08

1K 133 14
                                    

"Kami sungguh sangat beruntung bertemu dengan anda di sini, Tuan muda Steve Romero."

Helena membeku terdiam mendengar ucapan Hugo. Bahkan dia hampir saja menjatuhkan cangkirnya.

"Kenapa dia ada di sini?!"

Semua orang yang berada di ruangan itu berdiri untuk memberi salam kecuali Kenzie dan Helena.

"Saya juga beruntung bertemu kalian semua di sini." Ucap Steve sambil tersenyum ramah.

Steve berjalan dan duduk di kursi yang berhadapan dengan Helena. Helena masih terdiam dengan ekspresi datar ketika melihat Steve berada di depannya. Steve terlihat sedikit terkejut melihat Helena ada di depannya.

Steve tersenyum. "Oh saya tidak menyangka bertemu dengan Nona Helena disini bersama dengan Tuan muda Kenzie."

"Tuan muda Steve anda salah paham. Saya disini bersama Kak Hazel dan Rendell. Sedangkan Kak Kenzie disini bersama Tuan muda Hugo." Jawab Helena datar.

Steve terdiam beberapa detik kemudian tersenyum. "Oh seperti itu rupanya. Maafkan saya mengucapkan hal yang salah."

"Sepertinya rumor jika kepribadian Helena berubah itu benar." Ucap Steve dalam hatinya.

"Saya maafkan dan tolong jangan mengganggu saya lagi." Ucap Helena yang membuat Steve kembali terkejut walau beberapa detik.

Semua orang disana terdiam mendengar ucapan Helena sedangkan Helena sibuk mengelus Orion dan Emily di pangkuannya dengan tatapannya ke arah dua hewan itu.

Kenzie sendiri terlihat untuk beberapa detik hanya terkejut kemudian tidak peduli. Sudah biasa bagi Kenzie melihat sikap kurang ajar dari Helena setelah kecelakaan terseret arus itu. Kenzie cukup senang sekarang karena Helena tidak kagi berbicara dengan nada malu-malu seperti dulu terhadap Steve. Karena Kenzie tidak menyukai Helena yang seperti itu dan menurutnya adiknya itu sangat menjengkelkan ketika berucap dengan nada malu-malu.

"Tuan muda Steve, anda disini ada keperluan apa? Jarang sekali anda mengunjungi tempat seperti ini." Ucap Hazel memecah keheningan.

Steve tersenyum ke arah Hazel. "Saya disini untuk bertemu dengan pemilik butik karena ada pesan dari Permaisuri Irene untuk pemilik butik."

Hazel dan lainnya mulai membicarakan hal lain, semua orang masuk dalam percakapan kecuali Helena. Kenzie sesekali masuk lalu kembali tidak berbicara. Helena senang ada Hazel disini untuk berbincang dengan Steve karena jika tidak ada Hazel maka Steve akan kembali memancingnya.

"Helena kenapa kau begitu waspada padanya?" Tanya Emily melalui pikirannya.

Helena mengelus Emily. "Aku selalu waspada dengan orang lain setelah berada di dunia ini, Emily."

"Tidak bukan itu maksudku. Kau memang selalu waspada setelah berada di dunia ini tapi kenapa kau sangat waspada dengan Steve ini?" Tanya Emily lagi.

"Benar kata Emily, apakah kau takut Steve mengetahui rencana kita?" Tambah Orion.

"Dia tidak akan pernah mengetahui rencana kita." Jawab Helena singkat.

"Kalau dia tidak akan tahu rencana kita, jadi kenapa kau sangat waspadanya?" Tanya Orion.

"Kau dan Emily pasti mengira jika Steve adalah orang biasa saja karena selalu tersenyum. Tapi di balik senyum ramahnya itu dia memiliki otak licik dan cerdas. Terlebih lagi di masa depan dia menjadi tangan kanan Putra Mahkota. Dia bisa menjadi ancaman kita untuk menjalankan rencana." Jelas Helena.

"Jadi seperti itu. Ternyata di dalam remaja manis ini ada seseorang yang licik." Gumam Emily.

Helena tidak menjawab dan hanya tersenyum tipis sambil mengelus Emily. Tindakan Helena tertangkap Steve membuat laki-laki bertambah penasaran kepada Helena.

Lady of Castillo || Heejin Loona [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang