Dinner part 3

17.3K 412 12
                                    

Author POV

“ Jadi, Jono temenmu itu ternyata anaknya Mbok Inah dan Pak Gimin?” tanya Pete tidak percaya. Pandangannya masih fokus pada jalan tapi dari ekspresinya terlihat dia benar-benar shock mendengar cerita Risa. “ How come?

“ Setahu saya, Mbok Inah selalu membanggakan Jono. Katanya walaupun miskin, tapi Jono selalu rajin belajar dan tidak minder. Setelah lulus SMA, Jono mendapat beasiswa di Universitas ternama. Entah kenapa beasiswanya dicabut. Karena takut menghadap kedua orang tuanya, Jono memilih kerja sambil kuliah. Awalnya saya tidak tahu Jono tukang sate langganan saya adalah Jono anaknya Mbok Inah. Makanya saya minta dia datang ke rumah,” jelas Risa dengan ekspresi menyesal.

“ Kamu.. deket banget ya sama si Jono itu? Udah berapa lama kamu kenal dia?” Pete tidak terlalu tertarik dengan cerita kedurhakaan Jono dengan orang tuanya. Dia hanya ingin tahu perasaan Risa kepada Jono.

“ Belum lama sih, Den. Baru sekitar sebulanan ini. Karena umur kita nggak beda jauh, jadi nyambung aja kalo ngobrol,” jawab Risa polos.

“ Terus, setelah tahu dia anaknya Mbok Inah, kamu masih mau temenan sama dia?”

“ Kenapa nggak? Malahan hubungan kita bakal lebih dekat karena saya sudah mengenal orang tuanya,” ucap Risa dengan riang.

Mendengar ucapan Risa, Pete spontan mengerem mobilnya mendadak. Kalau bukan karena seatbelt, mereka pasti sudah terjungkal ke depan karena Pete mengendarai mobilnya cukup kencang.  Dia sangat terkejut mendengar tanda-tanda tidak mengenakan dari cewek yang sedang digodanya. Sebagai playboy sejati, sangat anti mendengar cewek incarannya sudah ada yang punya. Pete hanya terdiam sambil menatap mata Risa dalam-dalam. Risa tidak mengerti apa yang dipikirkan Pete.

“ Kenapa tiba-tiba berhenti? Kita belum sampai kan?” tanya Risa kesal karena kepalanya terantuk dashboard mobil ketika insiden rem mendadak barusan.

Seriously? Do you have a crush with him?” tanya Pete penasaran. Walaupun mengerti maksudanya, Risa yang juga Karisa harus berpura-pura tidak mengerti dan memasanga tampang bloon. Pete yang baru saja sadar sedang berbicara dengan pembantu yang tidak mengerti bahasa inggris langsung meralat ucapannya, “ Maksudku.. apa kamu punya perasaan khusus sama Jono? Kamu pacaran sama Jono?” tanya Pete dengan nada khawatir. Dalam hati dia berharap Risa akan menjawab tidak.

Risa tidak bisa berkata apa-apa selain tertawa mendengar pertanyaan Pete sekaligus melihat ekspresinya yang begitu serius. “ Den Peter ada-ada aja. Mana mungkin saya pacaran sama Jono. Saya kan ma..,” Risa langsung menutup mulutnya. Hampir saja dia keceplosan mengatakan bahwa dia majikan orang tuanya Jono.

Pete mengangkat alisnya sebelah, memberikan ekspresi penasaran dengan apa yang akan dikatakan Risa selanjutnya. “ Masih jomblo maksudnya,” lanjut Risa sambil menundukkan wajahnya untuk menghindari tatapan Pete.

Melihat Risa yang salah tingkah, entah kenapa Pete menjadi senang dan senyum-senyum sendiri. Mereka kembali melanjutkan perjalanan. Selama sisa perjalanan, mereka hanya terdiam dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Pete dengan senyum merekah dan Risa yang berusaha menata otaknya agar tidak keceplosan.

Tak berapa lama, mereka sampai di restoran milik Rizal, temannya Raka. Dari luar, restoran itu terlihat sederhana namun didesaign semirip mungkin dengan restoran pinggir jalan ala Perancis. Sebuah Papan kayu berwarna hijau dengan ukiran bertuliskan “European Taste” menambah kesan klasik pada restoran tersebut. Acara grand launching malam itu cukup ramai sehingga Pete harus memarkirkan mobilnya cukup jauh dari restoran.

“ Den Peter sebenarnya mau ngajak saya makan dimana?” tanya Risa curiga.

“ Di restoran itu,” tunjuk Pete ke arah restoran yang penuh dengan papan bungan bertuliskan grand launching, tepat di depan pintu masuk restoran European Taste. “ Yang punya restoran itu temannya Raka. Berhubung Raka lagi di Bali, kita yang jadi perwakilannya,” ucap Pete sambil merapikan kemejanya.

Billion Dollar MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang