Perasaan ini..

16.2K 364 31
                                    

Hola readers! Finally I’m back with the new chapter of Billion Dollar Maid. Maaf banget baru bisa upload sekarang. Pasti pada nungguin lanjutannya ya? Hehehe geer banget.. Banyaknya tugas dan kuis di kampus bikin author lupa lanjutin cerita paling keren ini.. hahahha

Okey, enough for the chit chat. Apakah para reader masih ingat chapter pas pertama kali Mark sampai di Indonesia dan nyebut nama ‘Putri’ berkali-kali? Kalau lupa, author saranin reader baca dulu chapter 4 supaya nggak bingung baca chapter ini.

Mohon maaf, chapter ini belum selesai diedit.

Oke deh, langsung aja ya.. cekidot! 

9 tahun yang lalu

                Karisa memainkan jemari tangan Mark dan tertawa geli melihat perbandingan antara tangannya yang kecil nan ramping dengan tangan Mark yang besar. Mark hanya tyersenyum diam melihat senyum polos Karisa. Dia sangat menyukai senyumnya yang bagaikan malaikat dan suaranya yang semerdu dentingan lonceng. Mark merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan Karisa dan bisa berada di sisinya.

                “ Lihat deh, tanganku kelihatan kecil banget dibandingiin tanganmu,” ucap Karisa sambil merentangkan telapak tangannya diatas telapak tangan Mark. “ mungkin karena aku kekurangan gizi.”

                Mark tertawa kecil mendengar pernyataan Karisa. “ Tanganmu kecil, ramping dan halus karena memang seperti itulah tangan seorang wanita cantik,” Mark menggenggam kedua tangan Karisa dan menciumnya seakan-akan Karisa adalah bangsawan terhormat. Lalu Mark menatap mata Karisa dalam dan penuh kasih sayang.

Seketika itu juga wajah Karisa langsung merah merona dan bahagia mendapat pujian tak terduga dari Mark. Karisa baru saja mengenal Mark tiga bulan yang lalu, tapi dia merasa sangat dekat dengan Mark. “ Owh.. how sweet you are.

Karisa kembali memainkan jemari Mark dalam diam sambil memikirkan sesuatu. Melihat perubahan ekspresi Karisa, rasa ingin tahu Mark langsung muncul. “ Kamu lagi mikirin apa?”

“ Mmh..” sesaat Karisa ragu untuk mengatakannya. “ Aku Cuma penasaran. Apakah.. kamu selalu manis di hadapan semua cewek? Well, aku akui kamu tampan, baik, dan disukai semua orang. Pasti banyak cewek yang naksir sama kamu,” ucap Karisa malu-malu.

“ Kamu cemburu ya kalau aku baik sama semua cewek?” goda Mark sambil tersenyum nakal.

“ Aku Cuma penasaran aja kamu tipe cowok playboy atau cowok romantis yang setia,” Karisa menjadi salah tingkah dan berpura-pura agar Mark tidak mengetahui apa yang dipikirkannya.

Mark hanya tersenyum melihat betapa imut dan menggemaskannya Karisa ketika salah tingkah. “ bukan cowok playboy walaupun aku sadar puluhan cewek pasti langsung pingsan kalau lihat aku senyum kearah mereka.”

“ Ewh.. narsis banget sih,” Karisa memutar bola matanya dan berpura-pura jijik.

“ Tapi aku cuma bisa romantis di depan cewek yang menurutku special.”

“ Mmh.. Apa aku termasuk cewek special itu?” tanya Karisa ragu.

You always special for me,” ucap Mark mantap sambil menatap mata Karisa dalam.

Karisa sadar dia masih terlalu kecil untuk cowok sekeren Mark walaupun perbedaan usia mereka hanya 4 tahun. Tapi mengetahui bahwa dirinya special di mata Mark, membuatnya seperti terbang melayang ke langit ke tujuh. Karisa menciump pipi Mark yang otomatis membuat Mark terkejut sekaligus bahagia dalam satu waktu.

Karisa bangkit dari duduknya dan menarik tangan Mark agar mengikutinya. Mark tak kuasa menutupi kebahagiaannya dan tak henti-hentinya tersenyum. Mark tidak bertanya macam-macam kemana Karisa membawanya. Mereka naik ke lantai dua dan berhenti di depan sebuah pintu. Salah satu pintu terlarang yang tidak boleh dimasukinya. Pintu kamar Karisa. Bahkan Mr. Harold melarang semua anak buahnya untuk naik ke lantai dua tanpa seizinnya karena ini lantai privasi keluarga Wibowo.

Billion Dollar MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang