Karisa and the boys part 1

14.4K 362 35
                                    

Hola Readers!!  Ditengah kesibukan Author yang tiada akhir, author sempetin upload walaupun sedikit karenaaa…

It’s My Birthday!! Yeyyyy…

Yup.. I’m getting older and busier. Tapi, author tetap setia nulis di wattpad karena menulis bisa menumpahkan segala beban dan pikiran dalam dunia nyata. Membebaskan diri untuk berimajinasi dan berkreasi. Obat stress paling ampuh dan mujarab buat kamu-kamu yang suka nulis.

Anyway.. di ultah author yang ke ** (sensor, ntar ketauan tuanya), Papa author tercinta ngasih kado paling imut sedunia. These are my beautiful turtles from my father!! Love it! (liat fotonya deh. lucu kan??)

Awalnya Author mau kasih nama Mark dan Karisa. Berhubung jenis kelamin mereka masih ‘diragukan’ karena mereka masih baby, jadi untuk sementara waktu author kasih nama Mar dan Kisa

Udah ah.. sekian basa busuk dari Author.  Untuk memudahkan reader membaca chapter ini, semua percakapan udah ditranslate dalam bahasa Indonesia. Happy reading

Karisa memandangi paviliun di kebun belakang tempat Mark tinggal dengan takjub. Sebulan yang lalu paviliun ini masih terasa lengang karena hanya diisi beberapa furniture dan dihuni oleh Mark seorang. Kini paviliun ini terasa lebih ramai dan hidup karena Mark dan Ferdi akan tinggal disini sambil menjaga Karisa. “ Paviliun ini sangat kecil. Kalian tidur dimana?” tanya Karisa heran sambil menelusuri tiap sudut rumah kecil itu.

“ Di atas masih ada beberapa kamar kosong. Lagi pula kami akan berjaga bergantian, jadi tidak butuh banyak tempat untuk bersantai atau beristirahat,” jawab Mark sambil mengambilkan sebotol jus jeruk dari kulkas untuk Karisa.

Are you sure? Aku bisa telpon Papa dan membuatkan kalian tempat tinggal yang lebih nyaman,” tanya Karisa khawatir.

“ Tenang saja, Princess. Malahan, tempat ini bisa dibilang lebih beradap dari pada tempat kami sebelumnya ketika kami menjalani tugas. Aku pernah tidur di gudang kecil tempat penyimpanan senjata dan amunisi. Tanpa kasur, bantal empuk, apalagi guling. Menggunakan tumpukan C4 sebagai bantal dan jaketku sebagai selimut,” jawab Ferdi sambil melipat kedua tangannya di dada dan mengucapkan pengalaman kelamnya barusan tanpa beban seakan dia sudah biasa.

Really?” ucap Karisa tidak percaya.

“ Itu sih belum seberapa. Aku pernah tinggal selama sebulan di kandang kuda hanya beralaskan jerami demi memata-matai bandar narkoba yang juga pemilik pacuan kuda. Di hari ke 10, aku sudah tidak peduli dengan bau kotoran kuda karena indera penciumanku serasa mati rasa,” jawan Anca santai

                “ What??” seru Karisa tidak percaya. Dirinya sangat terkejut mendapati pria-pria yang akan mengawal dan menjaganya untuk beberapa waktu ini pernah mengalami kehidupan yang sangat sulit.

                “ Yang lalu biarlah berlalu. Tidak usah terlalu dipikirkan,” ucap Ferdi sambil mencubit pipi Karisa yang masih memasang tampang shock. Ferdi berjalan menjauhi Karisa dan mengambil sebuah alat kecil diatas meja yang penuh dengan computer dan barang elektronik yang tidak diketahui Karisa. Setahu Karisa, tempat itu sebelumnya adalah ruangan santai yang biasa digunakan Karisa, Alice, Mark, Erik dan Erika. Kini ruangan itu sudah disulap seperti pusat operasi IT dalam misi ini.

He’s right. We need to be focus to this mission,” ucap Mark sambil memberikan alat kecil berwarna putih yang sama dengan yang diambil Ferdi di atas meja. “ Ini alat komunikasi wireless  yang langsung terhubung denganku, Ferdi, dan Anca. Apa yang kau dengar, bisa kami dengar. Letakkan ditelinga seperti earphone biasa. Jika kau butuh bantuan, tinggal pencet tombol kecil di alat ini. Bisa dibilang, alat ini walkie talkie versi mini.”

Billion Dollar MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang