18 - Rencana Papi

611 67 106
                                    

--------------------------------
Happy Reading!
--------------------------------

Tiba bel pulang sekolah berbunyi, murid-murid kelas XI IPS 2 berhamburan keluar kelas. Namun tidak dengan Anggi, hari ini ia ada jadwal piket kelas dengan lima orang teman kelasnya yang lain. Termasuk Kyra dan Freta.

Saat melihat kelasnya sudah tinggal tersisa dirinya dan lima orang temannya, ia mulai mengambil sapu di bagian belakang kelas. Tapi sebelum mulai menyapu lantai, Anggi lebih dulu keluar kelas untuk membuang sampah kotak pocky nya.

Terhitung sudah empat bulan Anggi dan Tama berpacaran, dan sekitar tiga bulan terakhir ini, Anggi selalu menemukan kotak pocky varian rasa strawberry di kolong mejanya setiap hari sekolah.

Sepertinya pelakunya Tama, pikir Anggi. Namun pacarnya itu tidak pernah cerita dengannya kalau ia yang menaruh kotak pocky itu. Begitupun dengan dirinya sendiri, Anggi tidak pernah menanyakan hal itu pada Tama, membiarkan pacarnya melakukan apapun sesukanya selagi itu positif.

Karena pernah waktu dua minggu setelah mereka jadian, Tama menaruh buket bunga mawar merah tidak terlalu besar di kolong meja Anggi. Kejadian itu dilihat diam-diam oleh Kyra dan Freta, jadi saat Anggi datang ke kelas, Kyra dan Freta memberi taunya. Lalu untuk memastikan, setelah pulang sekolah Anggi bertanya pada Tama, dan ternyata benar, Tama yang menaruh buket bunga itu. Setelah kejadian itu, Tama bilang katanya tak akan pernah lagi menaruh sesuatu sebagai hadiah di kolong meja Anggi. Jadi ketauan deh kalau ia gengsi.

Tapi sekarang apa? Setelah Tama tau Anggi sangat menyukai pocky, Anggi selalu mendapatkan pocky di kolong mejanya. Jadi ia tidak akan menanyakan siapa yang memberinya pocky pada Tama, supaya laki-laki itu terus memberikannya pocky walaupun secara diam-diam.

Saat Anggi ingin melangkahkan kakinya memasuki kelas, tiba-tiba lengan kanannya ditarik oleh seseorang. Detik itu juga, ujung gagang sapu yang sedang dipegang Anggi mengenai hidung laki-laki di depannya itu.

Anggi melebarkan kedua bola matanya kaget, "Tama?"

"Apa? Sakit nih hidungku!" Keluh Tama sambil mengusap-usap hidungnya.

"Maaf," cicit Anggi pelan.

"Gak apa-apa, ayo pulang!"

"Aku piket dulu,"

"Nggi!" Panggil Althaf yang tiba-tiba datang bersama Rayhan.

Anggi menoleh, "apa, Thaf?"

"Kyra mana?"

"Lagi piket," jawab Anggi.

Althaf mengangguk, lalu melangkah dan berdiri di ambang pintu kelas. "Kyra!"

"Sayangg," ulangnya lagi.

Kyra mendekat dengan masih membawa sapu di tangannya, "apa?"

"Pacar aku lagi nyapu?"

"Udah tau gak usah nanya."

Althaf menangkup kedua pipi Kyra, "kok marah-marah?"

"Aku capek tadi habis ulangan harian, terus masih harus piket sekarang."

Althaf beralih mengambil sapu yang dipegang Kyra, lalu ia senderkan sapu itu di depan pintu. Kemudian cowok itu menarik tangan pacarnya, "gak usah piket, langsung pulang aja."

"Oke!" Seru Kyra semangat.

"Mau kemana heh?!" Tanya Anggi.

"Pulang duluan, tadi gue udah nyapu dua ubin. Bye!" Jawab Kyra cepat, lalu ia melenggang pergi bersama Althaf.

Presence Of FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang