Hola my lovely readers.. maaf banget baru bisa upload lanjutannya karena seminggu ini author lagi sakit. Huhuhu…
Author berterima kasih sebesar-besarnya buat readers yang udah senantiasa setia menunggu lanjutan Bollion Dollar Maid. Jangan kapok-kapok ya nungguin lanjutannya.
Doakan semoga author bisa menyelesaikan Billion Dollar Maid secepatnya ya. Udah tiga perempat jalan nih. hohoho
Enjoy it guys
Mark mengusap punggung tangan Karisa dengan lembut. Memandangi wajah Karisa lekat-lekat sambil berdoa agar mata indah itu mau terbuka lagi untuknya. Memberikan senyum malaikat yang dapat menenangkan kegelisahan Mark karena takut akan kehilangannya. “ I miss you so much,” ucap Mark sambil mencium punggung tangan Karisa. “Please open your eyes.” Namun, belum ada reaksi apa pun dari Karisa.
Sudah dua hari Karisa dirawat di Rumah sakit semenjak insiden penculikan itu. Tubuh Karisa sangat lemah karena kelelahan, trauma, dan kehilangan cukup banyak darah. Jika terlambat sedikit saja, mungkin karisa tidak akan tertolong. Mark sangat bersyukur karena Karisa masih bisa diselamatkan.
Mark menggenggam tangan Karisa sambil terdiam, berpikir bagaimana bisa musuh menemukannya secepat ini. Berbagai kemungkinan dan dugaan adanya mata-mata orang dalam membuatnya tidak sadar seseorang sudah berdiri di belakangnya.
“ Dia akan baik-baik saja,” ucap orang tersebut yang otomatis langsung membuat Mark terkejut dan mencari-cari dari mana sumber suara tersebut. Setelah mengetahui siapa yang berbicara, Mark langsung berdiri dan melepas genggaman tangannya pada Karisa perlahan.
“ I hope so, sir,” jawab Mark dengan nada canggung karena ketahuan memegangi tangan Karisa seakan-akan tidak mau melepaskannya. “ I’m sorry, I didn’t notice your presence (maaf, saya tidak tahu anda disini),” ucap Mark salah tingkah.
“ It’s okey son (tak apa, nak). Justru aku sangat berterima kasih padamu karena sudah menjaga Karisa,” ucap Mr. Harold sambil menatap Mark tulus. “ Aku tidak akan memaafkan diriku jika Karisa berhasil diculik oleh Markov. Bahkan, meninggalkannya sendirian di Indonesia adalah suatu kesalahan besar,” lanjut Mr. Harold dengan rasa penuh penyesalan.
Keduanya terdiam dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Ada banyak pertanyaan yang mengabuti pikiran Mark. Demi keselamatan orang yang dicintainya, Mark harus mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu pikirannya saat ini. “ Jika Ivan tidak tahu bahwa kau memiliki anak dari pernikahanmu dengan Rianti, lalu bagaimana dia bisa tahu tentang keberadaan Karisa?” tanya Mark memecah keheningan.
Ekspresi wajah Mr. Harold berubah tegang. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku jasnya dan pandangannya beralih ke jendela ruangan, tidak siap untuk menjawab pertanyaan dari Mark. Tidak mendapat jawaban dari mr. Harold, Mark kembali melontarkan pertanyaan berikutnya.
“ Bertahun-tahun kita lari dari kejaran Ivan dan berusaha untuk memenjarakannya kembali. Sekuat tenaga kita samarkan identitas Karisa agar Ivan tidak menyentuhnya. Kenapa tiba-tiba dia berhenti mengincar Alice dan tiba-tiba mencari Karisa? Walaupun kita bisa membimbingnya ke orang yang salah, tapi cepat atau lambat dia akan menemukan Karisa yang asli,” ucap Mark sambil menahan amarahnya mengingat wajah Karisa yang sangat ketakutan ketika dikepung oleh para preman itu.
Sesaat Mr. Harold hanya terdiam. Awalnya dia ragu, tapi Mark berhak mengetahui yang sebenarnya. “ Seorang mata-mata Ivan berhasil menyusup dan membocorkan beberapa informasi penting. Itu lah mengapa kita sulit sekali kabur dari kejaran Ivan. Sulit sekali mencari tahu siapakah mata-mata tersebut. Namun, pada akhirnya beberapa agenku berhasil memergoki mata-mata itu menghubungi Ivan. Mata-mata itu adalah Natasha.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Billion Dollar Maid
Roman d'amourKarisa sangat terkejut karena adik dari ibunya tanpa minta izin langsung menempati rumah milik Ibunya yang akan diwariskan kepada Karisa. Karisa menyamar sebagai pembantu untuk memata-matai adik ibunya beserta anaknya tersebut. Tapi konflik cinta da...