33

627 110 1
                                    

"Istriku apakah kau terluka tadi pagi?"

Rio menghirup aroma salah satu tangan Helena. Helena tidak memberontak sama sekali dengan tindakan Rio padanya. Berbeda dengan Emily dan Rio, mereka menatap tajam pada Rio. Dua orang itu masih tidak menyukai keberadaan Rio di sekitar Helena.

Sekarang sudah malam hari, waktu dimana Rio berkunjung kamar Helena. Setelah Helena dan Wendy pergi dari toilet perempuan tadi pagi, Markus telah berada di meja mereka untuk menjemput Wendy dan Bastian karena mereka harus pulang ke Kediaman Castillo.

Helena mengantarkan Wendy dan Bastian hingga ke pintu utama Akademi. Dia juga menunggu kereta yang dinaiki Wendy dan Bastian keluar dari gerbang Akademi baru dia masuk kembali ke kelas karena jam istirahat telah selesai. 

"Tidak, aroma darah itu bukan darahku tapi darah orang lain." Jawab Helena dengan tidak nyaman. Walaupun dia dan Rio telah mengenal beberapa bulan, Helena tetap masih merasa tidak nyaman dengan tindakan manis Rio.

Rio menatap Helena. "Apakah ada yang ingin melukaimu lagi?"

Helena menatap Rio tajam. "Jika kau mengancam orang ini seperti mengancam Jared, jangan harap kau masih bisa masuk ke dalam kamar asramaku lagi Rio."

"Baiklah aku tidak akan mengancamnya." Ucap Rio lalu mengecup punggung tangan Helena.

"Sekarang kau pergi." Ucap Helena sambil menarik kembali tangannya.

Rio menatap Helena dengan ekspresi kecewa yang dibuat-buat. "Istriku kenapa kau mengusirku?"

Helena menatap kesal Rio begitu juga Emily dan Orion. "Aku mengusirmu agar kau tidak melakukan hal aneh padaku."

Rio tersenyum lagi. "Istriku, aku kan suamimu jadi aku boleh melakukan apapun padamu."

"Jika kau berani melakukan hal aneh padaku, maka aku tidak akan segan membunuhmu sekarang juga." Ancam Helena.

Rio tertawa kecil, dia tidak terlalu mengkhawatirkan ancaman Helena. Rio berjalan mendekat ke Helena kemudian dia mengecup dahi Helena.

"Selamat malam istriku. Semoga kau bermimpi indah." Ucap Rio lembut lalu pergi dari kamar asrama Helena.

Helena menyentuh dahinya dengan sedikit gemetar, kebiasaan Rio mengecup dahinya sebelum pergi masih terasa aneh bagi Helena terlebih lagi Helena tidak menolaknya sama sekali membuat gadis itu bingung dengan dirinya sendiri.

"Helena, Rio sudah pergi dari wilayah Asrama Putri." Ucap Orion yang telah berubah wujud menjadi manusia begitu juga dengan Emily.

Helena tersadar dari lamunannya lalu menatap Orion dan Emily. Helena menghela nafas pelan kemudian menganggukkan kepala pada Orion.

Helena kemudian membawa Orion dan Emily ke ruang penyimpanannya. Mereka bertiga masuk ke dalam rumah yang ada di ruang penyimpanan Helena.

Helena mengambil buku bersampul lily putih milik Rebecca di atas meja. Dia melepaskan cincin penyembuhnya dan meletakkannya di pola untuk cincin itu yang ada di sampul buku. Helena kemudian menyayat kecil telapak tangannya dan mengarahkan tetesan darahnya ke tengah-tengah cincin.

Setetes darah Helena yang telah menyentuh sampul buku meresap ke dalam sampul buku dan secara tiba-tiba warna merah mengalir di setiap pola bunga lalu menghilang. Helena, Emily dan Orion saling memandang sebentar.

Helena memakai kembali cincinnya lalu menyembuhkan bekas sayatan tadi dengan cincin itu. Helena kemudian membuka buku itu dan berhasil. Emily dan Orion terlihat senang begitu juga dengan Helena. Helena kemudian membaca halaman pertama dari buku itu.

Lady of Castillo || Heejin Loona [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang