"Jadi mulai sejak kapan mereka menindas dirimu, Lydia?"
Lydia seketika terdiam membeku. Dia lupa jika Helena sudah tahu dengan luka sayatan di lengannya itu berarti Helena juga tahu jika dia tadi ditindas oleh murid lain.
Lydia mendongak menatap Helena dan dia disambut dengan tatapan datar Helena. Lydia yang awalnya berniat untuk berbicara kemudian berhenti dan kembali menghindari tatapan Helena. Dia masih takut dengan tatapan datar Helena.
"Jika kau tidak ingin memberitahuku siapa mereka maka aku tidak akan memaksamu menjawab pertanyaanku." Ucap Helena lagi.
Lydia menatap Helena dengan tatapan bersalah tapi dia juga terlalu takut untuk berbicara dengan Helena.
"Tapi Lydia aku ingin memberitahumu jika kau bodoh dan pengecut." Kata Helena yang membuat Lydia mengernyitkan dahi.
Helena yang melihat Lydia mengernyitkan dahi tahu jika Lydia tidak mengerti apa yang sedang dia ucapkan.
"Kau bodoh karena diam saja menerima hinaan dari mereka dan kau pengecut karena tidak melawan mereka."
Lydia terdiam, kali ini dia menatap langsung mata Helena. Helena dapat melihat Lydia terlihat marah padanya karena ucapannya tadi.
"Kau marah padaku? Jika kau bisa marah padaku seharusnya kau bisa marah pada mereka."
Lydia terlihat terkejut dan dengan segera mengalihkan pandangannya dari Helena. Tapi Helena dengan segera menahan dagu Lydia dengan mencengkram dagu Lydia untuk terus menatapnya.
"Jika kau marah dengan seseorang kau harus menatapnya langsung Lydia. Jika kau mengalihkan pandangan darinya maka orang itu akan menganggapmu cocok untuk ditindas."
Lydia yang dagunya ditahan oleh Helena hanya bisa diam dengan menatap dahi Helena. Lydia sekarang semakin takut kepada Helena.
"Katakan padaku apa yang kau takutkan dari mereka yang menindasmu. Status mereka? Status mereka rendah darimu. Bakat mereka? Bakatmu lebih tinggi dari mereka. Oh atau karena mereka kakak kelas kita?"
Lydia masih diam tidak ingin berbicara sama sekali. Helena kemudian melepas cengkraman tangannya dari dagu Lydia.
"Sepertinya kau memang tidak punya harga diri sama sekali. Kau memang pantas untuk ditindas oleh mereka."
Ucapan Helena membuat Lydia kembali menatap mata Helena langsung. Helena masih dengan wajah datar menatap Lydia. Keduanya saling bertatapan cukup lama hingga akhirnya Lydia mulai membuka mulutnya.
"Helena mulai sejak kapan kau berdiri di depan toilet?" Tanya Lydia, tidak ada nada gugup sama sekali seperti sebelumnya.
"Sejak mereka menyebutmu lemah." Jawab Helena.
"Apa waktu itu kau tidak ada niatan untuk menolongku?"
"Tidak, membantu seseorang yang diam saja ketika ditindas hanya akan membuang banyak tenaga."
Lydia tertawa, tawanya terasa sangat menyedihkan. Orang-orang dapat tahu jika Lydia merasa sedih sekarang. Helena juga tahu Lydia merasa sedih tapi dia tidak memiliki niatan untuk menghibur Lydia.
"Ku kira kau membantu menghilangkan bekas sayatan di tanganku kau bersimpati padaku. Ternyata kau hanya sedang menilai diriku." Ucap Lydia.
"Bagus! Sekarang kau sudah tahu seperti apa diriku. Yah aku memang bodoh dan pengecut."
"Aku berbeda denganmu yang seorang putri dari Archduke Castillo. Kau selalu mendapat penghormatan dari orang lain berbeda denganku yang selalu mendapat gunjingan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady of Castillo || Heejin Loona [HIATUS]
FantasyKalian percaya transmigrasi jiwa? Atau tidak? Jika tidak, maka kemarilah. Aku akan menunjukkan pada kalian bahwa transmigrasi jiwa itu nyata dan kalian harus mempercayainya. Ini adalah kisah seorang wanita yang telah bertransmigrasi jiwa dua kali ke...