41 - Happy Birthday, Adleen

518 59 129
                                    

-------------------------------
Happy Reading!
-------------------------------

Sudah dari jam sebelas malam, seorang lelaki dengan mobil kesayangannya mengitari sekitar Jakarta demi mencari toko kue yang masih buka.

Tama mendapatkan kue bertuliskan Happy Birthday Adleen saat tiga puluh menit sebelum hari ini berganti.

Segera Tama melajukan mobilnya menuju kediaman Anggi. Suara khas milik Bruno Mars menemani perjalanannya yang begitu sunyi.

Tama memarkirkan mobilnya di depan rumah Anggi, ia mengambil kantong plastik berisikan box kue di kursi mobil sebelahnya, sebelum akhirnya menghubungi Anggi.

"Kirain gak jadi dateng," basa-basi dari Anggi agar mereka tidak terlalu canggung.

"Udah di undang masa gak dateng, jadi tamu satu-satunya lagi tengah malem gini."

Anggi terkekeh pelan, "ayo masuk!"

Tama terus mengekori Anggi, gadis itu ternyata membawanya ke ruang keluarga.

"Ini, Nggi." Tama menyodorkan kue yang sedari tadi disimpan di belakang tubuhnya.

Anggi menerima, "makasih, repot-repot tau gak!" gadis itu kemudian beranjak ke dapur.

"Enggak," sahut Tama enteng setelah melihat Anggi mulai menjauh.

"Gak usah jawab!"

"Masih aja galak."

Anggi memberhentikan kegiatannya yang sedang membuka box kue, "Tama!"

"Ada apa ini ribut-ribut?"

Gina, mama Anggi bersuara tidak terlalu keras dari arah tangga. Tama yang baru saja mendaratkan bokongnya di sofa harus kembali berdiri dan menghampiri Gina, mencium punggung tangan wanita itu.

"Tama, mau ikut surprise'in Adleen juga?"

"Iya, tan." Tama tersenyum tipis.

"Ya udah kamu duduk dulu, lima menitan lagi kita ke kamar Adleen." ujar Gina sambil menepuk beberapa kali bahu kiri Tama, kemudian berlalu ke dapur.

Tepat pukul dua belas, Anggi dan Gina keluar dari dapur dengan masing-masing membawa satu kue. Gina membawa kue dengan lilin berbentuk angka empat yang memang sudah dipersiapkan, sementara Anggi membawa kue pemberian dari Tama.

Ketiganya berjalan bersama menuju kamar Adleen yang memang berada di lantai satu.

"Tama tolong pegang sebentar, tante mau bangunin papanya Anggi dulu."

Tama dengan sigap mendekat, mengambil alih kue yang dibawa Gina. Wanita itu masuk ke kamar yang letaknya di samping kamar Adleen, menyisakan Tama dan Anggi berdua.

"Balikan yuk?"

Anggi langsung menatap Tama tak percaya, lelaki di sampingnya masih setia menghadap lurus ke depan.

"Hah?"

"Ha he ho," beo Tama tidak jelas.

Tangan Anggi terangkat memukul lengan Tama, membuat kue yang sedang lelaki itu bawa hampir saja jatuh.

"Apaan sih, Tam?!"

"Balikan."

Mata Anggi menyipit, mulutnya terbuka sedikit, keningnya juga berkerut melihat Tama yang sepertinya sedang mengigau ini, kemudian mengalihkan pandangannya lagi.

"Enteng banget ngajak balikan."

"Gak mau? Ya udah."

Anggi kembali menyerngit bingung, "nanti anak orang baper loh, Tam. Mending kamu cuci muka dulu deh sana."

Presence Of FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang