New strategy

16K 356 42
                                    

NB : karena keterbatasan waktu dan kesempatan, author belum sempet ngedit chapter ini. Berhubung  banyak yang minta lanjutannya, akhirnya author putuskan untuk di upload. moga2 tidak mengecewakan

“ Iya sayang. Aku udah sampai di rumah. Kapan kamu mau nyusul aku ke Jakarta?” tanya Tante Siwi dengan manja di telepon.

Honey, in English, please. I don’t understand what are you talking about (sayang, pakai bahasa inggris dong. Aku nggak ngerti kamu ngomong apa),” keluh suara seorang pria di telepon. Tante Siwi memanyunkan bibirnya kesal karena tidak mendapatkan balasan romantis seperi yang diharapkannya.

You must improve your Bahasa, darling. Just call me when you arrive at Jakarta. I’ll pick you up. (kamu harus melatih bahasa indonesiamu, darling. Hubungi aku kalau kamu sudah sampai Jakarta. Aku akan menjemputmu),” balas Tante Siwi masih dengan nada manja sambil menyembunyikan kekesalannya. Dia harus bersabar dengan pacar barunya yang belum fasih berbahasa Indonesia walaupun sudah tinggal di Indonesia cukup lama.

That’s why I need you to teach me more, my love (itulah mengapa aku membutuhkanmu untuk mengajarkanku, cintaku),” jawab pria tersebut yang otomatis membuat Tante Siwi senang bukan kepalang.

I’ll do anything for you,” balas Tante Siwi sambil mengecup HPnya seakan-akan sedang mengecup pacarnya. “ I miss you darling.”

Miss you too. I’ll send you someone to accompany you shopping tomorrow. You can buy anything you want. (aku kirim seseorang untuk menemanimu belanja besok. Kamu bisa beli apa aja yang kamu mau),” hahah.. JACKPOT! Ini lah yang dari tadi ditunggu Tante Siwi. Sumbangan dana untuk hobby shoppingnya. Jika kantong pria yang sedang diajaknya bicara tidak tebal, tidak mungkin dia akan memacarinya. “ Thank you, Markov. Love you,” seru Tante Siwi sambil loncat kegirangan.

Love you too. See you soon, honey. Bye,” ucap pria itu mengakhiri pembicaraan.

“ Bye..,” balas Tante Siwi sambil tersenyum sumringah. Rasa letih karena duduk lebih dari 24 jam di dalam bis langsung hilang seketika. Pikirannya sudah penuh dengan daftar barang yang akan dibelinya besok.

 Tante Siwi merasa sangat beruntung karena bertemu dengan bule tampan kaya raya yang tergila-gila padanya beberapa bulan sebelumnya. Bahkan setelah dia menceritakan bahwa dia janda yang memiliki satu anak laki-laki, pria bule itu semakin tergila-gila pada Tante Siwi karena dia ingin memiliki anak laki-laki. Sejak pertemuan pertamanya di sebuah Café di jakarta, mereka jarang bertemu namun mereka masih sering berbincang-bincang lewat telepon karena kesibukan si pria bule. Liburannya ke Bali kali ini karena pria itu ingin bertemu dengan Tante Siwi secara langsung setelah sekian lama mereka tidak bertemu.

Setelah menyuruh supir bis menurunkan semua barang bawaannya yang  luar biasa banyak dari Bali di ruang tamu, Tante Siwi mencari anak semata wayangnya yang sejak tadi tidak dilihatnya. “ Ka? Raka? Kamu dimana sih? Bantuin Mama angkatin barang-barang Mama dong,” serunya sambil mencari Raka.

Tak berapa lama Tante Siwi menemukan Raka dan seorang gadis yang tidak dikenalnya saling berdiam diri di depan kulkas. “ Raka, siapa dia? Kok ada di dalam rumah kita?” tanya Tante Siwi ketus.

Raka membelalakkan matanya terkejut mendengar nada suara Mamanya yang angkuh. Raka memandang Tante Siwi sambil memberikan kode, tapi Tante Siwi hanya mengerutkan alisnya bingung dengan ekspresi Raka yang sangat aneh. Dengan sangat terpaksa, akhirnya Raka memberanikan diri untuk mengenalkan gadis di hadapannya. “ Ma, kenalin ini Karisa. Pemilik rumah ini,” ucap Raka dengan nada canggung. Spontan Tante Siwi membelalakkan matanya terkejut sambil memandang Raka tidak percaya. Raka hanya mengangguk lemah sambil tersenyum simpul pada Karisa.

Billion Dollar MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang