Billion Dollar Maid

Chapter 7

Author balik lagi nih.. hhahaha.. dalam rangka menebus karena authir lama banget uploadnya, jadi author update lagi nih cerita terlaris sedunia (Amiin) ini. Berhubung buatnya agak buru-buru, jadi author minta maaf kalo ada salah-salah tulis. hehehe

oh ya, Author ga sengaja nemu grafiti BDM di jalan. Ngeliat grafiti ini jadi inget sama Billion Dollar Maid. ternyata BDM udh terkenal ya. hahah geer banget.

oke deh.. enjoy it

CHAPTER 7

Mark mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Tidak menyangka kejadiannya akan seperti ini. Kini Mark dan timnya tidak yakin harus melakukan apa. Yang pasti prioritas utama mereka adalah mengawal dan menjaga Karisa agar tetap aman. “ What should we do now?” tanya Ferdi pada Mark.

“ I don’t know,” jawab Mark sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

“ Complicated, huh?” celetuk Ferdi sambil menepuk bahu Mark. “ Magnet pria seperti Karisa tidak bisa disembunyikan di tempat penuh dengan lelaki. Bahkan seorang gay seperti Raka pun bisa terpikat dengan kharismanya,” tambah Ferdi yang langsung membuat Mark kesal.

“ Shut up. Back to your pos,” perintah Mark sambil geleng-geleng kepala.

“ Hei, I’m just telling the truth,” celetuk Ferdi sambil berjalan menjauhi Mark dan masuk ke dalam mobilnya bersama Anca yang dari tadi hanya tersenyum melihat atasannya yang temperamen.

“ Karisa, kami sudah siap di parkiran,” ucap Mark melalui alat komunikasi wireless.

“ Mmh.. Mark. Sepertinya aku tidak bisa keluar sekarang. Pete ingin mengantarku pulang,” balas Karisa dengan suara sepelan mungkin. Walaupun Karisa berada di kamar mandi saat ini, tapi dia tidak ingin siapa pun curiga.

“ Haruskah aku turun tangan dan menyingkirkannya?” Mark menghela nafas lalu memutar bola matanya.

“ No! Lebih baik aku pulang dengan Pete. Kesannya lebih alami setelah insiden barusan. Awasi saja aku dari jauh. Jangan berbuat lebih,” pinta Karisa sambil memijat keningnya yang sedikit pusing. Setelah meyakinkan  Mark, Karisa keluar dari kamar mandi dan menemui Pete yang sudah menunggunya di parkiran.

Baru saja Karisa keluar dari pintu restoran, seseorang menarik tangannya dan menghentikannya. Karisa langsung berbalik badan dan terkejut melihat siapa yang menghentikannya. Karisa hanya diam seribu bahasa karena orang yang menghentikannya menatapnya dalam-dalam seakan mencari jawaban.

“ Apa benar kau menolak Kakanda?” tanya pria bertubuh kekar nan tampan yang dikenal Karisa sebagai Bemby alias Bambang, mantannya Raka. Bemby memilikik perawakan tubuh yang jangkung dan kekar. Karisa merasa sangat kecil jika berdiri di samping Bemby. Tak disangka pria semaskulin ini bisa memiliki hubungan special dengan makhluk ajaib bernama Raka.

“ Kakanda?” tanya Karisa bingung.

“ Maaf, maksudku Raka. Kakanda itu panggilan sayang untuknya. Kukira dia menyuruhmu memanggilnya dengan nama itu juga,” tanyanya sedikit tak nyaman dengan yang dikatakannya.

“ Oh, nggak kok. Raka adalah majikanku. Lagi pula aku baru saja mengenalnya. Tanpa disuruh pun aku jelas-jelas menolaknya,” jawab Karisa sambil tersenyum, berusaha mencairkan ketegangan.

Dari ekspresi wajahnya, Bemby sudah mulai melunak dan tidak terlalu tegang. Bahkan dia tersenyum pada Karisa. “ Thanks. Sudah seharusnya kamu menolaknya. He’s a looser,” ucap Bemby dengan nada suara yang lebih lembut. Senyum manisnya sangat menular. Andai saja dia tidak dipertemukan dengan Bemby dalam situasi seperti ini, pasti dia sudah berteman baik dengan Bemby, pikir Karisa.