I Am Back

745 45 21
                                    

Dear All of my beloved readers,

Aku minta maaf sebesar-besarnya karena kemarin sempat 'menyerah' untuk melanjutkan Billion Dollar Maid. Awalnya aku bikin cerita ini untuk isi waktu luang pas kelas 3 SMA. Bertahun-tahun berlanjut sampai aku lulus kuliah dan sekarang udah kerja. Aku terharu banget masih ada yang baca cerita ini sampai sekarang. Dari Wattpad masih belum banyak penulis berbahasa Indonesia sampai temen aku sendiri udah ngeduluin aku sukses dari Wattpad dan bikin buku yang beredar di Gramedia. Atas saran dari teman-teman aku yang sudah sukses di Wattpad, akhirnya aku memutuskan untuk kembali melanjutkan Billion Dollar Maid yang sempat hilang arah ini. Thanks to Corona, sekarang aku punya lebih banyak waktu untuk focus ke Mark dan Karisa. Aku nggak mau kasih janji surga kayak beberapa tahun yang lalu. Tapi aku usahakan bisa menyelesaikan Billion Dollar Maid

Love You

" Mark, apakah kamu pernah jatuh cinta?" tanya Karisa tanpa memalingkan wajahnya dari halaman buku yang sedang asyik dibacanya.

Mark terdiam mendengar pertanyaan Karisa. Sebuah pertanyaan sederhana yang sangat rumit untuk dijelaskan, bahkan untuk dirinya yang terkenal pintar memecahkan berbagai masalah dan selalu mempunyai jawaban untuk setiap pertanyaan. Cinta bukanlah sebuah variable sederhana yang bisa dirumuskan secara matematika atau diteliti secara ilmiah. Ketika kita mendengarkan kata 'Cinta', kita tidak bisa menentukan apakah itu baik atau buruk. " Memangnya kamu lagi baca buku apa kok tiba-tiba nanya kayak gitu," Mark mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

" Tiba-tiba aja kepikiran," pandangan Karisa kosong meskipun matanya masih tertuju pada halaman buku yang beberapa waktu lalu sedang dibacanya.

" Pasti lagi baca novel cinta-cintaan deh," cibir Mark sambil mencabut daun mint yang sudah kering dan layu di beranda. Sesekali Mark memetik daun mint yang masih segar dan menghirup aroma segar yang keluar dari potongan daun mint itu.

" Kamu tidak menjawab pertanyaanku," Karisa memanyunkan bibirnya kesal.

Mark yang sedari tadi memperhatikan perubahan raut wajah Karisa memutuskan untuk tidak merubah moodnya di sore hari yang cerah ini. Beberapa hari yang lalu mood Karisa sedang tidak baik karena bertengkar dengan sahabatnya. Mark tidak ingin memperkeruh suasana hati Karisa. " Ya. Dan aku masih mencintainya."

" Mark udah punya pacar?" matanya terbelalak terkejut mendengar jawaban Mark.

" Mencintai seseorang kan nggak harus jadi pacar. Kamu mencintai ayahmu tapi dia bukan pacarmu kan?" Mark tertawa kecil mendengar respond Karisa.

" Bukan itu maksudku," Karisa menggembungkan pipinya kesal membuat Mark semakin gemas dengannya.

" Hamster," celetuk Mark sambil duduk di hadapan Karisa lalu mencubit hidungnya gemas. Seketika Karisa salah tingkah karena Mark duduk sangat dekat dengannya.

" Mm.. maksudku jatuh cinta sama lawan jenis yang bukan keluarga. Mark kan ganteng, pasti punya banyak pacar di sekolah," Karisa berusaha untuk terlihat biasa saja walaupun sebenarnya dia sangat gugup dengan pertanyaanya sendiri.

" Really? Kamu akhirnya mengakui kalau aku ganteng?" Mark tidak tahan untuk menggoda Karisa.

Wajah Karisa berubah merah karena malu membuat Mark tertawa kecil dan semakin senang untuk menggodanya. " Auk ah," Karisa menutup buku yang dibacanya, bangkit dari posisi duduknya dan bersiap untuk beranjak pergi.

Mark meraih tangan Karisa dan menatap mata Karisa lembut sambil tersenyum simpul, " Aku Cuma bercanda, jangan ngambek dong."

Untuk pertama kalinya Karisa sangat senang tangannya digenggam oleh Mark. Perasaan hangat dan nyaman ditangannya menjalar hingga ke hatinya. Membuatnya tidak ingin pergi dan ingin berlama-lama dengan Mark. Karisa tidak tahu perasaan apa itu. Yang pasti, saat ini dia sangat senang Mark menggenggam tangannya.

Billion Dollar MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang