18 • Agen Rahasia FBI

536 90 4
                                    

[]

"Ibu, maaf, ya," kini ganti Yoojin yang berucap.

"Tidak apa-apa, sayang. Samimu itu memang seperti itu," jawabi Jieun terjeda. "Tapi, Yoo. Apa kau ini benar-benar menantu kesayangan ibu, Nak?" Sambungnya melihati dengan seksama penampilan Yoojin malam ini.

Yoojin tersipu malu jadinya. "Apa ini berlebihan, Bu?" Balik tanyanya.

Jieun menggeleng cepat. "Tidak-tidak. Kau caaanntiik sekali, Yoo,"

"Aku tidak tampan ya, Bu?" Sela Jimin setelahnya.

Maka, sepasang orangtua itu sontak terkekeh besamaan. "Jika kau tidak tampan. Mana mau Yoojin menikah denganmu, anaku sayang,"

"Auh! Mulas sekali perut ini!" Jimin menimpali.

"Ya! Park Jimin!" Kini Yoojin yang menyela setengah menyalak. Bagaimana bisa suaminya itu berucap dengan sedemikian rupa. "Ayah, Ibu. Maafkan dia, ya," sambung Yoojin meminta maaf kepada mertuanya. Lantas, kedua mertuanya itu mengangguk dengan kekehannya saja.

Tak lama setelahnya. Acara inti dimulai karena memang, harusnya acara pesta itu dimulai sejak sepuluh menit yang lalu. Hanya karena Jimin dan Yoojin yang terlambat. Mau tak mau, acara pesta itu ditunda selama sepuluh menit lamanya.

Alunan musik mulai menggema dan perlahan kedua calon mempelai masuk ke dalam ruangan. Namjoon terlihat gagah dan tampan dengan setelan bewarna light steel blue yang senada dengan gaun yang dikenakan oleh Ailyn. Wajah sumringah mereka sudah tak bisa disembunyikan lagi. Pasangan yang amat cocok memang.

Beberapa undangan yang melihat sontak mengangkat ponsel masing-masing dan mengabadikan momen tersebut. Beberapa tamu undangan dari teman Namjoon juga sudah menyapa lelaki itu dengan suka citanya.

Tiba saat kedua mempelai itu melewati Yoojin dan Jimin. Yoojin mengulas senyum indahnya di sana, sedang Ailyn tengah ternganga dengan tampilan Yoojin. Cantik luar biasa pun dengan Jimin yang tampan sekali di sisi sang adik ipar ini.

Ailyn menghambur memeluk Yoojin dan mengucap banyak terima kasih termasuk dengan Namjoon yang memeluk sang adik yang tak disangka saja, pelukan itu dibalas dengan eratnya oleh Jimin seketika itu juga.

Itu adalah pelukan paling erat dan paling tulus yang Jimin berikan pada kakaknya ini. Karena jujur saja, Jimin juga ikut senang dengan pernikahan kakaknya ini. Seolah tidak ada lagi perasaan iri yang menyelimuti hati Jimin kala melihat sang kakak akhirnya melangkah ke jenjang yang lebih serius seperti saat ini.

Setelah adegan saling peluk memeluk itu. Kedua mempelai juga menghampiri Jieun dan Hyeong Min. Keduanya juga bergantian memeluk masing-masing orangtua itu sembari mengucap banyak sekali rasa terimakasih untuk segalanya yang sudah mereka berikan dan persiapkan mengenai jalannya pesta pernikahan ini.

Satu persatu susunan acara dilaksanakan tanpa kendala sedikitpun. Sampai tiba saatnya untuk kembali berfoto bersama. Semua keluarga besar dari Tuan Park tengah berdiri mengapit kedua mempelai. Laki-laki di sisi kiri sedang para perempuan ada di sisi kanan. Setelah keluarga besar Tuan Park. Berganti dengan keluarga dari Ailyn dan di lanjut dengan para tamu undangan termasuk teman-teman Namjoon juga.

"Sayang. Lihatlah mereka ini. Bukankah yang jadi pengantin malam ini harusnya mereka?" Namjoon berucap menggoda adik beserta adik iparya. Yoojin tersipu pun dengan Jimin.

"Sayang sekali, dulu aku belum mengenal Namjoon. Mungkin, jika sudah mengenalnya. Aku pasti tahu bagaimana meriahnya pesta pernikahan kalian," Ailyn menimpali.

"Itu bukan pesta yang meriah juga. Hampir-hampir sama dengan ini," Jimin menyela.

"Kapan berfotonya, sih?" Yoojin menengahi karena merasa terlalu lama berbicara. "Kasihan yang lain juga ingin berfoto dengan pengantin yang tampan dan cantik ini, lho," Sambungnya.

What I Said [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang