Porsche Carrera hitam itu telah tiba di kediaman Ayah Yoojin saat matahari sudah kembali ke peraduannya beberapa jam yang lalu.
Inginnya Jimin tiba di rumah mertuanya saat sore hari. Sayangnya ada client penting yang meminta untuk mengadakan pertemuan mendadak guna membahas mengenai proyek baru yang tengah ia garap saat ini.
Jadi, mau tak mau. Jimin harus hadir karena memang itu pertemuan yang tidak bisa diwakili oleh staffnya yang lain termasuk oleh vincent sekalipun. Memang harus Jimin yang datang.
Selama pertemuan itu berlangsung. Jujur saja jika Jimin sama sekali tidak fokus. Beruntungnya ia memiliki vincent yang siap sedia untuk merangkum apa saja inti dari pertemuan mendadak itu.
Saat waktu sudah menunjuk pada pukul lima sore. Barulah Jimin bisa lepas dari pekerjaannya. Harusnya memang belum selesai. Tapi, dia juga harus menyusul istrinya ke rumah mertuanya.
Maka, tepat ketika jarum jam menunjuk pada angka sembilan malam. Lelaki itu baru saja tiba di kediaman mertua yang sekaligus dihuni oleh Yoongi
Di rumah itu, dia disambut oleh Yoongi saja karena Ayah mertuanya sudah beristirahat sedang Yoojin tak terlihat batang hidungnya.
"Yoojin ke mana, Hyung?" Tanya Jimin mengekori Yoongi menuju ke ruang makan.
"Ada di kamarnya. Sepertinya dia sedang tidur," jawabi Yoongi sembari membuka lemari pendingin guna mengambil kaleng soda untuk Jimin.
Jimin mengangguk. "Ayah bagaimana?"
"Apanya yang bagaimana? Kabarnya atau reaksinya saat Yoojin pulang?" Balik tanya Yoongi dengan nada datarnya.
Jimin merasa tidak enak. Baru juga dia datang. Bukannya menanyakan kabar Ayah mertuanya atau mungkin Yoongi, malah langsung menanyakan di mana keberadaan Yoojin. Padahal, bertemu dengan Ayah mertua juga kakak iparnya saja, bisa dihitung dengan jari selama ini.
"Keduanya," jawabnya lirih sembari menerima sodoran kaleng soda dari Yoongi.
Maka, dua orang pria dewasa itu tengah duduk di ruang makan dengan masing-masing memegang sekaleng soda. Pembahasan yang akan dibahas jelas bukan hal remeh temeh. Pasti akan ada pembahasan berat setelah ini.
"Ayah baik. Seperti biasanya. Dia juga masih saja ikut ke ladang sekadar untuk melihat para pekerja," jeda Yoongi lantas dia membuka kaleng sodanya. "Untungnya Ayah tidak curiga dengan kepulangan Yoojin. Ya, mungkin karena istrimu itu yang terlihat baik-baik saja saat di depan Ayah," sambungnya.
"Apa dia lama sekali menangisnya, Hyung?"
Yoongi menangguk, karena memang kenyataannya memang begitu. "Sejak dia naik ke kamarnya dan saat aku datang ke sana juga,"
Satu embusan napas berat itu menguar dari Jimin begitu saja.
"Kenapa dengan Yoojin? Katamu dia sedang tidak baik belakangan ini? Apa terjadi hal serius pada adikku?" Sambung Yoongi bertanya.
Jujur saja. Jika Yoongi sudah mengucapkan kata "adikku" mendadak nyali Jimin menjadi ciut. Seolah teritori Yoojin sudah kembali diambil sepenuhnya oleh Yoongi dan dia yang tak punya wewenang barang sedikitpun pada istrinya itu.
"Yoojin sehabis keguguran," berat sekali Jimin berucap.
"Dan kau hanya diam saja, begitu? Tidak! Maksudku, kau adalah kepala keluaraga. Kenapa kau hanya diam dan menuruti kemauan Yoojin untuk tidak memberitahuku setidaknya?" Suara Yoongi seketika berubah menjadi sedikit naik satu oktaf dari sebelumnya. Raut wajahnya juga mendadak berubah menjadi mengeras.
KAMU SEDANG MEMBACA
What I Said [M]
Fanfiction❗UNFINISH❗ MARRIAGE LIFE 📍 Park Jimin itu pria apatis, sedang Ahn Yoojin itu wanita frontal. Lalu mereka disatukan 🚀 ~ Bukan cerita yang berat. Yang ringan-ringan aja, banyak ngelawaknya dan masih belum tahu benang merahnya 😪 ⓒ Sall - Des 2020