26 - Waktu Bertiga

567 70 96
                                    

--------------------------------
Happy Reading!
--------------------------------

Sesampainya di kantin pada jam istirahat terakhir, Anggi memilih untuk menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangan yang ia letakkan di meja. Tak peduli keberadaan Tama dan teman-temannya yang berada di meja kantin yang sama.

Dirinya masih merajuk akibat kemarin Tama melarangnya untuk ikut bertemu dengan Indira. Walaupun semalam, Tama sudah membujuknya dengan mengirimkan beberapa minuman boba kesukaan Anggi.

"Hey, mau mam apa?" Tama ikut-ikutan menelungkupkan wajah, namun bedanya, ia menolehkan kepalanya ke kanan untuk melihat Anggi.

"Tok tok tok!" Tama berucap sembari mengetuk-ngetuk lengan Anggi menggunakan jari telunjuknya.

"Anggii, main yukk.." lanjutnya lagi.

"Udahan dong, ngambeknya.."

"Kangen tau, dari berangkat sekolah di cuekin terus."

Anggi tetap tidak menjawab.

"Semalem bobanya habis, gak? Tiga cup loh, mana yang large semua lagi."

"Nggi.." panggil Tama lembut.

"Gimana cara ilangin ngambeknya, ya? Soalnya Tama mau peluk.."

Anggi masih belum juga mengeluarkan suaranya, walaupun pertahanannya hampir runtuh karena mendengar suara Tama yang terdengar manja di telinganya.

"Anggii.."

Tama mendekatkan mulutnya pada telinga Anggi, lalu mengatakan sesuatu disana, "seblak, mau?"

Mendengar tawaran yang baginya sangat menggiurkan itu, sontak Anggi langsung menegakkan tubuhnya kembali, sementara Tama masih dengan posisinya.

"Mau?"

Anggi menggigit bibir bawahnya kemudian terkekeh pelan, sangat menggemaskan bagi Tama. Jadilah laki-laki itu langsung memeluk Anggi erat.

"Ngambeknya pergi karena seblak, atau karena Angginya kangen sama aku?" tanya Tama, dirinya juga terus menghirup wangi rambut Anggi yang sudah menjadi candu baginya.

"Dua-duanya," jawab Anggi tidak terlalu jelas, dikarenakan dekapan Tama yang terlalu erat.

Di posisi Tama dan Anggi yang sedang berpelukan seperti ini, diam-diam ada sosok laki-laki yang iri melihatnya, iri karena seharusnya dirinya yang berada di posisi Tama, dan dapat mendekap Anggi se-erat itu.

Sehabis mereka semua makan, Tama dan teman-temannya tidak langsung kembali ke kelas mereka masing-masing, ke-enam laki-laki itu justru malah mampir terlebih dahulu ke kelas Anggi, Kyra, dan Freta di sisa-sisa jam istirahat.

"Besok libur, nginep yuk?" ajak Freta saat dirasa sudah tidak ada lagi topik pembicaraan mereka.

"NGGAK MAU GUE!" jawab Rayhan tak santai.

"Anjir, siapa juga yang mau ngajak lohan!" balas Freta tak kalah ngegas.

"LO sama HAN, jangan disambung, Ta. Berasa ikan louhan gue," protes Rayhan memelas.

Presence Of FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang