Karisa membantu Tante Siwi mengangkat tas dan koper-kopernya ke ruang tamu sambil menunggu jemputannya datang. Raka juga sibuk mengecek barang-barangnya takut ada yang ketinggalan. Rombongan yang ikut ke Bali adalah rombongan teman-temannya Tante Siwi dan anak-anak mereka yang lagi ‘libur’ atau lebih tepatnya ngabur kuliah seperti Raka. Sambil membantu Tante Siwi, Karisa tak bisa menyembunyikan senyum bahagianya karena sebentar lagi dia akan terbebas dari ‘majikannya’. Melihat senyum di wajah Karisa, Raka menjadi salah tingkah dan merasa bersalah.
Tiba-tiba ponsel Tante Siwi berbunyi. “ Siska udah nelpon nih. Kayaknya bisnya udah deket,” ucap Tante Siwi sambil melihat layar hapenya. “ Halo! Udah sampe mana, Jeng? Oh, dari situ nanti belok kanan..” Tante Siwi bergegas ke pintu gerbang sambil memberikan instruksi pada temannya.
Suasana menjadi hening seketika di ruang tamu. Perlahan Karisa meninggalkan ruang tamu karena tidak nyaman berduaan saja dengan Raka. “ Risa,” panggil Raka tiba-tiba. Otomatis langkah Karisa langsung terhenti mendengar namanya dipanggil. Dengan malas Karisa berbalik mendekati Raka. “ Ada apa, Den?”
“ Mmhh.. Gue.. gue,” mendadak Raka menjadi salah tingkah ketika Karisa mendekatinya. Raka menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sambil menyusun apa yang ingin diucapkannya. “ Gue.. Gue mau minta ma..” mendadak lidah Raka menjadi kelu untuk mengucapkan kata yang terakhir.
“ Den Raka mau minta apa?” tanya Karisa tidak sabar dan berharap permintaan Raka tidak menyulitkannya.
“ Ma..maa.. makan! Ambilin bekal makan gue dong di kulkas,” seru Raka tiba-tiba. Karisa menyernyitkan alisnya bingung sambil bergegas ke kulkas. Ketika Karisa pergi, Raka menghentak-hentakkan kakinya kesal karena tidak bisa mengucapkan apa yang ingin diucapkannya. Raka berjalan mondar-mandir sambil komat-kamit melafalkan apa yang ingin disampaikannya pada Risa agar tidak terjadi salah ucap seperti tadi.
Tak berapa lama Karisa datang dengan beberapa bungkus makanan ringan di tangannya. “ Den, cuma ada ini di kulkas.” Raka menatap bawaan Karisa tak acuh sambil mondar-mandir kayak setrikaan untuk menutupi kegugupannya. “ Oh iya. Masukin aja ke tas gue yang warna merah.”
Setelah mengerjakan permintaan Raka, Karisa bersiap-siap mengeluarkan jurus langkah seribunya supaya tidak disuruh-suruh lagi. Tapi, nasib sial sepertinya masih betah nempel sama Karisa. Dengan ekspresi datar Raka menghalangi jalan Karisa sambil berkacak pinggang untuk menutupi kegugupannya lalu menatap Karisa dalam-dalam.
“ Gue mau lo dengerin gue baik-baik. Nggak ada siaran ulang, bantahan, apalagi pertanyaan. Nggak perlu dijawab apalagi dikomentarin. Yang penting, Lo.. dengerin.. gue..,” ucap Raka secepat kereta api dan menekankan beberapa kata terakhir agar Karisa paham. Karisa hanya mengangguk pura-pura mengerti dan menunggu apa yang ingin diucapkan Raka.
Setelah menghela nafas panjang dan bergumam tidak jelas untuk memfokuskan dirinya, Raka menatap mata Karisa lagi. “ Gue minta maaf,” ucapnya sepelan bisikan tapi Karisa masih bisa mendengarnya. Karisa membelalakkan matanya tidak percaya. Hari ini matahari nggak terbit dari barat kan? Atau otak Raka udah mulai konslet?
Keanehan Raka semakin menjadi ketika dia menarik tangan Karisa dan menggenggamnya lembut. “ Gue minta maaf karena gue ngancurin barang-barang keluarga Wibowo dan tangan lo jadi luka-luka kena pecahan kaca,” ucapnya lembut sambil melirik jari-jemari Karisa yang dililit plester. Sekarang Karisa yakin otak Raka konslet karena ada pecahan vas Mama yang nancep di kepalanya. Karisa memandang Raka canggung dan penuh tanda tanya.
“ Sayang! Busnya udah dateng!” seru Tante Siwi sambil berlari kecil ke ruang tamu. Spontan Raka melepas genggaman tangannya dan berjalan canggung ke sofa untuk menggambil tasnya. Karisa masih diam membeku di tempatnya berusaha mencerna apa yang baru saja diucapkan Raka.
![](https://img.wattpad.com/cover/824701-288-k535502.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Billion Dollar Maid
RomanceKarisa sangat terkejut karena adik dari ibunya tanpa minta izin langsung menempati rumah milik Ibunya yang akan diwariskan kepada Karisa. Karisa menyamar sebagai pembantu untuk memata-matai adik ibunya beserta anaknya tersebut. Tapi konflik cinta da...