara meramaikan senyapnya Porsche 911 Carrera hitam yang ia kendarai saat ini. Gugup, iya. Gusar, iya. Takut jangan ditanya lagi. Intinya semua itu, yang tengah ia rasakan saat ini. Padahal sebelumnya ia bahkan tak pernah ada rasa takut sama sekali dengan Yoongi. Namun kali ini entahlah. Entah dia yang benar-benar merasa bersalah mengenai keadaannya yang ia tutupi sampai selama ini atau memang karena emosinya saja yang masih naik turun tak karuhan.

Sebelum pulang ke rumahnya. Yoojin sempatkan diri untuk membeli satu box besar kudapan es krim full rasa coklat dan satu box besar juga berisi bola-bola coklat yang dibungkus dengan pembungkus warna emas.

Yang Yoojin datangi kali ini jelas masih suprmartket kepunyaan suaminya kendati semua orang tak tahu siapa dirinya karena ia datang mengenakan masker hitam yang membugkus sebagian wajah cantiknya.

Setelahnya, dia segera memacu kendaraan besi itu menuju rumah Ayahnya. Di sana pasti Yoongi sudah menunggu.

Dan benar saja. Lelaki itu sudah duduk manis di ruang keluarga dengan TV yang menyala serta semangkuk besar berisi buah jeruk.

Entahlah, kenapa lelaki sedingin itu bisa suka sekali dengan jeruk yang rasanya antara manis dan asam itu. Bahkan jika diijinkan, dia bisa saja memakan lima kilo jeruk dalam sekaligus. Sayangnya, yang akan marah adalah Imo-nim jika sampai Yoongi benar-benar menghabiskan jeruk dalam jumlah yang banyak.

Semenjak kematian ibu sambungnya. Sang Ayah tak lagi mau menikah dan fokus untuk membesarkan Yoongi dan Baby Yoo saja. Lantas Bibi-lah yang ada di 24 jamnya Yoongi dan Yoojin dari dulu sampai hari ini.

Ketika Ayahnya sibuk bekerja di ladang dan melakukan suplai ke banyak tempat. Maka yang menjaga jelas saja Bibi. Maka dari itu, jika sampai Yoongi dan Yoojin kecil sakit yang paling repot adalah Bibi.

What I Said [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang