Karisa and the boys part 2

14.7K 387 27
                                    

Karisa and the boys part 2

Karisa mengambil bahan-bahan yang ada di kulkas dan memasak seadanya. Dia tidak tahu harus memasak apa. Yang pasti dia harus melakukan suatu aktivitas agar Tante Siwi tidak curiga denganya. Dan satu-satunya kegiatan yang terlintas di pikirannya adalah memasak. Sambil membahas masalah asset perusahaan dan harta yang akan diterimanya dengan Ayahnya, Karisa memutuskan untuk memasak pancake dan apple pie kesukaan Mark. Selain mudah, Karisa ingin memberikan kejutan untuk Mark.

Ketika memikirkan Mark, entah kenapa tiba-tiba jantung Karisa berdetak lebih cepat. Senyum Mark yang menawan, suaranya yang dalam dan dominan, aroma tubuhnya yang khas dan pelukannya yang menenangkan. Karisa tersenyum sendiri seperti gadis yang sedang kasmaran.

Namun, ini tidak benar. Karisa menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan bayangan Mark di dalam pikirannya. Karisa tidak seharusnya memikirkan Mark. Mark milik Erika. Karisa sudah berjanji pada sahabatnya, bahwa dia tidak akan menyukai Mark.

Karisa terlalu sibuk memasak dan berdiskusi dengan Ayahnya samapai Ia lupa waktu dengan sekitarnya. Tanpa disadarinya, seseorang memperhatikan aktivitasnya di dapur.

C’est lui qui s’en occupe le mieux. (Dia yang paling baik dalam mengerjakan tugas ini),” komentar Karisa pada pertanyaan Ayahnya tentang pengacara yang dipercayanya. Pembicaraan mereka pun berlanjut ke arah bisnis. Walaupun Karisa tidak bisa keluar rumah karena keadaan masih belum memungkinkan, Karisa harus segera tanggap untuk menangani beberapa perusahaan Ayahnya yang cepat atau lambat akan ditanganinya. “ Ce sont elles qui n’aiment pas Jakarta (Mereka tidak suka Jakarta),” Karisa meragukan apakah beberapa investor mau datang ke Indonesia untuk menemuinya.

“ Risa,” panggil seseorang yang suaranya sangat familiar sekaligus sangat dibencinya tak jauh dari arah dapur tiba-tiba. Karisa spontan berhenti mengaduk adonan pancake lalu membalik badannya mencari sosok yang memanggil namanya. Wajah Karisa langsung berubah pucat melihat Raka berdiri tak jauh darinya dan memperhatikannya dengan tatapan tajam.

Sejak kapan Raka sudah berdiri di belakangnya? Apakah dia menguping pembicaraannya dengan ayahnya? Bagaimana jika.. rahasianya terbongkar karena Raka memergokinya sedang berbicara menggunakan bahasa Perancis?

Karisa buru-buru menutupi telinganya dengan rambut palsu yang dikenakannya agar Raka tidak melihat mini headset di telinga kanannya. “ Eh, Den Raka. A.. ada apa, Den?” tanya Karisa gugup.

“ Barusan lo bikin apa? Ngaduk-ngaduk sambil komat-kamit ga jelas,” tanya Raka curiga.

“ Oh.. ini..” Karisa tidak tahu harus mengatakan apa. Dia benar-benar panik dan kehabisan akal. Sekilas Karisa melirik ke arah kamera CCTV dapur dan berharap siapa pun yang sedang mengawasi CCTV bisa membantunya.

Keadaan tak berbeda paniknya di control room. Mark dan Anca tidak menyangka kehadiran Raka yang tiba-tiba di dapur. Mereka terlalu sibuk mengawasi Karisa dari dapur dan tidak menyadari kedatangan Raka dari arah ruang tamu. “ Dammit! Ngapain serangga itu di dapur?” gerutu Mark kesal. “ Aku harus menyelamatkan Karisa,” Mark bangkit dari duduknya dan bergegas ke luar paviliun untuk menyelamatkan Karisa, namun segera dicegah oleh Anca.

“ Tunggu, Mark! Jangan bertindak gegabah. Apa yang akan kamu lakukan disana? Bertindak bodoh dengan menarik Karisa dari hadapan Raka? Itu hanya akan membuat Raka semakin curiga,” Anca berusaha menenangkan Mark agar dia tidak mengambil keputusan yang gegabah.

Sesaat Mark terdiam. Anca ada benarnya juga. Bahkan Mark tidak tahu apa yang akan dilakukannya setelah sampai di dapur nanti. Tidak ada yang bisa dilakukannya saat ini untuk membantu Karisa. “ Kau benar. Kita harus menyusun rencana untuk menyelamatkan Karisa. Aku akan menghubungi Mr. Harold,” ucap Mark dengan nada lebih tenang. Mark mengambil microphone kecil dan mulai menghubungi Mr. Harold dengan sambungan lain.“ Mr. Harold..”

Billion Dollar MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang