25

715 123 0
                                    

"Helena kenapa kau tadi pergi ke Perpustakasn Akademi? Aku hampir saja akan pergi ke Taman Akademi sebelum aku melihatmu menuju kelas tadi."

Sekarang sudah jam pulang Natalie dan Helena sudah berada di koridor Akademi Sihir untuk pergi ke Asrama Putri. Natalie bertanya sambil merangkul lengan kiri Helena.

Helena dengan ekspresi datar dan tidak menoleh pada Natalie. "Aku tiba-tiba ingin membaca buku di perpustakaan."

Natalie mengangguk mengerti. Ketika Natalie ingin berucap lagi langkah Helena terhenti yang membuat langkah Natalie juga ikut berhenti. Helena menoleh ke pundaknya yang disentuh dan dia juga menatap orang yang menyentuh pundaknya.

"Helena bisakah kita bicara sebentar?"

Helena menatap Lydia dengan ekspresi yang masih datar. Iya, yang menghentikan langkah Helena dan Natalie adalah Lydia. Helena menatap ekspresi Lydia yang biasa saja tapi di matanya ada rasa bersalah. Helena melihat sekelilingnya yang begitu ramai kemudian menatap Lydia.

"Bisa tapi tidak disini." Ucap Helena dan Lydia menganggukkan kepala mengerti.

"Bisakah aku ikut dengan kalian?" Tanya Natalie sambil menatap Helena dan Lydia penuh harap. Dia ingin tahu apa yang ingin dibicarakan Lydia dengan Helena karena setahu dia Lydia itu selalu takut dengan Helena bahkan di dalam kamar mereka jarang berbicara berdua.

Helena tidak menjawab tapi menoleh pada Lydia. Lydia mengerti maksud tatapan Helena kemudian dia menatap Natalie.

"Kau boleh ikut Natalie." Ucap Lydia.

Natalie tersenyum senang, ketiga gadis itu pun pergi bersama. Mereka bertiga pergi ke Taman Akademi dan duduk di pohon besar yang Helena dan Lydia datangi tadi ketika jam istirahat.

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan denganku?" Tanya Helena.

Lydia menggenggam kedua tangan Helena dan matanya langsung menatap mata Helena. "Helena tolong maafkan aku."

Helena masih diam sedangkan mata Lydia terlihat semakin sendu. "Aku menyadari jika ucapanmu sebelumnya bukan berniat untuk menyudutkanku tapi untuk menyadarkanku. Aku baru menyadarinya setelah melihat rekaman yang kau berikan padaku."

"Helena sekali lagi tolong maafkan aku, aku sangat merasa bersalah padamu."

Helena melihat Lydia yang sangat merasa bersalah akhirnya tersenyum tipis pada Lydia. Lydia terdiam ini kedua kalinya dia melihat senyuman tipis Helena.

"Tidak apa-apa yang terpenting kau sudah sadar." Ucap Helena dengan nada lembut. Lydia tersenyum lega mendengar ucapan Helena.

"Jadi karena kau sudah melihat rekaman itu sekarang apa keputusanmu Lydia?" Tanya Helena dan ekspresinya kembali datar. Lydia terdiam dan menundukkan kepala.

Helena menatap Lydia menunduk. "Kau akan tetap diam atau membalas mereka?"

Lydia masih terdiam dan menunduk kemudian beberapa saat kemudian dia menatap mata Helena langsung.

"Aku ingin membalas mereka Helena!" Seru tegas Lydia.

Helena menyeringai tipis melihat mata Lydia yang penuh dengan keberanian berbeda dengan sebelumnya yang hanya ada ketakutan dan kemarahan.

"Baiklah mari kita langsung pergi ke Kantor Wakil Kepala Akademi untuk menemui Bu Sylvia dan menunjukkan rekaman itu." Ucap Helena sambil bangkit berdiri.

Lydia dan Natalie yang mendengar ucapan Helena terkejut dan ikut bangkit berdiri. "Pergi ke Kantor Wakil Kepala Akademi? Untuk apa pergi kesana Helena? Bukankah di Akademi Sihir ada guru kedisiplinan yang berkewajiban menangani kasus pelanggaran peraturan Akademi Sihir?" Tanya Lydia bingung.

Lady of Castillo || Heejin Loona [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang