21 - Kemarahan Gentala

595 65 71
                                    

--------------------------------
Happy Reading!
--------------------------------

Tiba di rumah Anggi, Tama memasukkan motornya ke halaman rumah Anggi. Kemudian ia beralih mengendarai mobil pacarnya untuk dimasukkan ke garasi.

"Tama!" Panggil Anggi dari ambang pintu rumahnya setelah ia melihat Tama keluar dari garasi, cowok itu clingak-clinguk seperti sedang mencari keberadaan dirinya.

Tama menoleh, matanya berbinar saat mendapati Anggi di ambang pintu. Lalu berlari kecil menghampiri pacarnya.

"Adleen mana?" Tanya Tama setelah mengembalikan kunci mobil Anggi.

"Udah tidur, mama juga."

"Ya udah, aku langsung pulang aja ya?"

"Samyangnya?"

"Lain kali aja, takut Adleen bangun, kasian nanti nangis kalo aku pulang," jelas Tama.

"Kan kamu cuma makan doang gak berisik," bujuk Anggi.

"Gak berisik apa! Aku ngelawak dikit aja ketawa kamu bisa sampe didenger tetangga."

"Hehe, ya udah sana pulang!"

"Siap! Kamu jangan begadang, besok sekolah."

"Iya, kamu juga." Balas Anggi.

Tama mengangguk, lalu mendekatkan mulutnya pada kening Anggi, menciumnya singkat.

"Aku pulang,"

"Hati-hati!"

Baru saja berbalik dan ingin melangkah, lengannya lebih dulu di tarik oleh Anggi.

"Kenapa? Pipinya mau dicium juga?" Tanya Tama menggoda.

"Ish bukan!"

"Terus?"

"Aku boleh tanya sesuatu?"

Tama mengerutkan keningnya, "tanya apa?"

"Tadi kamu ketemu Indira untuk apa? Kan bisa ketemu di sekolah."

"Ngobrol-ngobrol santai aja," jawab Tama, ia tidak ingin Anggi tau tentang masalahnya.

"Tumben banget gak ajak aku, bahas apa?"

"Nggi," Anggi menaikkan sebelah alisnya.

"Boleh aku gak jawab?"

• • • • •


Tiba bel istirahat berbunyi, Gentala keluar kelasnya dengan berlari menuju kelas Tama, bahkan sepatunya belum ia pakai.

Sampai di kelas tujuannya, Gentala melompati kaki beberapa murid kelas XII Ipa 1 yang sedang memakai sepatunya masing-masing.

"TAMA MANA TAMA?!"

Beberapa murid yang sedang memakai sepatu mengangkat bahunya tanda tidak tau keberadaan Tama. Namun, sebagian murid yang masih di dalam kelas menunjuk Tama yang sedang berbincang dengan Dhava di meja mereka.

"TAMA! BURU SINI!" Teriaknya lagi.

Ketika mendengar namanya disebut, Tama menghampiri Gentala meninggalkan Dhava sendiri. Lagian ada apasih baru istirahat pertama saja sudah teriak-teriak.

"Kenapa?" Tanya Tama.

"LAUREN SIAPA?!" Tama menggeleng polos, pura-pura tidak tau.

Gentala mengambil ponselnya disaku celana, lalu menunjukkan sebuah roomchat ke hadapan wajah Tama.

"Kontak gue tercemar isinya ada nomor cewek alay gini!" Sarkas Gentala, membuat Tama susah payah menahan tawanya.

"Terus kenapa lu save?"

Presence Of FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang