Billion Dollar Maid

Angry

Sekedar untuk pengingat

Karisa : Cewek blasteran belgia-jawa yang lebih dominan jawanya. Jadi mukanya nggak sebule Cinta Laura tapi nggak sendeso Ana Pinem. Jika rambut kecoklatannya ditutupi wig hitam dan matanya pakai lensa kontak hitam, sepintas mukanya Indonesia sekali.

Peter/Pete : Cowok blasteran yang lebih dominan bulenya. Walaupun udah lama di Indonesia, dia masih canggung pake bahasa gaul kayak lo-gue. Tapi bahasa Indonesianya udah jago banget. Aslinya umurnya 24 tahun. Tapi dia sengaja nyusup jadi mahasiswa di kampusnya Karisa dan Erika untuk mencari cewek bernama Putri yang ternyata adalah Erika (baca beberapa chapter sebelumnya)

Mark : Cowok Indonesia asli tapi guanteng dan macho banget kayak Rio Dewanto, makanya banyak yang naksir, yatim piatu, udah ahli beladiri sejak kecil terutama karate. Umurnya 25 tahun dan dia masih single karena setia sama keluarga Wibowo. Bukan tipe playboy kayak Peter.

Erik dan Erika : Si kembar peranakan Tionghoa, udah jadi sahabat Karisa sejak kecil

Mr. Harold : Papanya Karisa yang asli orang Belgia. Pengusaha yang sukses sekali.

Mbok Inah dan Pak Gimin : Pembantu setia di rumah Karisa

Opa Ramlan/Ramlan : tangan kanan Mr. Harold di Indonesia yang mendapat amanah untuk menjaga Karisa di Indonesia selama kepergian Mr. Harold. Pemegang sementara perusahaan-perusahaan Mr. Harold di Indonesia sebelum diberikan kepada Karisa

Ratna : Asisten pribadi sekaligus sekretaris pribadi Karisa yang selalu membantu Karisa mengatur jadwal antara kuliah dan kerja. Mulai dipekerjakan semenjak Mr. Harold kabur ke luar negri. Sangat ulet dan terampil. Belum menikah walaupun usianya hampir menginjak 30.

***###***###***

“ Ya. It’s me. I’m back,” jawab Mark mantap tanpa keraguan sedikit pun. Keraguannya untuk menampakkan dirinya di depan Karisa sudah hilang. Sekarang dia yakin sudah siap untuk bertemu lagi dengan Karisa dan melindunginya dari berbagai macam bahaya. Erika juga bahagia akhirnya Mark tidak perlu melindungi Karisa dari jauh dan bisa meyakinkan Karisa bahwa selama ini dia tidak meninggalkan Karisa sedikit pun. Pada akhirnya hal ini cepat lambat akan terjadi.

Karisa hanya diam terpaku memandangi pria yang selama ini dirindukannya. Otaknya seakan membeku, membuatnya tidak bisa berkata apa-apa. Perlahan Karisa mendekati Mark sambil menatap matanya dalam. Berusaha percaya apa yang dilihatnya saat ini bukanlah mimpi. Tiba-tiba Karisa menampar wajah Mark. Mark terkejut mendapat reaksi tak terduga dari Karisa begitu juga Erika. Mark menatap Karisa dengan ekspresi penuh tanda tanya.

 “ Kemana aja kamu selama ini!? Tiba-tiba kamu pergi meninggalkanku sendirian tanpa kejelasan apa yang sedang terjadi. Kamu bilang akan selalu disampingku. Tapi mana!? Apa itu semua cuma janji palsu?” Karisa menghujani Mark dengan runtutan pertanyaan emosional yang selama ini di pendamnya. Rasa sakit karena ditinggal dan diabaikan itu kembali hadir mengabuti pikirannya.

“ Karisa! Apa-apaan sih lo!? Mark udah datang jauh-jauh dari amerika tapi reaksi lo kayak gini?” Erika tidak terima dengan reaksi mengejutkan dari Karisa. Baru saja Erika hendak melanjutkan ceramahnya, Mark mengangkat tangannya untuk menghentikan Erika. “ Nggak apa-apa, Erika. Karisa berhak marah sama aku.”

Sekarang Karisa memandang Erika tidak percaya. “ Selama ini lo udah tahu Mark di Indonesia. Kenapa lo nggak ngasih tahu gue? Kenapa? Apa karena lo masih cinta sama Mark?” balas Karisa pada Erika. Erika terbelalak kaget mendapat reaksi berlebihan dari Karisa. Seketika Erika jadi terbawa suasana dan emosinya meluap. “ Karisa! Jaga omongan lo!”

“ Stop it! Kalian berdua ini sahabat. Seharusnya kalian tidak bertengkar,” Mark berusaha melerai dengan berdiri di antara Karisa dan Erika.