28

639 117 5
                                    

"Lydia aku memiliki saran untukmu."

Lydia menoleh ke Helena yang juga tengah menatapnya, sekarang mereka sedang menunggu Sylvia datang untuk memulai duel. Helena, Lydia dan Natalie telah mengganti seragam mereka dengan seragam latihan lapangan yang diberikan Penjaga Akademi kepada mereka juga pada 3 murid penindas.

"Jangan kerahkan semua tenaga mu ke pedang untuk menyerang lawan. Kau bisa menghindari serangan lawan dan cari celah untuk menyerang. Ketika sudah ada celah serang lawanmu dengan kuat." Jelas Helena.

Lydia terdiam dan menganggukkan kepalanya. Lydia tahu Helena mengetahui fisiknya yang lemah oleh karena itu dia memberikan saran itu tanpa berbicara fisik Lydia lemah.

"Aku ada tidak Helena?" Tanya Natalie antusias.

Helena menoleh ke Natalie. "Serang lawanmu hingga dia lelah."

Natalie mengangguk dengan semangat. Helena kemudian menatap tiga murid penindas di seberang. Ketiga mata mereka terlihat menatap tajam Lydia tapi Lydia tidak takut sama sekali dengan tatapan mereka.

Helena menatap pedang di tangannya, dia masih tidak terbiasa dengan pedang karena di kehidupan pertama di ahli menggunakan belati dan lebih banyak menggunakan alunan musik Zetian untuk membunuh musuh. Jadi dia cukup ragu menggunakan pedang sekarang.

Sylvia kemudian muncul berada di tengah-tengah arena duel. "Baiklah untuk perwakilan kelas silahkan mendekat dan berhadapan."

Helena, Natalie dan Lydia serta 3 murid kelas 2 berjalan ke tengah-tengah arena duel. Ketika Sylvia akan berucap lagi muncul Theo disampingnya. Kemunculan Theo membuat semua orang kecuali Helena dan Javiero terkejut. Suasana yang tadi hening langsung ricuh.

Sylvia menatap Theo datar. "Apa yang sedang anda lakukan disini Penyihir Agung Theo?"

Theo menatap Sylvia sambil tersenyum. "Maaf saya datang tanpa kabar Bu Wakil Kepala Akademi. Saya tidak bisa menahan rasa antusias melihat duel ini. Duel ini sangat unik karena duel ini untuk menyelesaikan masalah kasus penindasan yang menodai kesucian Akademi Sihir Kekaisaran Garcia."

Theo menatap Helena, Lydia dan Natalie. "Kalian berdua walaupun masih kelas 1 tolong perlihatkan kehebatan kalian ya."

"Ba-baik Penyihir Agung!" Seru Lydia dan Natalie gugup. Sedangkan Helena tidak menjawab sama sekali karena dia tidak peduli.

"Lydia jangan gugup, ingatlah tujuanmu menerima duel ini. Jangan hiraukan keberadan Penyihir Agung. Kau juga Natalie, serang lawanmu tanpa gugup sama sekali jika tidak mereka yang akan mengalahkanmu." Ucap Helena mengingatkan.

Lydia dan Natalie yang awalnya gugup langsung tersadar mendengar ucapan Helena. Lydia kemudian menatap lawan di depannya dengan serius begitu juga Natalie.

Sylvia menghela nafas pelan. "Baiklah saya akan jelaskan peraturannya. Pertama dilarang memakai sihir apapun, kedua boleh melukai lawan tapi tidak boleh mulai organ vital lawan, ketiga lawan dinyatakan kalah ketika terbaring dan tengkurap di tanah serta jika mereka mengaku menyerah. Apa ada yang ingin kalian tanyakan?"

"Tidak ada." Ucap Helena, Lydia, Natalie dan 3 murid penindas bersamaan.

"Baiklah karena tidak ada pertanyaan maka saya umumkan duel kelompok antara kelas 1 dan kelas 2 dimulai sekarang!" Ucap Sylvia lantang sambil menepuk tangan.

3 murid penindas langsung saja mengincar Lydia. Natalie dan Helena langsung menahan 2 murid sedangkan Lydia mundur ke belakang menghindari serangan 1 murid.

"Kakak senior bukankah sangat tidak baik jika kalian hanya melawan Lydia. Ayo ikut denganku agar aku dapat memberikan kalian pelajaran atas perbuatan kalian." Ucap Natalie sambil menghempaskan murid kelas 2 yang serangannya di tahan menjauh dari Lydia.

Lady of Castillo || Heejin Loona [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang