Freedom!!

19.7K 433 12
                                    

" Karisa."

Karisa hanya bisa terdiam mendengar namanya dipanggil seseorang yang sangat familiar. Jantungnya berdetak cepat. Spontan tubuh Karisa menjadi tegang dan matanya sedikit terbelalak karena terkejut. Tanpa Karisa sadari tangannya menggenggam rok lusuhnya yang tak berdosa dengan kencang. Karisa menunduk dalam-dalam untuk menutupi kegugupannya. Dia berpura-pura tidak mendengar apa yang laki-laki itu katakan.

" Salah satu putri dari keluarga Wibowo namanya Karisa kan? Lo kenal sama dia?" tanya lelaki itu sambil duduk di samping Karisa.

" Ke.. kenal, Den," jawab Karisa ragu. Dia tidak tahu harus berkata apa. Mengapa laki-laki ini mengetahui soal Karisa? Sejauh mana dia mengetahui masalah yang menimpa keluarga Wibowo? Berbagai macam pertanyaan berputar di kepala Karisa bagai badai topan yang yang tak kunjung reda.

" Sedekat apa lo sama Karisa waktu dia masih disini?" tanyanya penasaran.

" Lumayan dekat, Den. Saya sering ngobrol sama Non Karisa. Tapi, akhir-akhir ini saya jarang ketemu sama Non Karisa soalnya Non Karisa udah lama nggak ke rumah," saat ini hanya itu jawaban yang bisa ditemukan Karisa di dalam pikirannya. Sejauh ini dia tidak tahu apa yang direncanakan laki-laki di sampingnya ini. Tidak biasanya dia menanyakan soal keluarga Wibowo.

" Oke, kalo gitu, lo ikut gue," ucap lelaki itu sambil bangkit dari duduknya tiba-tiba.

" Kemana, Den?"

" Ya ketemu sama Karisa dong. Masa mau ketemu sama Mbah Maridjan. Ayo bangun, mumpung gue lagi baik nih," jawabnya ketus.

" Memangnya Den Raka mau ketemu Non Karisa dimana?"

" Ya di perusahaan punya dia dong, di rental mobil keluarga Wibowo," jawab Raka sambil tersenyum penuh arti.

***###***###***

Karisa POV

Dasar cowok kutu kupret, lintah darat berbulu domba (loh? Ada ya?? Maaf imajinasi penulis terlalu liar). Ternyata ini toh tujuannya tiba-tiba pengen sok kenal sama aku dan pake bumbu-bumbu sok bermulut manis sama Risa. Dia pengen dapet potongan diskon di Wibowo car rental dengan membawa Risa sebagai kupon diskonnya. Dia pikir dengan membawa orang yang kenal dengan Karisa, dia bisa dapet pinjeman mobil dengan harga murah. Dasar manusia licik, awas aja nanti kalau sampai di rental.

Huft! Sabar Karisa. Sabar. Ambil nafas.. buang.. fiuh.. Percuma dong terapi emosi harga selangit yang selama ini kamu jalananin. Jangan cuma gara-gara Raka emosimu jadi nggak stabil lagi. Semenjak kematian Mama, emosiku jadi labil dan gampang meledak-ledak. Aku yang biasanya tidak pernah membentak atau meneriaki orang apalagi melukai orang lain, menjadi berubah drastis sejak kejadian itu. Aku menjadi sensitif dan bisa 'meledak' seperti bom atom kapan saja. Para pegawai yang bekerja di rumah sudah menjadi korban 'ledakanku'. Satu per satu pegawai mengundurkan diri karena tidak tahan dengan amarahku. Hanya Mbok Inah dan suaminya yang masih setia dan dengan sabar mengurusku.

Billion Dollar MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang