Acara masih berlanjut dan kini sudah waktunya untuk berpesta dansa. Namun, sebelum masuk ke acara selanjutnya. Namjoon sudah ada di depan bersama dengan istrinya dengan sebuah pengeras suara di tangan.
Lelaki itu tengah menyambut kedatangan para tamu dan mengucap banyak terimakasih. Dia juga tak lupa mengucap terimakasih pada kedua orangtuanya termasuk nama Jimin dan Yoojin yang juga ikut tercatut disana.
Jimin dan Yoojin jelas mengulas senyum indah masing-masing. Tapi, jauh di dalam lubuk hati Yoojin. Dia tengah sakit dan sedih bukan main. Dia hanya tengah membayangkan, andai saja yang di depan itu dirinya dengan Jimin. Jemari saling bertaut dengan erat nan hangat lalu Jimin akan mengumumkan kabar bahagia atas kehamilan dirinya saat ini.
Sayangnya, itu hanya sebuah harapan menyakitkan saja yang tengah ia bangun dari balik ulasan senyumnya.
"Malam ini. Sebelum memulai pesta dansanya. Aku ingin memberi sebuah pengumuman bahagia lainnya," begitulah yang diucapkan Namjoon setelah memberi sambutan dan ucapan terimakasih.
Semua orang yang ada di dalam gedung itu jelas bertanya-tanya. Termasuk Jimin sekalipun. Dia menoleh pada Yoojin yang tengah termangu melihat ke depan dengan wajah setengah pias miliknya.
"Pengumuman apa, Yoo? Apa kau tahu?" Tanya Jimin tapi Yoojin hanya mampu diam. Lidahnya sudah keluh pun dengan lututnya yang sudah terasa lemas saat ini.
"Istriku, ailyn. Saat ini dia tengah mengandung anak kami,"
DEG!!! Rasanya panah itu sudah menancap sempurna pada jantung Yoojin saat ini.
"Kandungannya sudah dua bulan dan bersyukur, calon anak kami sehat sekali saat ini," sambung Namjoon setelah gemuruh sorak haru dan tepuk tangan itu menggema meramaikan seisi gedung.
Tepat setelah Namjoon mengatakan jika Ailyn telah hamil. Jimin sontak melihat ke arah istrinya lagi. Wanita itu hanya diam, wajahnya makin terlihat pias dan kedua pelupuk matanya mulai memerah.
Perlahan Jimin membawa mundur Yoojin kendati posisi mereka sudah ada di bagian paling belakang dari deretan tamu yang datang. Lelaki itu beralih posisi dengan tenang agar tak sampai menimbulkan kecurigaan. Lebih-lebih oleh pihak keluarga.
Tubuh linglung Yoojin hanya diam dan menerima saja saat Jimin membawanya ke barisan paling belakang. Perlahan embun itu telah menyelimuti kedua pelupuk mata Yoojin dengan sempurna. Perlahan pandangannya menjadi buram.
"Jimin-ah, aku ke toilet sebentar, ya?" Ijin Yoojin dengan pandangan kosongnya.
"No!" Tolak Jimin mentah-mentah.
"Please, Jim! Please!"
"No, Yoojin!" sekali lagi tolak Jimin. Laki-laki itu segera memeluk Yoojin. Dia tengah membekap telinga istrinya agar tidak mendengarkan lagi ucapan Namjoon yang mendadak membuatnya merasa muak malam ini.
Yoojin sudah ingin sekali menangis dalam dekapan Jimin. Tapi, jika itu terjadi, pasti akan mengundang banyak perhatian. Dan akhirnya Yoojin tetap memaksakan diri ke toilet dengan mendorong tubuh Jimin serta segera mengambil langkah lebarnya.
Saat Jimin akan membuntuti Yoojin. Namanya kembali dipanggil oleh Namjoon untuk ikut maju ke depan guna mengikuti pesta dansa. Jimin berusaha menampilkan wajah suka citanya dengan memberi kode jika Yoojin tengah ada di toilet. Jimin juga meminta agar pesta dansa itu dilakukan lebih dulu, dirinya akan menyusul nanti.
Setelah keadaan lebih kondusif. Jimin segera bergerak cepat. Dia tak yakin jika istrinya itu akan ada di kamar mandi. Dia takut jika Yoojin malah kabur meninggalkan bangunan hotel tanpa dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What I Said [M]
Fanfiction❗UNFINISH❗ MARRIAGE LIFE 📍 Park Jimin itu pria apatis, sedang Ahn Yoojin itu wanita frontal. Lalu mereka disatukan 🚀 ~ Bukan cerita yang berat. Yang ringan-ringan aja, banyak ngelawaknya dan masih belum tahu benang merahnya 😪 ⓒ Sall - Des 2020