9 tahun yang lalu
Sebuah rumah sederhana dengan cat dinding yang sudah memucat berdiri canggung di tengah hiruk pikuknya Jakarta. Terjepit diantara rumah-rumah besar yang beralih fungsi sebagai kantor kecil atau industri homemade. Kawasan asri yang dulunya adalah perkampungan rumpun betawi, kini sudah menjadi salah satu siklus kegiatan perekonomian dan bisnis Jakarta. Namun, rumah sederhana itu tetap berdiri apa adanya sebagai tempat tinggal para yatim piatu tak berdosa.
Seorang pemuda bertubuh kecil berjalan dengan mantapnya ke dalam panti asuhan tersebut. Senyum merekah terkembang dari bibir tipisnya. Tanpa basa-basi pemuda itu langsung masuk lewat pintu belakang dan bergegas ke ruangan kecil dengan papan bertuliskan kantor administrasi yang tertempel di pintu. Ketika pemuda itu masuk ke dalam ruangan tersebut, seorang pria paruh baya sedang sibuk meneliti berkas-berkas di hadapannya. “ Paman, paman!” seru pemuda itu girang.
“ Anto, kamu sudah pulang,” pria itu langsung mengalihkan perhatiannya ketika mendengar suara bass pemuda itu.
Pemuda yang bernama Anto itu mengacung-acungkan selembar kertas bergaris yang penuh tulisan ke depan si pria paruh baya, “ Lihat, aku tetap dapat nilai bagus walaupun aku sering tidur di kelas,” dengan bangga Anto menunjuk angka sembilan di pojok kanan atas kertas itu. “ Dan percaya atau nggak, cuma aku yang dapat nilai sembilan di kelas.”
Pria paruh baya itu mengacak-acak rambut Anto dengan gemas. “ Benar kan apa yang kubilang. IQ 140 itu artinya kamu anak yang jenius,” celetuk pria itu. Anto hanya tersenyum simpul jika pria itu membahas tentang IQ-nya. “ Itu kan cuma angka. Jangan terlalu dipercaya.”
Pria itu hanya tersenyum mendengar komentar anak asuhan kesayangannya. Ya, Anto adalah salah satu anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan Anak Pelangi. Anto anak yang cerdas dan berbakat. Salah satu prestasinya adalah menjuarai pertandingan karate se-Jabodetabek saat usianya 13 tahun. Berbagai pertandingan diikutinya dan semua pelatih berdecak kagum dengan kepiawaian dan kegigihannya. Akhir-akhir ini dia disibukkan latihan intensif dan sebentar lagi akan masuk TC (training center) untuk persiapan PON beberapa bulan ke depan. Anto sudah mengangkat nama panti asuhan Anak Pelangi berkat prestasinya.
Namun, sampai sekarang tidak ada yang mau mengadopsi Anto. Pertama, karena dia sudah terlalu tua untuk diadopsi pasangan kaya yang tidak punya anak. Kedua, karena dia tidak bisa jadi anak manis yang bisa disuruh diam di rumah dan menghibur pasangan milyuner yang kesepian. Dan yang paling penting, keegoisan, pemilih dan sifat Anto yang keras kepala yang sulit ditolerir para calon pengadopsi.
Warsini, pria separuh baya yang sudah mengabdikan hidupnya sebagai pengurus panti asuhan Anak Pelangi, menganggap keberadaan Anto adalah berkah untuk panti asuhan Anak Pelangi. Mungkin memang belum saatnya Anto diadopsi dan Tuhan masih mengijinkan Anto untuk membantunya di panti.
Namun, anggapan itu langsung sirna ketika Mr. Harold masuk ke dalam kantor setelah Anto pergi bersiap-siap untuk latihan intensifnya nanti sore. “ Apakah anak yang barusan si karateka cilik, Hardianto?” tanyanya sambil menunjuk Anto yang sudah keluar dari kantor.
“ Anda benar, Tuan. Kami biasa memanggilnya Anto. Silahkan duduk. Ada yang bisa kami bantu?” tanya Warsini sopan.
“ Aku ingin mengadopsinya,” ucap Mr. Harold sambil tersenyum penuh arti. Mr. Harold melambaikan tangannya untuk memanggil anak buahnya. Seorang pria berjaket hitam bergegas menghampiri Mr. Harold dan menyerahkan sebuah koper kulit berwarna hitam padanya. " Aku ingin berkas-berkasnya cepat dibereskan. Sebagi gantinya kusumbangkan sejumlah uang untuk panti asuhan ini," ucapnya sambil menyodorkan koper dengan uang sejumlah seratus juta rupiah pada Warsini. Senyum simpul terkembang dari wajah Warsini. Dia sangat menyayangi Anto, tapi dia membutuhkan uang ini untuk menghidupi anak-anak panti asuhan lainnya. Perang batin mendera hati Warsini. " Baiklah," ucapnya serak setelah keputusan berat yang diambilnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/824701-288-k535502.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Billion Dollar Maid
RomanceKarisa sangat terkejut karena adik dari ibunya tanpa minta izin langsung menempati rumah milik Ibunya yang akan diwariskan kepada Karisa. Karisa menyamar sebagai pembantu untuk memata-matai adik ibunya beserta anaknya tersebut. Tapi konflik cinta da...