The reunion part 3

11.8K 556 129
                                    

Unbelievable! Belom ada seminggu vote udah 100 aja. Next time kayaknya jangan 100 deh. Kalian semua memang hebat! Love you all my reader! Sebagai hadiahnya, Author upload lagi lanjutannya biar nggak pada penasaran. Tapi jangan lupa tetep vote cerita kita tercinta ini ya. Hehehe

The Reunion Part 3

“ Tidak usah berpura-pura lagi, Alice. Aku tahu kau pandai berakting. Tapi aku adikmu. Kau tidak bisa membohongiku,” ucap Karisa yang otomatis membuat Emily terkejut setengah mati.

“ Karisa..” Emily terdiam sesaat tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

“ Ada apa Alice?” tanya Karisa sambil menaikkan alisnya sebelah dan tersenyum penuh kemenangan.

“ Otakmu nggak konslet kan? Atau jangan-jangan pengelihatanmu bermasalah jadi aku terlihat seperti Alice?” tanya Emily dengan ekspresi khawatir.

Karisa menghela nafasnya kesal. “ Alice, jika kau ingin mengelabui aku ataupun musuh, lebih baik kau mewarnai rambutmu menjadi merah sekaligus.”

“ Rambutku bisa rusak kalau warnanya digonta-ganti,” celetuk Emily tanpa pikir panjang.

“ HA! Gotcha! Udahlah, ngaku aja,” Karisa ingin sekali tertawa keras sambil melakukan tarian kemenangan jika dia tidak ingat luka di dada kanannya belum sembuh betul.

Emily terdiam dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Berpikir keras mempertimbangkan tindakan apa yang akan dia lakukan. Setelah aksi diam Emily yang cukup lama, akhirnya dia menghela nafas lalu menatap Karisa dengan tatapan rindu dan penuh kasih sayang. “ You got me, sis,” ucap Emily alias Alice sambil mengangkat tangannya tanda menyerah.

Karisa haya terdiam sambil tersenyum ke arah Alice, tidak mampu mengatakan apa pun. Cukup lama keduanya berdiam tanpa mengalihkan pandangan kemana pun. “ I miss you so much,” ucap Karisa tak kuasa membendung air matanya.

Topeng yang selama ini dipakai Alice akhirnya terlepas saat itu juga. Alice tak kuasa menahan tangisnya sama seperti Karisa. Dia sangat mencintai adiknya walaupun mereka bukan saudara kandung. Melihatnya kesakitan dan sedih membuat hatinya terluka. Dipeluknya Karisa erat dan berdoa didalam hati agar Tuhan tidak memisahkan mereka lagi. “ Miss you too.”

Cukup lama mereka saling berpelukan dan menangis melepas rasa rindu.  Setelah acara tangis menangis tersebut selesai, Alice mulai menyadari sesuatu. “ Apakah ingatanmu sudah kembali?”

“ Sepertinya iya. Tapi aku masih belum begitu ingat kejadian waktu penembakan itu. Entahlah, mungkin akibat dari trauma.”

Alice mengelus puncak kepala adiknya dengan penuh kasih sayang. “ Tidak apa-apa. Lagi pula hal buruk sebaiknya tidak usah diingat.”

“ Iya sih. Tapi hatiku tidak tenang. Ada sesuatu yang harus aku kasih tau ke Mark. Sesuatu yang sangat penting. Ini berhubungan dengan musuh kita,” ucap Karisa sambil berpikir keras.

“ Tidak usah dipaksakan. Jika kau memang sudah ingat, langsung beritahu kami. By the way, sejak kapan ingatanmu kembali?” tanya Emily penasaran.

“ Sejak hujan petir beberapa hari yang lalu. Aku sangat ketakutan dan tidak bisa tidur. Ketika Mark datang menenangkanku, rasa familiar itu kembali datang. Dan perlahan-lahan ingatanku kembali lagi,” jelas Karisa sambil tersipu malu. Entah kenapa dirinya sangat bahagia karena Mark lah yang membuat ingatannya bisa kembali.

“ Lagi-lagi karena Mark. Kalian ini memang sejoli yang tidak bisa dipisahkan,” ucap Alice sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Keduanya pun saling tertawa. Menikmati momen-momen kakak adik yang sudah lama tidak didapat.

Billion Dollar MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang