Where Are You?

5.4K 289 116
                                    

Dear All Reader,


Author akhirnya kembali!! Setelah hiatus 2 tahun lamanya. Cinta Author sama Mark tak pernah padam. Makanya kembali lagi. Hehehe

Mohon maaf sebesar-besarnya karena sudah membuat kalian lama menunggu. Membuat kalian khawatir gundah gulana gelisah dan hampir menyerah karena Author nggak update-update (lebay). Buat kalian yang udah ngidem, Author kabulin keinginan kalian.

Mohon maaf nggak begitu panjang. Seenggaknya dapat mengobati rindu kalian.

Jangan lupa comment dan vote. Love you all


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

" Mereka pasti belum jauh," Mark bergegas keluar kamar dan berlari ke arah lift. Di belakangnya, Emily mengikuti sambil menelpon bantuan. " We need back up! Back up at the hospital. Secure The head."

Seiring dinyalakannya status siaga, setiap agent bersiap di pos masing-masing dan mengerjakan tugas mereka sesuai dengan skenario yang sudah disiapkan jika kejadian buruk seperti ini terjadi. 5 orang agent sudah bersiaga di hotel melindungi Mr. Harold. 7 agent lainnya berjaga di luar bersiap dengan senjata masing-masing. Hanya dalam hitungan menit penjagaan berlapis sudah bersiaga mengamankan Mr. Harold.

" Aku sudah menanamkan pelacak di kalung dan gelang Karisa," ujar Mark.

" Great. Charlie, do you see her?" tanya Emily melalui wireless headset di telinganya.

" Give me one minute darling.." jawab salah satu hacker yang bertugas mengawasi Karisa melalui setiap sudut CCTV di rumah sakit.

" Charlie! We are running out of time!" geurutu Emily kesal. Lift yang digunakannya sebentar lagi akan sampai di lantai dasar.

" Gotcha! Mereka menuju Van hitam di belakang rumah sakit! Beberapa agent berusaha menghentikan mereka. Kalian masih ada waktu untuk mengejar," jawab Charlie penuh semangat.

"Thank you Charlie. I owe you."

"But I was wondering.." ada nuansa penuh tanda tanya dalam nada suara Charlie.

" Ada apa?" tanya Emily khawatir sambil berlari bersama Mark di lorong rumah sakit menuju area belakang rumah sakit.

" Kenapa penjahat selalu menggunakan Van hitam ketika menculik seseorang dan keluar lewat pintu belakang? Aksesnya kan susah dan mereka harus menggunakan tangga yang dapat memperlambat mereka. Kenapa mereka tidak melalui pintu depan yang langsung mengarah ke arah jalan raya dan.."

" Charlie!! Disaat seperti ini leluconmu tidak lucu," geram Emily kesal.

" Aku hanya mengungkapkan sudut pandangku," jawab Charlie apa adanya layaknya seorang anak kecil yang kalah beragumen dengan orang tuanya dan masih berusaha agar menang dalam argumen tersebut. 

Namun, tidak ada sahutan dari Emily. Yang terdengar hanya suara gaduh dan suara tembakan. Dalam hitungan detik Charlie langsung dapat menemukan area CCTV yang menayangkan Mark dan Emily yang sedang bertarung melawan beberapa anak buah Markov. 

Charlie berusaha mencari sosok Karisa dan Markov di sekitar area tersebut. Tak butuh waktu lama, Charlie pun menemukan seorang pria bertubuh kekar yang sedang menarik seorang wanita yang kepalanya ditutupi kain hitam. Wanita tersebut terus meronta dan berusaha melarikan diri. Namun, pria kekar tersebut terus berupaya menarik wanita itu agar mau mengikutinya menuju arah pintu belakang. " Emily.. sebaiknya kau bergegas. Salah satu anak buah Markov yang membawa Karisa sudah hampir tiba di pintu belakang."

Billion Dollar MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang