16

840 134 14
                                    

Setelah kejadian di Arena Latihan, Helena kembali ke kamarnya untuk mengambil dua buku yang dia pinjam. Helena tiba di kamarnya dan masih ada Lydia di dalam. Lydia juga cukup terkejut melihat Helena kembali ke kamar asrama cukup cepat.

"A-Apakah kau sudah selesai berlatih?" Tanya Lydia gugup dia bahkan berdiri dari duduknya.

Helena ke meja belajarnya dan mengambil buku yang dia pinjam. Kemudia dia menoleh ke Lydia. "Kau tidak perlu berdiri ketika aku datang, Lydia. Kita disini setara statusnya jadi jangan anggap aku sebagai putri Archduke disini."

Lydia terkejut kemudian mengangguk dengan cepat. Helena tersenyum tipis melihat Lydia dan Lydia terdiam melihat senyuman tipis Helena.

"Lydia aku minta tolong padamu lagi, jika Natalie mencariku bilang saja aku ada di taman asrama untuk membaca buku." Ucap Helena.

Lydia mengangguk cepat. " I-iya, aku akan memberitahunya."

Helena kemudian pergi dari kamar asramanya dengan dua buku yang dia bawa. Dia berjalan menuju taman asrama dan selama di perjalanan Helena mendapatkan beberapa tatapan dari murid-murid. Helena tahu jika kejadian di Arena Latihan mulai menyebar dan pastinya sudah sangat menyebar di asrama putra karena diantara mereka ada yang menjadi saksi kejadian itu.

Helena membaca bukunya di kursi taman yang tepat berada di bawah pohon besar yang rindang. Orion berada di sampingnya dan tengah memejamkan mata. Sedangkan Emily tengah terbang mengelili taman asrama untuk melihat-lihat.

Suasana yang awalnya menenangkan itu terganggu dengan suara teriakan amarah dan tangisan perempuan. Helena melihat Emily kembali menghampiri dirinya. Helena tahu sekarang Emily sedang kesal.

"Ada apa?" Tanya Helena melalui pikirannya sambil menatap Emily.

"Aku tadi di tangkap oleh Monica dan akan dibawa olehnya ke kamar asramanya!" Kesal Emily.

"Aku sudah memberontak tapi si Monica itu malah mempererat pegangannya padaku membuatku sesak. Akhirnya aku mematuk tangannya dan dia menangis. Temannya juga marah-marah padaku karena membuat Monica menangis." Jelas Emily.

Helena mengerti kemudian datanglah Monica bersama temannya yang Helena tidak tahu siapa namanya. Helena melihat tangan Monica dan memang ada luka yang dibuat Emily tapi luka itu tidak terlalu parah sedangkan si pemilik tangan matanya berkaca-kaca seperti luka yang dibuat Emily sangat menyakitkan.

"Hei Helena kau harus tanggung jawab pada Monica karena burungmu mematuk Monica hingga membuatnya menangis!" Marah teman Monica.

"Tanggung jawab? Apa kesalahanku? Aku bahkan tidak mendekati kalian." Tanya Helena dengan tenang.

"Kesalahan burungmu adalah kesalahanmu juga karena kau pemiliknya! Burungmu itu mematuk Monica!" Ucap Teman Monica dengan kesal.

"Oh jadi Emily mematuk Monica. Baiklah tolong maafkan Emily, dia tidak menyukai orang asing memegangnya dan dia juga tidak suka dengan orang yang dengan seenaknya ingin membawanya pergi jauh dariku." Ucap Helena datar.

Monica dan temannya terdiam, sepertinya mereka terkejut karena Helena mengetahui penyebab Emily mematuk Monica. Kemudian Teman Monica berkata lagi. "Sebaiknya kau menyembuhkan tangan Monica sebagai bentuk tanggung jawabmu!"

Helena menatap teman Monica. "Aku menyembuhkan tangan Monica? Bukankah dia memiliki elemen sihir healing, kenapa harus memintaku menyembuhkannya jika dia bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Itu lebih baik daripada memintaku yang tidak memiliki sihir healing."

Teman Monica menatap kesal pada Helena. "Kau kan memiliki cincin penyembuh! Gunakan cincin penyembuhmu!"

Monica dengan segera menoleh ke temannya dan Monica menatap temannya dengan ekspresi kaget dan marah. Teman Monica yang tahu dia salah berucap munutup mulutnya dengan ekspresi terkejut. Helena menatap dingin teman Monica dan Monica bergantian.

Lady of Castillo || Heejin Loona [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang