26

724 108 12
                                    

"Disini lagi?"

Sekarang Helena berada di sebuah lapangan rumput yang luas dengan sapuan angin yang nyaman dan cuaca yang cerah. Helena menghela nafas sambil melihat sekelilingnya.

Sudah dua kali dan sekarang adalah yang kedua Helena bermimpi berada di tempat asing ini. Mimpi ini mulai muncul ketika Helena mulai menggunakan cincin penyembuhnya untuk menyembuhkan Lydia.

Helena sama sekali tidak dapat mengingat jika ada tempat ini di ingatan jiwa sebelumnya. Jadi pada awalnya Helena mengira dia sudah terkena sihir ilusi tapi setelah dia mencoba membuktikannya ternyata bukan sihir ilusi.

Helena kemudian melangkahkan kakinya dan terus melihat sekelilingnya. Walaupun Helena baru tiga kali memimpikan tempat ini, dia tidak merasa asing dengan tempat ini bahkan dia sangat nyaman berada di sini lebih nyaman daripada di perpustakaan atau hutan.

"Apa itu?"

Langkah Helena terhenti ketika dia melihat siluet seseorang yang berada cukup jauh di depannya. Helena melangkah lagi dan ketika jaraknya dan siluet itu sudah dekat dia dapat melihat seorang lelaki yang tengah terduduk di tanah di depan satu-satunya bunga yang ada di lapangan rumput itu yaitu bunga lily putih.

Tiba-tiba tubuh Helena terdiam dan tangannya mencengkram dadanya sambil menatap bunga lily dan lelaki di depannya. "Kenapa? Kenapa jantungku berdetak cepat ketika melihat dia dan bunga itu?"

Helena mencoba melangkah lagi untuk mendekati lelaki itu karena dia tidak bisa melihat wajah lelaki itu dengan jelas. Tapi sayangnya tubuhnya tidak bisa dia gerakkan bahkan mulutnya pun tidak dapat di gerakkan. Dan secara tiba-tiba tubuhnya terduduk di tanah dengan sendirinya.

"Sudah lima tahun kau pergi tapi aku tetap tidak bisa melupakanmu. Aku masih berharap kau masih ada disini bersamaku."

Helena yang awalnya mencoba mencari cara agar menggerakkan tubuhnya kemudian terdiam sambil menatap lelaki yang wajahnya tidak dapat dia lihat dengan jelas itu.

Walaupun Helena tidak bisa melihat jelas wajah lelaki itu tapi dia tahu lelaki itu sekarang tengah menahan tangis dengan melihat tubuh lelaki itu sedikit gemetar. Dan entah kenapa Helena juga merasa sedih dan ingin menangis melihatnya.

"Apa kau sekarang sedang melihatku dari atas langit? Tolong maafkan aku karena tidak bisa melupakanmu walaupun aku sudah menikah."

"Dan juga tolong maafkan aku karena tidak bisa mencegah si kepala batu itu untuk pergi berpihak pada iblis."

Helena mengernyitkan dahinya, siapa si kepala batu ini? Kenapa orang itu berpihak pada iblis? Dan kenapa lelaki itu meminta maaf? Apa sebenarnya bunga lily itu? Itulah yang kini ada di otak Helena.

"Kau mungkin kecewa dengan kami berdua karena tidak hidup sesuai dengan harapanmu. Inilah sifatmu yang sangat tidak kami sukai. Kau berharap kami hidup sesuai dengan keinginanmu tapi keinginanmu dan keinginan kami berbeda."

"Keinginan terbesar kami bukan hidup tenang dan berkeluarga dengan wanita lain. Keingin terbesar kami adalah hidup bersamamu Cia."

Mata Helena menatap tajam ke lelaki itu dan secara tiba-tiba cahaya putih menyilaukan pandangan Helena. Helena dengan terpaksa menutup matanya karena terlalu silau.

Helena membuka matanya dengan matanya menatap tajam langit-langit kamar asramanya. Helena kemudian terduduk dan mencengkram selimutnya dengan erat. Helena kemudian teringat kalimat terakhir lelaki itu.

"Cia, nama perempuan yang juga diucapkan Harvey. Apa sebenarnya hubungan antara tubuh ini dengan perempuan bernama Cia itu." Ucap Helena dalam hatinya.

Lady of Castillo || Heejin Loona [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang