40

664 103 2
                                    

"Rio, apa kau Feng?"

Helena menatap Javiero tanpa ekspresi. Javiero tersenyum pada Helena lalu turun dari batu besar dan menghampiri Helena. Helena masih menatap laki-laki itu dan tidak mengalihkan pandangannya untuk menunggu jawaban dari laki-laki itu.

"Akhirnya kau mengingatku Lian."

Helena terdiam mendengar ucapan Javiero dan melihat senyuman Javiero. Dan dia mulai mengingat kembali ingatan masa lalu kehidupan pertamanya.

"Pelanggan yang terhormat apakah kalian semua akan pergi ke Hutan Beracun?"

Helena yang tengah menyesap teh terdiam dan menatap pelayan di depannya. Emily, Orion, Bastian dan Wendy juga menatap pelayan itu. Pelayan yang ditatap lima orang itu dengan tatapan datar gugup seketika.

Beberapa detik kemudian Helena menyesap kembali teh nya dan mengalihkan pandangannya dari pelayan itu. "Iya, kami akan kesana. Apakah terjadi sesuatu disana hingga kau bertanya?"

Pelayan itu segera mengangguk. "Nona, anda mungkin tidak tahu beberapa kejadian yang terjadi di Hutan Beracun karena tragedinya baru terjadi beberapa hari yang lalu."

"Hey pelayan jangan bertele-tele cepat katakan apa yang sedang terjadi di Hutan Beracun." Ucap Emily yang mulai kesal dengan ocehan pelayan itu.

Pelayan itu meneguk ludah kasar. "Beberapa warga yang pergi ke Hutan Beracun untuk mencari hewan buruan melihat ada banyaknya mayat manusia yang tergeletak di hutan. Sepertinya tengah terjadi pertempuran besar disana, jadi saya sarankan pada kalian untuk tidak pergi ke Hutan Beracun."

Helena meletakkan cangkir teh yang dia pegang kemudian mengeluarkan kantong uang berukuran kecil yang terisi penuh dan melemparnya ke arah pelayan. Kemudian dia bangkit berdiri diikuti Emily, Orion, Bastian dan Wendy.

"Kalian pergilah membeli bahan-bahan untuk perayaan nanti malam. Aku akan menunggu disini." Ucap Helena setelah keluar dari restoran.

"Baik." Ucap Emily, Orion, Bastian dan Wendy bersamaan kemudian pergi.

Helena berjalan mendekati kedai aksesoris yang cukup ramai. Helena tidak berencana untuk membeli aksesoris, dia mendekati kedai itu hanya untuk mendengar beberapa gosip tentang Hutan Beracun.

"Hei apa kalian tahu jika kemarin malam penjaga desa membawa lima orang lagi dari Hutan Beracun." Ucap salah satu wanita paruh baya dengan hanfu hijau cerah.

Wanita paruh baya dengan hanfu kuning menyilaukan dengan segera menoleh dengan terkejut pada wanita berhanfu hijau itu. "Bertambah lagi?! Kenapa akhir-akhir ini banyak orang yang terluka? Apakah sedang terjadi pertempuran di Hutan Beracun?"

Pemilik kedai aksesoris yang mendengar percakapan dua wanita itu mengangguk dengan semangat. "Benar Nyonya aku mendengar jika ada pertempuran di Hutan Beracun. Dan yang bertempur adalah Sekte Danau Darah dan Sekte Prajurit Surga."

Kedua wanita itu terkejut mendengar ucapan pemilik kedai. Bukan hanya mereka tapi para wanita yang berkumpul di kedai yang juga diam mendengarkan ikut terkejut termasuk Helena.

"Hei yang benar saja kau! Bagaimana mungkin kedua sekte kelas atas tersebut bertarung di Hutan Beracun. Jangan berucap omong kosong dirimu." Ucap wanita berhanfu kuning.

"Nyonya saya tidak berucap omong kosong! Kemarin ketika saya pulang saya tidak sengaja mendengar para penjaga desa berbincang tentang kondisi orang-orang yang terluka dan mereka menyebut orang-orang itu dengan anggota Prajurit Surga." Ucap pemilik kedai bersungguh-sungguh.

"Jika ucapanmu benar bukankah keadaan di Hutan Beracun sangat berbahaya? Apakah Kepala desa akan melarang warga yang akan pergi ke sana?" Tanya wanita berhanfu hijau.

Lady of Castillo || Heejin Loona [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang