Jam istirahat telah selesai Helena, Natalie dan Rendell pun kembali ke kelas. Dan dalam perjalanan menuju ke kelas beberapa murid menatap Helena dan berbisik tentangnya.
Bukan hanya di perjalanan menuju kelas saja, di dalam kelas juga teman-teman kelas Helena juga berbisik tentang Helena dan juga kejadian di Lapangan Akademi.
"Lihat dia masih terlihat angkuh. Dia berfikir karena dirinya cantik, dia bisa menolak Javiero."
"Dasar sombong. Bisa-bisanya dia menolak Javiero."
"Apa juga yang dilihat Javiero darinya? Dia unggul di wajahnya yang cantik saja, sisanya sangat menyedihkan."
"Hei kalian tahu kemarin aku melihat bagaimana dia membuat Monica ketakutan di taman asrama."
"Ketakutan? Kenapa Monica takut dengannya? Disini si angkuh itu tidak diistimewakan, seharusnya Monica berani melawannya."
"Hei bagaimana Monica mau melawan jika si angkuh berucap dengan kata-kata yang tajam dan merendahkan Monica. Kalian tahu bukan jika Monica itu manis, ramah, dan lemah lembut."
"Iya benar, pasti seperti itu. Dia sungguh kejam terhadap Monica yang manis itu."
"Benar sekali aku setuju denganmu!"
Helena yang mendengar bisikan teman-teman kelasnya pun hanya diam dan tenang membaca bukunya. Berbeda dengan Natalie dan Rendell yang sudah terlihat geram dengan bisikan-bisikan itu.
Terlihat di bangku milik Monica dan Edgar, Monica yang tengah membaca buku tersenyum senang mendengar bisikan-bisikan itu. Edgar yang juga membaca buku tidak menyadari senyuman Monica sama sekali.
BRAKKK
Helena menatap Natalie bingung dia juga menoleh ke bangku Rendell. Dia sedikit terkejut dengan tindakan Natalie dan Rendell yang secara bersamaan menggebrak meja dengan keras. Semua orang di dalam kelas menatap Natalie dan Rendell dengan terkejut juga.
"Oh astaga kenapa disini berisik sekali?! Kalian semua diam jangan ada yang berbicara walaupun hanya berbisik karena itu sangat berisik!" Ucap Natalie kesal sambil melirik sinis murid-murid tadi yang berbisik.
"Jika kalian ingin membicarakan orang langsung saja di depan orangnya, tidak perlu berbisik-bisik. Dasar pengecut." Ucap Rendell dengan nada dingin dan menatap tajam murid-murid yang berbisik tadi.
Murid-murid yang berbisik tadi segera terdiam dan menundukkan kepala dengan sedikit gemetar. Helena yang mengetahui maksud tindakan Natalie dan Rendell tersenyum tipis. Natalie dan Rendell kembali duduk dengan tetap menatap sinis dan tajam murid-murid yang berbisik tadi.
"Sepertinya kekesalanku dengan orang-orang tadi terbalaskan. Baguslah aku tak perlu membakar kelas ini." Ucap Emily senang melalui pikirannya.
"Ya sepertinya. Natalie dan Rendell mungkin bisa berbuat lebih dengan murid-murid itu jika mereka tidak berada disini sekarang." Ucap Orion dengan nada sedikit kesal.
"Hei kenapa kau masih kesal? Apa kau tidak puas dengan balasan dari Natalie dan Rendell pada mereka?" Tanya Natalie.
"Iya, aku masih tidak puas. Aku ingin menjahili murid-murid itu. Helena apakah aku boleh menjahili mereka?" Tanya Orion.
Helena menatap Orion. "Tidak, guru akan datang sebentar lagi."
Orion menghela nafas begitu juga Emily. Helena sendiri kembali membaca bukunya yang tadi terhenti karena Natalie dan Rendell.
Tidak lama kemudian pintu kelas terbuka, Natalie yang tadi masih terlihat kesal kini kesenangan bahkan menepuk pundak Helena beberapa kali dengan tenaga yang kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady of Castillo || Heejin Loona [HIATUS]
FantasyKalian percaya transmigrasi jiwa? Atau tidak? Jika tidak, maka kemarilah. Aku akan menunjukkan pada kalian bahwa transmigrasi jiwa itu nyata dan kalian harus mempercayainya. Ini adalah kisah seorang wanita yang telah bertransmigrasi jiwa dua kali ke...